03

103 12 0
                                    

"Gimana, gimana?! Jadi Jaehyuk itu mantan lo?!"

Asahi menutup telinganya demi menghindari suara teriakan Yoshi yang duduk tepat di sampingnya. "Masih pagi udah berisik aja lo, kak! Mandi dulu sana ah!"

"Tar dulu! Gue kan kudu mastiin kuping gue ga salah setel pagi ini. Jadi Jaehyuk itu mantan yang sering lo ceritain ke gue? Cinta pertama lo?"

"Iyaaa!"

"Seriusan?"

"Nanya sekali lagi gue sumpel pare mulut lo ya, kak!"

Kakak perempuan Yoshi masuk ke kamar sang adik karena mendengar kehebohan dua pemuda itu. "Tumben banget ini dua bujang minggu pagi udah melek? Terutama Yoshi yang abis mabora semalem. Berisik pula." ujarnya dengan nada takjub. Setelah itu sang kakak melempar handuk ke kepala Yoshi. "Aku liat Asahi rambutnya masih setengah basah, jadi aku tebak dia pasti udah mandi. Kamu juga mandi sana, Yosh. Abis itu langsung ke dapur, ya? Itu mama lagi bikinin teh rempah buat hangover kamu."

"Iya, kak..." Yoshi menurut. Sejak bangun tadi sebenarnya ia sudah merasakan pusing dan berat di kepalanya. Tapi cerita kecil dari Asahi soal Jaehyuk langsung membuatnya terdistraksi dan lupa dengan hangovernya itu.

Yoshi berjalan menuju kamar mandinya. Tapi sebelum masuk, ia sempatkan menoleh sekali lagi ke arah Asahi yang masih tidak bergerak dari posisi duduknya. "Nanti ceritain lebih lengkap lho, Sa. Gue kepo, nih."

"Males."

"Dih."

.

.

.

.

.

"Jalan yuk, Sa?"

Yoshi keluar kamar mandi sudah dengan pakaian rapi. Hanya rambutnya yang masih basah karena keramas. Langsung saja dia memakai hairdryer yang tadi Asahi pakai untuk mengeringkan rambutnya.

"Males, kak. Lo aja sana kalau mau jalan."

"Ayolah~" Yoshi langsung masuk mode manja. "Nge-date berdua lah kita, Sa..."

"Sudi amat gue nge-date ama lo."

"Masa gue––"

Ucapan Yoshi terpotong oleh dering ponsel Asahi yang sangat nyaring. Mereka berdua serempak melihat nomor asing yang terpampang di layar ponsel. Asahi mengerutka dahi. "Siapa nih?"

"Coba angkat aja dulu."

Menuruti ucapan Yoshi, Asahi pun menjawab panggilan dari nomor asing itu dan mengaktifkan mode loudspeaker supaya Yoshi bisa ikut dengar. "Halo?"

"Kak Asahi? Ini gue Yedam."

Asahi membulatkan mulutnya. Dia memang belum meminta apalagi menyimpan nomor ponsel Yedam. Semalam hanya Yedam yang meminta nomornya setelah Asahi memesan cokelat.

"Gue mau ngasih tau kalau cokelat lo udah jadi, kak."

"Lah kok cepet?"

"Semalem begitu sampe rumah gue langsung kasih tau mamah soal pesenan cokelat lo sama Jeongwoo, kak. Terus tadi pagi-pagi buta mamah udah bangun buat bikinin pesenan kalian. Excited banget si mamah nerima pesenan."

Asahi tersenyum mendengar cerita Yedam soal ibunya itu. "Oke, deh. Minta alamat lo, Dam. Biar gue langsung ke sana buat ambil cokelatnya."

"Siap. Gue kirim shareloc aja ya, kak? Kabarin aja kalau udah otewe."

"Ho'oh. Ini gue mau siap-siap dulu."

Asahi menutup sambungan teleponnya dan langsung berdiri. Sementara Yoshi menatapnya dengan side eye menyebalkan. "Tadi katanya males buat jalan. Gliran ditelpon Yedam perkara cokelat langsung napsu lo."

JaeSahi - CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang