6. Strange Man

446 15 0
                                    

Ena beranjak dari tempat duduknya dan pergi berjalan menuju ke depan rumahnya, duduk di kursi teras miliknya bersamping dengan tanaman bunga yang berjejer rapi di rak. Menikmati suasana malam dan merasakan hembusan angin malam yang mengenai wajahnya. Ena teringat dengan panggilan yang tak di kenal tadi siang "sebenarnya siapa sih dia? Kurang kerjaan apa gimana atau pangilan tadi cuma pangilan iseng aja kan belakangan ini sering terjadi panggilan kayak gitu" gumam ena pelan. Ena yang asik dengan menikmati suasana tak terasa kini sudah pukul sepuluh malam.

"ena udah malam tidur sana besok kamu akan terlambat" ucap neisya dari dalam rumah.

Ena yang mendengar perkataan mama nya langsung bangkit dan beranjak menuju kamarnya. Bukan ena kalau tidak tidur awal,ena bahkan tidak pernah tidur bergadang sampai malam malam kecuali jika ada tugas banyak. Sesampai di kamarnya, ena tidak langsung tidur tapi malah masker an dan mengunakan masker mata panda dibawah matanya. Memakai scarlet, scrub, serum setelah membasuk wajahnya.

Selesainya, ena langsung berbaring di kasurnya memeluk gulingnya, menarik selimut dan memejamkan matanya untuk tidur.

"semoga besok lebih indah dari hari ini" batin ena dan langsung terlelap menuju alam mimpi yang sangat indah.

✧✧✧✧
Terbangun dari tidurnya ena meraih ponselnya dan melihat masih pukul setengah lima pagi. Beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya.


Sekarang ena sudah siap dengan kemeja polos berwarna putih, dasi berwarna yang mengantung di leher, almamater/jas yang melekat di tubuhnya tak lupa rambut yang di biarkan terurai yang dibuat gelombang.

Ena berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ena berjalan ke meja makan untuk mengisi perutnya. Ena mengambil satu lembar roti dan diolesi selai rasa coklat dan susu vanila dihadapannya.

"mah pah ena berangkat dulu, kayaknya di depan udah di tungguin devi" ucap ena selesai makan dan berpamitan ke anton dan neisya lalu berjalan menuju depan rumahnya. Dan tepat sekali devi baru saja sampai dengan mengendarai mobil berwarna merah miliknya.

"hai ena, ayo masuk" ucap devi yang menurunkan kaca mobilnya dan tanpa basa basi ena langsung masuk dan duduk di samping devi. Di sepanjang jalan devi dan ena hanya mengobrol hal yang tak penting. Sedari tadi mereka asik mengobrol mereka dibuat terkejut ketika mobil devi butuh beberapa detik lagi akan menabrak mobil sport mahal di depannya.

"aaaa... Dev awas!" teriak ena membuat devi memutar kemudi berlawanan arah sambil menekan bel mobil membuat mobil di depannya ikut terkejut.

Citt.. Brakh

Mobil milih devi menabrak pembatas jalan tapi tidak berat cuma terdapat goresan di depan mobil nya.

"dev.. Dev.. Hampir saja" ucap ena yang tubuhnya masih bergetar karena rasa takut nya belum hilang.

"ena, kita masih selamat hiks" kata deva sambil menangis sambil berpelukan satu sama lain.

Tok... Tok...

Suara ketukan kaca mobil membuat ena dan devi menoleh dan keluar dari mobil.

"apakah mbaknya baik baik saja?" ucap pria paruh baya sekitar umur 50 tahunan yang bernama pak rian.

"baik baik saja pak, terima kasih" kata devi yang masih mengeluarkan air mata.

"apakah anda bisa menyetir mobil ha?" teriak seseorang yang baru saja keluar dari mobil sport nya. Seketika pak rian, devi dan ena menatap ke pria itu "anda hampir saja menabrak saya!" lanjut pria itu begitu keras penuh penekanan. Ya! Pria itu adalah devan!!

"ma-maaf tuan" jawab ena sambil menatap ke bawah.

"maaf tuan saya tidak sengaja, ini atas kelalaian saya" ucap devi yang sudah tidak menangis lagi tapi masih kelihatan matanya yang bengkak sehabis menangis.

"apakah kata maaf bisa merubah seperti semula?" ucap dingin devan.

"sekali lagi maaf tuan" kata ena lagi sambil menatap pria di depannya.

Deg..

"pria ini... bukankah yang foto gue di lapangan basket bukan sih!" batin ena sambil meneliti wajah pria dihadapannya.

"baiklah, lain kali kalau tidak bisa mengendarai mobil sebaiknya tidak usah!" ucap devan pergi begitu saja meninggalkan mereka mengingat hari ini devan pindah rumah dan pastinya candra sudah di rumah barunya.

"pria aneh! Dingin lagi untung pacar gue gak kayak dia" batin devi "pak terima kasih atas perhatian bapak saya dan teman saya permisi, soalnya kita mau berangkat ke kampus kita" lanjut devi berkata ke pak rian.

"iya mbak, hati hati dijalan" jawab pak rian sedangkan devi dan ena menganggukkan kepala lalu masuk ke mobil devi.

"huff.. Hampir saja" ucap devi dengan hembusan nafas kasar dan menjalankan mobilnya lagi menuju kampusnya.

"pria tadi sungguh tampan, tapi sangat dingim dan cuek" ucap devi dan di setujui oleh ena. Sedangkan ena masih bergelut dengan pikiran nya sendiri tentang pria tadi apakah dia yang di lapangan basker atau bukan.

Butuh sekitar 15 menit akhirnya mereka sudah sampai di depan gerbang universitas perinceton.

"welcome to perinceton university, meskipun hari ini gak seindah hari kemarin saya berharap bisa tetap kuliah di sini dan tetap semangat kuliah mengejar impianku" batin ana sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"welcome to perinceton university, meskipun hari ini gak seindah hari kemarin saya berharap bisa tetap kuliah di sini dan tetap semangat kuliah mengejar impianku" batin ana sambil tersenyum.

Turun dari mobilnya setelah sampai di parkiran kampus dan berjalan menuju gedung pertama untuk tempat kumpulnya mahasiswa baru.

"eh ena jangan beri tahu tentang kejadian tadi ke siapa pun ya?" ucap devi.

"baiklah dan maaf kan aku kalau bukan aku yang mengajak mengobrol kamu pasti tidak akan terjadi"

"ah.. Ena kau apa an sih itu juga kesalahan aku juga. Jadi bagaimana kalau kita saling memaafkan?"

"baiklah okey... Deal" kata ena sambil tersenyum.

"dan oh ya ena sebelumnya kenapa kamu melihat pria tadi dengan teliti?"

"bukan apa apa dev, hanya aku merasa pernah ketemu sama pria tadi"

"paling juga salah orang kau ena"

"engak mobil nya sama kok"

"emang kau pernah ketemu dimana?"

"waktu kita main basket saat itu aku merasa ada yang mengambil foto aku yang sedang main jadi aku menoleh dan teryata ada pria tadi"

"benarkah? Kalau benar apa untung nya dia mengambil foto kamu?"

"entahlah, tapi aku merasa risih tau"

" ya ya biarin aja sesuka dia"

Gedung 1 PRINCETON UNIVERSITY

Devi dan ena langsung masuk kedalam ketika melihat tulisan tersebut yang ukurannya cukup besar terpasang di atas pintu masuk.

Devan And Quena [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang