fly butterfly : he deserved it

2.6K 115 8
                                    

narasi dari au 'fly butterfly' di twitter.
lowercases intended.

tw / / implied mature scene , cheating

***

"gue mau ngasih ini."

ravish mendongak, menatap ke arah arjuna yang duduk di seberang, mengulurkan sesuatu ke arahnya.

dahulu ravish pernah menganggap arjuna istimewa. hadirnya arjuna ke dalam hidup, diyakini ravish sebagai pelipur lara. keberadaannya sangat ravish damba. pun menjadikan pemuda itu kekasih hati adalah dambaan untuknya.

tahun berlalu dan pada akhirnya arjuna sendiri yang menimbulkan luka.

luka yang membuat ravish takut bertemu dengan orang baru. luka yang membuat ia kemudian jadi membatasi diri. khawatir menjadi terlalu bergantung dan akhirnya ditinggalkan pergi.

ravish benci merasa sendiri.

meski selalu ada wenda disana untuk menemani, perbedaan gender diantara mereka terasa membatasi. ravish tak pernah merasa benar-benar menjadi dirinya sendiri.

ada banyak topeng yang harus dipasang. ada persona yang ia kenakan saat berinteraksi dengan orang luar.

masa akhir SMA ravish terasa suram. sampai kemudian ia bertemu dengan jeremy.

seorang mahasiswa baru, sama sepertinya yang tak segan memarahi ravish habis-habisan di depan umum karena tak sengaja menabraknya.

di saat pertama jeremy membuka mulut untuk mengomelinya, ia tahu bahwa suara si pemuda akan terus terngiang di telinga. dan benar saja, hingga sebulan setelahnya, jeremy selalu memarahi ravish ketika mereka berjumpa. dimanapun tempat mereka bersua, jeremy seolah selalu punya tenaga untuk melampiaskan kekesalan pada ravish yang sudah memecahkan kamera kesayangannya.

butuh waktu lama bagi ravish untuk menyadari bahwa jeremy yang selama ini ia inginkan. juga butuh waktu yang tak sedikit untuk ravish meluluhkan hati jeremy. ada banyak hal yang harus mereka lalui sebelum akhirnya memutuskan berpacaran karena perasaan hati yang saling terbalaskan.

semuanya terasa begitu sempurna dan baik-baik saja. hingga saat arjuna datang kembali dan hati ravish mengenalinya sebagai sang pemilik hati.

seolah tuhan sudah menyusun skenario sebegitu rupa, arjuna datang saat ada renggang diantara hubungan ravish dan jeremy. arjuna datang menjadi teman yang selalu ada saat jeremy sedang sibuk dengan penelitiannya. dan hati ravish keliru menafsirkan semuanya.

tapi sekeras apapun ravish mencoba menempatkan arjuna kembali ke dalam hati, ternyata ada rongga yang tak bisa arjuna isi. sebuah rongga, tempat yang dimiliki oleh jeremy. dan hanya si manislah yang memegang kunci.

mata ravish memperhatikan ukiran nama yang tercetak dengan tinta emas, dihias sebegitu rupa dengan sangat menarik. menjadi fokus utama.

ada nama arjuna disana, bersanding dengan nama seseorang yang ravish tahu telah memberikan apa yang arjuna butuhkan. yang tak bisa arjuna dapatkan dari dirinya.

"i found someone, vis." lanjut arjuna dengan pelan, tapi ravish mendengar jelas nada bahagia di setiap penggalan kata.

ravish menatap lekat arjuna yang balas menatapnya dengan senyuman manis terpatri di wajah.

dan ingatan ravish langsung kembali ke malam itu. malam dimana ia akhirnya tersadar, bahwa memang perasaan tak bisa dipaksakan.

**

"sebenernya aku sayang sama kamu, jun," tangan ravish yang beristirahat di kedua sisi wajah arjuna membeku.

membuat arjuna yang terpejam di bawah tubuh ravish, menunggu cumbuan ravish di bibirnya seketika membuka mata. mereka saling menatap ke masing-masing netra yang mereka punya. dan arjuna menghela nafas pelan. membiarkan hembusan nafasnya mengenai wajah ravish yang masih tak bergerak di posisinya. "aku juga, vis."

memang benar, semuanya sudah tak lagi sama. saat ia menemukan ravish termangu memandang makanannya dengan tak berselera, arjuna kira ia bisa sedikit menghibur nestapa si pemuda dengan sentuhannya. pun saat tangan arjuna bergerak menyelip ke bawah kaos ravish dan ravish membiarkannya, juga saat ravish membalik posisi mereka dan mendorong arjuna untuk berbaring terlentang di atas tempat tidur miliknya, ia tahu pikiran ravish tak ada disana. isi hati ravish tak bersamanya dan ia tahu dimana jiwa si pemuda kini berada.

"tapi aku tau sayangnya kamu udah beda," lanjut arjuna dengan tangan yang perlahan terlepas dari balik kaos putih yang dikenakan ravish.

ravish masih tak bersuara.

"maaf. karena udah pergi tanpa bilang apa-apa dan bikin kamu kelimpungan nyari aku kemana-mana."

mata ravish mengerjap. dan mereka berdua tersadar.

ravish menggigit bibirnya pelan dan akhirnya memutuskan bahwa apapun yang sedang mereka coba rekatkan kembali tak akan pernah berhasil. jadi sebagai gantinya ia mengulurkan tangan, membantu arjuna bangkit dan memperbaiki posisi mereka berdua.

"maaf. karena aku pikir cuman aku yg mampu bikin kamu bahagia. tanpa sadar bahwa ternyata aku udah gak punya kuasa akan itu," ujar arjuna saat mereka sudah duduk berdampingan di tepian kasur miliknya. ravish kembali menghela nafas pelan.

"aku juga minta maaf, jun."
berniat jadiin kamu pelarianku cuman karena aku gak mau sendiri, lanjut ravish dalam hati.

"tapi kita masih bisa temenan kan?" tanya arjuna berharap. karena jujur, ravish akan selalu menjadi yang istimewa untuknya. arjuna tak ingin ravish hilang dari hidupnya.

ravish mengangguk. "of course, jun. you'll always be my friend."

**

pada akhirnya ravish mengakhiri semua bahkan sebelum mereka memulai. arjuna juga mengerti dan akhirnya memilih ikut dengan ayahnya pergi ke singapore. berdalih mencari suasana berbeda dan ingin memulai hidup yang baru di seberang sana.

"congrats, jun. semoga bahagia, ya."

ucapan tulus ravish haturkan untuk arjuna. ikut senang karena arjuna kini telah menemukan tambatan hatinya. seseorang yang bisa arjuna berikan cinta dan juga membalas dengan cinta yang sama banyaknya.

arjuna tersenyum, mengangguk riang, "thanks. semoga lo juga bisa nemuin bahagia lo."

ravish tertawa miris. tangannya bergerak memainkan surat undangan pertunangan arjuna di atas meja. "bahagianya gue udah pergi, jun."

"move on, vis."

"gak bisa dan mungkin... gak akan pernah bisa."

"jangan hukum diri lo kayak gini. jemi pergi udah garis takdir tuhan, vis. bukan salah lo."

ravish menunduk. setahun berlalu dan rasa bersalah itu masih terus bersarang di hati.

penyesalan akan pertemuan terakhir mereka yang ravish sia-siakan begitu saja, terus menerus menghantui.

hari demi hari, ravish belum sanggup merelakan jeremy dan berharap pemuda itu cepat kembali.

"i guess i deserved it."

***

Wonderland • HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang