Prolog

131 23 0
                                    

"Jae, ayo kita putus."

Kata-kata itu terucap dengan penuh keyakinan. Tidak ada keraguan apapun, bahkan dari sorot mata pemuda manis yang saat ini duduk tegap di kursinya. Kekasihnya diam memperhatikan sorot mata teduh itu, bermaksud mencari sedikit saja rasa rahu yang terpancar. Namun hasilnya nihil.

Sembari membenarkan posisi duduknya, sang dominan tersenyum. "Kamu yakin mau putus?"

Pemuda manis itu ikut tersenyum dan mengangguk mantap. "Amat sangat yakin."

"Boleh aku tau alasannya apa?"

"Hubungan kita udah nggak sehat, Jae. Kita terlalu sering rebut, bahkan untuk hal sepele. Kamu selalu curiga sama aku tanpa alasan yang jelas. Kamu terlalu pencemburu dan mengekang kehidupan aku. Kamu suka marah kalau aku deket sama temen-temen aku sendiri, padahal aku nggak pernah marah dan cemburu kalau ada yang deketin kamu. Termasuk ke Olivia, cewek kelas sebelah yang jelas-jelas naksir kamu pun aku ga permasalahin karna aku percaya sama kamu. Tapi kamu nggak pernah percaya sama aku, Jae."

Semua keluh kesah yang terpendam akhirnya berhasil dikeluarkan. Pemuda manis itu menarik napas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan. Ia mencoba meredam emosinya yang sesaat sempat menguasai dirinya. Sang dominan terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk kecil.

"Oke. Ayo kita putus, Sa."

Sebuah senyum manis terkembang di wajah pemuda manis itu. Raut wajahnya yang dari tadi nampak datar kini berubah lebih cerah. "Makasih, Jae. Aku lega sekarang." ujarnya senang. Dia lalu membereskan tasnya dan berdiri. "Aku duluan, ya. Hari ini aku ada shift malem soalnya." pamitnya masih dengan senyum manis yang masih terukir

Sang dominan mengangguk. "Hati-hati di jalan..." ucapnya dengan suara yang pelan. Dia tatap punggung sosok manis yang kini sudah resmi menjadi mantan kekasihnya itu. Sorot matanya tampak dipenuhi rasa kecewa dan penyesalan yang kini sudah tidak berguna.

"Maafin aku, Sa. Keegoisan aku supaya kamu terus ada di samping aku justru sekarang buat kamu pergi. Kamu bahkan bisa sebahagia itu sewaktu aku mengiyakan ajakan kamu untuk putus. Aku bener-bener bodoh, ya?"

.

To be Continued . . .

(Book sebelumnya belom kelar, malah nambah utang book baru. Gapapa lah 🤭)

JaeSahi - CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang