lowercases intended
***
sejuknya semilir angin adalah salah satu hal yang menjadi penyambut kedatangan ravish. pemuda itu menutup pintu mobilnya perlahan, lantas membiarkan anakan rambutnya berterbangan, menyingkap wajahnya yang tampan.
deburan ombak terdengar, ganas menghantam batu karang, di sisi lain pesisir pantai. tak jauh dari tempat ravish berdiri sekarang.
pemuda itu perlahan memejamkan mata, menaikan dagu, mendongakkan wajah, menantang cakrawala. tangannya yang memegang buket bunga direntangkan, membiarkan hembusan angin pantai menerpa tubuhnya.
suara gulungan ombak yang saling bersahut-sahutan, burung-burung laut yang berkicauan, serta semilir angin yang berhembus pelan, selalu mampu membuat ravish meneteskan air mata.
maaf.
satu kata yang selalu ravish ucapkan setahun terakhir ini. di sini. di pesisir pantai karena ravish tak tahu lagi harus pergi kemana. tak ada batu nisan yang bisa ia kunjungi, tak ada makam yang bisa ia singgahi. hanya ada lautan lepas tempat yang ia bisa sambangi untuk merasa dekat dengan jeremy.
ya, sudah setahun berlalu.
setahun dilalui ravish dengan hati yang terus diliputi rasa bersalah dan penyesalan.
setahun berlalu, sejak kabar buruk itu ia terima.
setahun berlalu, sejak ravish tak kenal lagi apa itu tertawa.
setahun berlalu, sejak ravish kehilangan jeremy-nya.
kehilangan kupu-kupu cantiknya.
yang ia lepaskan untuk bahagia, tapi nyatanya malah gugur, melebur, hilang ditelan arak-arakan mega.
setelah menerima kabar dari wenda, ravish langsung teringat bunda. yang baru ia tahu ternyata sedang tak sadarkan diri, terlalu khawatir dengan si buah hati. jadi tanpa peduli apapun lagi, ravish segera pergi ke rumah sakit tempat bunda dirawat, sembari berusaha menghubungi teman-teman jeremy untuk lebih tahu update terkini.
jian yang mau mengangkat panggilannya dengan berat hati membenarkan bahwa benar adanya, pesawat yang dinyatakan hilang kontak itu adalah pesawat yang jeremy tumpangi.
aruan yang bergerak cepat sudah terlebih dulu menghubungi pihak maskapai. menanyakan detail pesawat yang tertimpa musibah dan mau tak mau juga memberitahukan semua kebenarannya kepada bunda.
ravish merasa dunianya runtuh saat itu juga. nafasnya terasa sesak dan dengan tangan bergetar serta hati yang tak karuan, ia mencoba menghubungi ponsel jeremy.
dan benar saja, ponsel pemuda itu tidak bisa dihubungi. ravish mencoba berpikir jernih, meyakinkan diri jika jeremy mungkin masih mengaktifkan airplane mode di ponselnya, itulah kenapa mereka susah tersambung.
dua hari berlalu, dan ravish tak kunjung mendapatkan balasan pesannya.
alih-alih balasan pesan, pemuda itu disibukkan dengan bunda yang terus menangis histeris memanggil-manggil nama anaknya. serta konfirmasi dari pihak maskapai yang menduga pesawat mereka terjatuh di atas samudera karena terhadang badai.
pencarian terus dilakukan hingga seminggu kemudian. dan ravish yang tak tega meninggalkan bunda, menawarkan diri untuk terus menemani di rumah sakit.
dunia berduka. pihak maskapai, polisi, serta tim evakuasi dari berbagai negara mengusahakan yang terbaik yang mereka bisa. tapi mengingat samudera terbentang begitu luasnya, akhirnya semua sanak saudara yang terdaftar dalam daftar nama penumpang serta awak pesawat lainnya, mulai belajar mengikhlaskan.
pada akhirnya ravish juga terpaksa menerima takdir yang ada.
tak ada yang pemuda itu bisa lakukan selain ikut mendoakan sama seperti yang lainnya. walau sanubarinya terus berkata jeremy akan kembali, tapi nyatanya setahun berlalu dan jeremy memang sudah pergi.
pergi.
terbang tinggi.
menjadi penghuni cakrawala yang abadi.
**
"ikhlas ya, nak ravish. jemi udah tenang di sana."
ravish menoleh, menatap bunda yang datang memakai baju serba hitam. dilengkapi kacamata hitam, yang ravish tahu digunakan untuk menutupi matanya yang sembab. pemuda itu mendekat dan mengulurkan sebelah tangannya yang bebas untuk memeluk bunda, mencoba berbagi kekuatan, meski kakinya sendiri juga goyah, juga tak sanggup menahan berat tubuhnya.
bunda balas memeluk ravish, membiarkan pemuda yang jangkungnya melebihi kepala itu menariknya ke dalam kungkungan tangannya yang kokoh.
membiarkan pemuda itu mengecup lembut pucuk kepalanya dan mengusapkan pipi ke rambutnya.
"bun, aku kangen jemi," bisik ravish dengan suara lirih.
berdekatan dengan bunda dan menghirup aroma tubuh bunda selalu mengingatkannya pada wangi tubuh jeremy. wangi dan kehangatan yang selalu jeremy bagi untuknya.
"bunda juga, nak. tapi kita harus lepas dia pergi," tangan bunda terangkat, menepuk pipi ravish dengan lembut lalu perlahan melepaskan pelukannya. melangkah maju mendekati bibir pantai dengan sebuah guci di tangan.
hati ravish rasanya teriris sembilu, melihat bunda menaburkan abu ke lautan, diiringi dengan bahu yang bergetar. teman-teman dan sanak saudara jeremy yang lain ikut maju, meletakkan karangan bunga untuk dilarungkan ke tengah lautan. simbolis sebagai tanda perpisahan.
**
orang-orang ramai mengucapkan selamat jalan, tapi ravish menolak mendengar itu semua. ia yakin jeremy-nya akan kembali. ya kan?
jemi hanya pergi untuk sementara. iya kan?
tapi nyatanya setahun telah ia lewati, saat ravish berdiri menjejakkan kaki lagi kesini, jeremy tak pernah kembali.
ravish kembali ke pesisir pantai yang sama, tempat bunda melepaskan mawar merah untuk jeremy.
ravish kembali lagi ke tempat yang sama, dimana akhirnya ia berdamai dengan gejolak rasa dalam sanubari.
pemuda itu melangkah maju, mendekati garis dimana hempasan ombak memisahkan lautan dan daratan. dengan diiringi doa, serta hati yang belajar rela, ravish meletakkan buket bunganya.
buket bunga berwarna ungu. warna kesukaan jeremy.
mata ravish mengawasi bagaimana air laut datang menghampiri kakinya, membawa buket bunga beserta harapan yang ravish selipkan, semoga jeremy sudah lebih bahagia dalam lindungan tuhan.
ia belajar merelakan.
sekali lagi ia mendongakkan wajah, menatap ujung cakrawala yang sudah dihiasi lembayung senja. gulungan awan terlihat nun jauh di ujung sana, ravish mengucapkan salam perpisahan.
"good bye, je."
dengan senyuman dan hati yang terasa lebih ringan, ravish melanjutkan, "di kehidupan selanjutnya, aku janji aku bakal nemuin kamu lagi."
— end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland • Hajeongwoo
General Fictionyou're my wonder~ hajeongwoo oneshot compilation written by aprseptmate / hjwmate (on twitter)