02

77 13 0
                                    

Di pasar malam, Asahi dan Yedam jajan banyak cemilan sekaligus ikut memainkan beberapa permainan yang ada. Tadi mereka juga berpapasan dengan Junkyu dan Mashiho yang baru saja jajan kentang spiral.

"Ayo tembak yang itu, Dam!"

Asahi menunjuk sebuah target yang harus bisa mereka tembak dan robohkan agar bisa mendapatkan hadiah. Satu orang memiliki tiga kali kesempatan menembak. Di tembakan pertama dan kedua Yedam terus meleset. Hal itu membuat Yedam jadi agak frustasi. Dia sangat ingin bisa menembak target yang diinginkan Asahi. Hadiahnya bisa dapat boneka besar soalnya.

Se~ma~ngat! Yedam pasti~ bisa~" Asahi menyerukan yel-yel kecil yang membuat Yedam tersenyum lebar. Di matanya, Asahi terlihat sangat lucu saat menyerukan yel itu. Dan entah bagaimana, di tembakan terakhir Yedam ternyata berhasil merobohkan target. Orang-orang di sekelilingnya ikut bersorak bersama Asahi melihat keberhasilanya. Pemilik stand pun bertepuk tangan lalu mempersilakan Yedam untuk memilih satu dari tiga boneka besar yang menjadi pilihan hadiah dari target barusan. Ada boneka teddy bear, kelinci, dan rubah.

"Mau yang mana, kak?" Yedam justru bertanya pada Asahi yang sempat terkejut sebentar.

"Kok tanya gue? Kan lo yang menang, Dam..."

"Tolong pilihin. Hehehe~"

Asahi mengetuk dagunya dan memasang ekspresi berpikir, semua boneka itu terlihat lucu di matanya. Asahi jadi bingung ingin memilih yang mana. Tapi akhirnya ia menunjuk boneka rubah besar berwarna cokelat putih. "Yang rubah aja. Gue liat kayaknya dia mirip sama lo, Dam."

Pemilik stand tembak itu mengambil boneka rubah tersebut dan memberikannya pada Yedam. "Mau divakum nggak, kak?" tanya pemilik stand.

"Nggak usah, bang. Kayak gini aja biar enak dipeluk-peluk."

Yedam mengucapkan terima kasih ke pemilik stand tembak setelah itu jalan lagi bersama Asahi menuju salah satu booth yang menjual takoyaki. "Permisi mbak. Tolong takoyaki originalnya dua porsi."

"Baik, kak. Mohon ditunggu, ya..."

Yedam dan Asahi lantas duduk di kursi plastik yang memang disediakan di depan booth. Asahi asyik memperhatikan atraksi tukang es krim turki yang berada di sebelah booth takoyaki. Sesekali dia tertawa melihat para pembeli yang dikerjai si tukang es krim. Yedam sendiri duduk memeluk bonekanya dan terus memandangi side profile wajah Asahi.

"Kak..."

"Asahi menengok ke arah Yedam. "Iya?"

"Yang namanya Jaehyuk tadi...kakak kenal?" tanya Yedam hati-hati sambil memperhatikan perubahan samar di raut wajah Asahi. Perlahan pemuda manis itu mengangguk.

"Kami satu sekolah di SMA dan..." Asahi menjeda kalimatnya sebentar untuk mengambil napas. "...dia mantan gue dulu."

Yedam menggaruk kepalanya kikuk. "Maaf, kak..."

Asahi menggeleng kemudian tersenyum. "Gapapa. Santai aja kali, Dam. Itu udah lima tahun yang lalu juga kok. Cuma ya emang gue ga berekspektasi bakal ketemu dia lagi sekarang."

"Maaf lagi kalau gue terkesan kepo, kak. Tapi apa kalian dulu putusnya gak baik? Gue perhatiin lo keliatan ga nyaman semenjak dia dateng soalnya..."

Asahi menatap Yedam diiringi tawa kecil. "Nggak kok. Dulu gue sama dia putusnya baik-baik, cuma ya agak kagok aja ketemu dia lagi sekarang." jawab Asahi lalu menepuk bahu Yedam pelan. "Ga masalah kalau lo pengen tanya ini-itu. Ga perlu minta maaf segala. Gue juga orangnya gampang kepo soalnya..."

Yedam tersenyum mendengar ucapan Asahi. Walaupun pemuda manis itu tampak kaku saat bertemu orang baru, dasarnya Yedam tahu dan yakin kalau Asahi itu memang orang baik.

JaeSahi - CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang