Chapter 5. Menginap di tempat Rafa

39 22 1
                                    

🌷Happy reading🌷

☕☕☕

Sepulangnya dari cafe quenzella, Azam kini tengah berjalan menuju sebuah tempat-tempat yang mungkin terdapat kost-kost kosong di sana. Namun nyatanya, mencari kost sebelas duabelas dengan mencari pekerjaan saat ini, agak melelahkan.

Sejak tengah hari, hingga malam menjelang Azam sama sekali tak kunjung mendapatkannya. Karena setiap ia menanyakan kost di berbagai tempat selalu saja penuh. Kalau tidak penuh, ya, pasti harganya sangat menguras kantong. Azam ingin berkeliling mencari kembali, namun sayangnya Azam sama sekali belum mengetahui selak-beluk Ibu Kota ini.

"Saya harus ke mana lagi," keluh Azam sambil mendongak, melihat ke arah langit yang kini sudah tampak gelap.

"Tidur di mana saya malam ini? Hidup di rantau ternyata sulit." Azam tampak bingung sembari terus berjalan di tepian trotoar. Ia menoleh ke arah samping—melihat banyaknya kendaraan yang melintas di jalan raya.

"Mau ke penginapan atau hotel pasti memakan biaya banyak lagi, sedangkan saya sekarang harus berhemat!"

Namun, saat terus berjalan ia tiba-tiba saja teringat akan satu orang yang mungkin bisa membantunya.

"Rafa! Ya, dia pasti bisa menolong," ujarnya.

Azam segera mengeluarkan hp-nya dari saku celana, mencari nomor Rafa, untuk segera ia hubungi.

Dan tak berselang lama, telponnya pun langsung di angkat oleh Rafa.

"Rafa!" panggil Azam di telpon.

"Iya, ada apa, Bro?"

"Boleh tolongin saya?"

"Tolong apa tu?"

"Bisa tunjukin saya tempat kost kosong, gak? Saya udah capek dari tadi, tapi nggak ketemu-temu yang pas."

"Hum, ini kost sebelahku kosong."

"Ha? yang bener?" Azam tampak semangat, lalu di detik selanjutnya ia tersadar. "Eh, bukannya kamu tinggal di rumah khusus pegawai milik Azel?" tanyanya.

"Haha, iya. Udahlah, Zam, ke sini aja! Sulit loh nyari, apalagi udah malam gini," ujar Rafa sembari melihat ke arah jam dindingnya yang menujukkan pukul sepuluh malam.

Azam terdiam sembari melihat ke arah sekelilingnya yang hanya tampak diterangi oleh lampu jalan dan lampu-lampu toko. "Hm ... ya, udah!" ucapnya pelan yang akhirnya setuju, karena dirinya tidak tau lagi akan kemana sekarang. Lagi pula, hari sudah sangat larut, apa salahnya numpang menginap untuk semalam.

"Kamu mau? Beneran?"

"Saya mau numpang di tempat kamu aja malam ini, boleh?"

"Ya, udah, kamu ke sini aja. Saya kirim alamatnya ke wa, ya!"

"Oke, makasih, Fa."

"Sama-sama."

Azam mematikan telpon mereka, ia memeriksa wa untuk melihat alamat yang di berikan oleh Rafa, lalu dengan segera ia segera mencari ojek untuk menuju ke alamat tersebut.

CAFE IN LOVE [SELESAI/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang