Akses cepat baca di aplikasi KaryaKarsa. Cerita sudah tamat di sana ✅
.
.Usai melerai, Donni dibawa ke kediaman Juragan Bono untuk diadili karena telah melakukan tindakan yang sangat tidak ditolerir bagi seorang Marvel Sebastian. Pria blasteran itu sangat menentang bentuk kekerasan apa pun demi kesejahteraan bersama.
Tatapan mata Donni tampak sengit ke arah Raline yang turut membalas dengan ekspresi penuh kemenangan. Jujur saja, wanita itu sebenarnya menyayangkan jika pria sinting itu malah dipecat secara tidak hormat oleh pemilik lahan yang baru.
Kedua orang tua Donni juga dihadirkan saat sidang kekeluargaan yang berujung keadilan untuk Raline. Namun, walau ia tidak tega dan sempat berempati melihat ibunya Donni memohon agar anaknya tetap menjadi pegawai perkebunan, pemuda menyebalkan itu hanya berdiam dan tetap bersikeras tidak merasa bersalah.
"Saya harap sampeyan bisa lapang dada menerima keputusan. Mungkin semasa saya jadi pemilik masih bisa mentolerir sikap putra sampeyan yang cenderung seenaknya, tapi sekarang semua keputusan ada di tangan Tuan Marvel. Semoga bisa diterima dengan baik," terang Juragan Bono pada kedua orang tua Donni yang menunduk sejak tadi akibat rasa malu pada kelakuan putra bungsunya.
Kini Juragan Bono beralih menatap wajah pemuda yang tetap bersikap songong, padahal semua orang didekatnya usianya lebih tua, kecuali Raline yang dua tahun di bawahnya. "Kamu juga Donni sudah bukan anak kecil lagi. Bersikaplah dewasa sekaligus bijaklah supaya gadis-gadis desa di sini mau jika kamu pinang."
Namun, Donni malah melempar pandangan ke arah lain, hingga membuat Juragan Bono menghela napas rendah. Mungkin status sebagai keponakan dari istri ketiganya membuat Donni bersikap angkuh seperti demikian.
"Saya rasa semua sudah beres. Saya harap kalian menerima keputusan saya," tandas Marvel memindai satu-persatu orang di sekitar. "Sekarang, kalian semua bisa pergi."
Tentu saja Donni lebih dulu melenggang tanpa pamit hingga kedua orang tuanya lagi-lagi menunduk sedih. "Sekali lagi maafkan saya dan anak saya Juragan dan ..." Ayah Donni menatap takut-takut pada pria asing di sebelah Juragan Bono. "Tu-tuan Marvel."
"Ya, pergilah! Cepat susul putramu. Jangan sampai dia berbuat onar lagi," tukas Marvel tegas.
Merasa suasana hening, Raline juga melakukan hal yang sama. Ia merasa dirinya sudah tidak memiliki peran di antara para pria penting di depannya. Akhirnya Raline berpamitan pada semua orang yang masih hadir.
"Terima kasih Juragan dan ..." Raline menoleh ke arah pria tinggi tegap berdarah Eropa. "... Tuan. Saya juga undur diri."
"Iya, kamu hati-hati, Nak Raline," jawab Juragan Bono tersenyum tipis.
Tak lama dari waktu kepergian gadis berambut keriting itu, notaris sang juragan juga berpamitan undur diri. Rasanya waktunya banyak terbuang oleh drama picisan yang baru saja terjadi. Disusul dengan Marvel dan Harry yang turut pamit hendak kembali ke penginapan yang berada tak jauh dari perkebunan.
"Gila ya pemuda kampung tadi, cuma mandor di perkebunan, tapi lagaknya mengalahkan Juragan Bono," cibir Harry membahas karakter Donni yang sangat menyebalkan di matanya. Namun, menyadari Marvel mengabaikan ocehannya dan malah pria itu seakan sibuk sendiri dengan kepala menoleh kanan dan kiri begitu berada di luar pelataran--seperti sedang mencari seseorang.
"Jalan ke mana dia?" gumam Marvel pada dirinya sendiri, tetapi masih terdengar oleh Harry.
"Kamu cari siapa?" timpal Harry mengerutkan kening.
"Curly Girl. Kira-kira dia jalan ke arah mana?" tukas Marvel tetap celingak-celinguk seraya berjinjit.
"Maksudmu perempuan tadi?" Harry tampak keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Status
RomanceKetika menjadi tertuduh pelaku amoral, Marvel Sebastian dihadapkan dua pilihan berat. Mendengarkan bisikan hatinya agar berempati atau memilih mengabaikan dengan menumbalkan masa depan seorang gadis belia. *Cover by Pinterest 📝start : 17 Maret 2023...