... 🛫 ...Flight 001
...🛫...
Hujan semakin turun deras di luar, tapi hanya suara rintik samar-samar yang berhasil menembus ruangan dapur apartemen Jeongwoo. Membuat si pemuda mengalihkan perhatiannya dari cangkir di tangan ke arah jendela kaca besar yang berbatasan langsung dengan balkon luar. Memperhatikan bagaimana bulir-bulir air hujan membasahi pagar besi pembatas dan memperhatikan cipratan air yang menghantam bagian luar teras.
Lama Jeongwoo menatap jendela dengan pandangan menerawang, membiarkan hal-hal random berlalu lalang dalam benaknya, sebelum ia merasakan sentuhan dingin di punggung tangannya dan seperdetik kemudian badannya ditarik ke belakang. Membentur bagian depan tubuh Haruto yang memeluknya dari belakang.
Sang Pilot melingkarkan kedua tangannya ke sekeliling pinggang Jeongwoo, memerangkap si pemuda dengan pelukan erat. Kepalanya menunduk dan menghirup aroma tubuh Jeongwoo dalam-dalam, sebelum membubuhkan kecupan lembut di bagian bahu si pemuda yang terbuka.
"Buat aku ya?"
Jeongwoo yang tengah mengaduk-aduk gula dalam cangkir teh chamomile-nya menolehkan kepala ke arah Haruto dan mengangguk pelan. Membuat yang lebih tua makin mengeratkan pelukan sebelum menggerakkan tangan kirinya, mendorong leher Jeongwoo mendekat dan mencuri sebuah kecupan singkat.
"No coffee cause I want you to sleep early," sahut Jeongwoo membenturkan ujung hidungnya ke hidung Haruto yang tersenyum manis menerima perlakuannya.
"Thanks, sayang."
Haruto sudah menanggalkan seragam kebanggaannya dan berganti mengenakan kaos hitam longgar dilengkapi celana kain santai.
"Maaf ya, beberapa bulan ini aku sibuk terus."
Sekarang mereka berdua tengah berada di ruang tengah apartemen, di sofa depan televisi yang tak dinyalakan. Dengan Haruto yang tengah berbaring dengan kepala yang diletakkan di pangkuan Jeongwoo sementara kekasihnya sibuk memakan kue cokelat kesukaannya.
Haruto memejamkan mata, merasakan kembali betapa nyaman rasa yang ia rasakan dalam dada saat ada Jeongwoo didekatnya. Jantungnya berdetak dalam kecepatan konstan. Dan hanya kedamaian yang ia rasakan.
Jeongwoo yang sudah melepaskan jaket hijau yang sedari tadi membungkus tubuhnya, meninggalkan hanya long-sleeves garis-garis, bergerak meletakkan piring kuenya ke pegangan sofa.
"Gak apa-apa, Kak. Harusnya aku ngerti sama kerjaan kamu," tangan kiri Jeongwoo memegang sendok sementara tangan kanannya bergerak memainkan rambut Haruto. Sesekali ia menyuapi Haruto dengan sendok miliknya.
"Justru aku yang mau minta maaf udah nuntut yang enggak-enggak."
Haruto segera menggelengkan kepala, masih betah memejamkan mata, "Kamu pacar aku. Itu hak kamu, sayang. And eventho I hate to admit it, I'm so sorry that failed you."
"No!" kali ini Jeongwoo yang menggeleng, menunduk ke arah Haruto. "It was just me.. well.. being a needy boyfie. Aku sadar kamu juga punya prioritas sendiri."
Haruto perlahan membuka kedua matanya. Tangannya yang terlipat di atas dada perlahan ia ulurkan ke wajah Jeongwoo, menyentuh pipi si pemuda dengan lembut, "Inget gak pas dulu kita masih pendekatan, aku pernah ngomongin cita-cita aku dari kecil pengen jadi Kapten?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland • Hajeongwoo
General Fictionyou're my wonder~ hajeongwoo oneshot compilation written by aprseptmate / hjwmate (on twitter)