15. Matchmaking

366 18 0
                                    

"Pah, maksudnya apa ini? Papa hutang sama mereka?" tanya quena setelah sampai di ruang tamu.


"Quena kamu udah pulang? Sejak kapan?" bukan menjawab pertanyaan quena, malah anton mengalihkan ucapan quena.

"Pah tolong jawab jujur! Papa hutang sama mereka? Buat apa pah?"

"Ena ini bu-"

"Pah, mah, tolong jawab! Papa mama hutang buat apa pah?"

"Maafin papa ena, papa hutang buat kamu kuliah" ucap anton sambil memeluk quena yang sudah berkaca kaca.

"Tap-tapi kan pah, kalau papa gak punya uang buat kuliahkan ena. Ena gak papa kok gak kuliah dari pada papa harus begini" sahut quena menghapus air matanya yang sudah menetes.

"Maafkan mama papa, nak"

"Apakah dia putri anda?" tanya zakra tiba tiba.

"Iya tuan, ini putri saya" jawab anton melepaskan pelukan pada quena.

"Masih muda, cantik, cocok dijadikan menantu saya" batin zakra.

"Saya tidak akan membawa kasus ini ke pihak berwajib, tapi ada satu syarat gimana?"

"A-apa tuan?"

"Syaratnya putri anda harus menikah dengan putra saya"

"APA? TIDAK AKAN SAYA MERELAKAN PUTRI SAYA, LEBIH BAIK SAYA AJA YANG DI PENJARA" teriak anton tak rela dengan syarat zakra.

"Kalau itu pilihan anda, baik"

"Gak, gak, gak bakal! Ena gak mau papa di penjara pah" ucap quena sambil memeluk tubuh anton, sedangkan neisya dari tadi ia hanya diam sesekali menghapus air matanya yang jatuh.

"Lebih baik papa di penjara dari pada kamu harus menikah di usia dini, ena" sahut anton sambil mengelus kepala quena.

"Tidak, papa gak akan dipenjara! Ena rela jika harus nikah sama anak tuan itu"

"Jangan nak, kamu gak tahu siapa dia. Apalagi umur kamu masih muda"

"Tapi ena gak mau mah, papa di penjara"

"Tenang saja, anak saya juga masih muda. Saya janji anak saya pasti akan menjaga putri anda, bagaimana?"

"Iya tuan, ena mau"

"ENA!"

"Pah relain ena ya, mah, pah. Ena gak mau lihat papa di penjara"

"Tap-"

"Ena percaya kok sama tuan itu, lagi pula ini pilihan terbaik untuk papa"

Anton, neisya, dan quena saling berpelukan erat, dengan  pilihan dari quena yang rela menikah dengan anak zakra yang jelas jelas tak tahu bagaimana sifat, wajah, dan perilakunya.

"Baiklah saya permisi dahulu, besok saya akan kemari lagi dengan membawa anak saya sekaligus membuat hari pernikahan anak kita" ucap zakra berpamitan sekaligus bersalaman dengan mereka yang diikuti oleh sabella, istri zakra.

Anton hanya mengangguk saja dan mengantarkan mereka ke depan, setelah mereka pergi dari perkarangan rumahnya, anton kembali lagi ke dalam dan melihat sang anak bersandar kepada istrinya.

"Ena, maafin papa ya, gara gara papa kamu harus menikah" ucap anton duduk di sebelah quena.

"Gak apa apa pah, tapi kali ini papa harus janji gak hutang hutang sama lain. Kalau papa gak kuat meng kuliahkan ena, ena gak papa kok harus keluar dari kampus" sahut quena sambil tersenyum ke arah anton.

Devan And Quena [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang