Happy Reading
Kini, setelah melewati hari dengan kesibukkan yang sangat luar biasa. Akhirnya, Langit memiliki waktu yang cukup untuk sekedar beristirahat di rumah. Pria itu merebahkan dirinya di sofa. Biasanya, akan ada Almyra yang menemaninya disini. Namun, gadis itu sejak siang tadi sudah tidak ada kabar. Entahlah, Langit sendiri tidak tahu apa yang gadis itu lakukan di sana.
Setelah menimang-nimang, akhirnya Langit memutuskan untuk datang ke Café. Rasanya-rasanya, sudah lama sekali ia tidak mengunjungi Café miliknya. Maka dengan segera pria itu langsung menyambar kunci mobilnya untuk menuju café.
Ketika Langit sampai, ia langsung disambut dengan lagu sendu yang Sabit nyanyikan. Membuat seisi Café menjadi hening. Seluruh penjuru mata menatap gadis itu. tak sedikit dari pengunjung yang sudah mengenal Sabit berbisik pada teman satu tongkrongannya. Seolah menegaskan bahwa Suasana hati Sabit memang sedang tak baik-baik saja.
Langit sempat menoleh kearah pengunjung Cafe yang tengah membahas Sabit tadi. lalu tak lama setelahnya, Langit kembali menatap gurat sendu gadis yang berdiri di atas panggung dengan dirinya yang masih terus berdiri di depan pintu masuk Café. ia terus menerus Menatap gadis itu yang bernyanyi dengan mata terpejam. Seolah tengah menikmati setiap tikaman dari setiap luka dari bait lagu yang ia nyanyikan.
Sewindu sudah...
Kau tak berada disisiku
Kau menghilang dari pandanganku
Tak tahu kini kau di mana
Ternyata belum siap aku
Kehilangan dirimu
Belum sanggup untuk jauh darimu
Yang masih selalu ada dalam hatiku
Tuhan tolong mampukan aku
Tuk lupakan dirinya
Semua cerita tentangnya yang membuatku
Selalu teringat akan cinta yang dulu
Hidupkanku...
Langit terus memperhatikan Sabit. Memperhatikan bagaimana gadis itu menggunakan nada tinggi untuk mengulang kembali bagian lagunya. Sangat tersirat sekali, bahwa tatapan itu tengah mengandung sendu yang sangat dalam.
Selalu teringat akan cinta yang dulu...
Hidupkanku....
Lagu itu berakhir, dengan setetes air mata Sabit yang luruh bersamaan dengan perasaannya yang hancur redam. Pengunjung tidak berani bertepuk tangan untuk mengapresiasi lagu Sabit hari ini. Bukan tidak berani, karena ketika mereka ingin melakukan itu, Sabit sudah buru-buru pergi menjauh dari panggung. Membuat para pengunjung merasakan jelas kesedihan dari penyanyi favorit mereka.
Langit sontak berlari mengejar gadis itu yang entah berlari ke mana. Ia bahkan bertanya kepada pelayan Café kemana arah perginya Sabit. Ketika karyawannya itu menujuk arah pintu belakang, Langit langsung berlari menghampiri gadis itu.
Ia berhenti sejenak tatkala melihat punggung gadis itu yang bergetar. Langit tahu, melalui punggung yang bergetar itu, Sabit tengah menangis hebat. Maka dengan langkah yang begitu perlahan, Langit berjalan mendekat ke arah Sabit. Ketika ia berada tepat di belakang gadis itu, Langit menyentuh pundak gadis itu.
"Hey," melalui suara itu, Sabit dapat mengetahui jelas bahwa itu adalah suara dari sosok yang selama beberapa hari ini tak terlihat oleh pandangan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT SABIT
Romancesebuah Rasa yang tak seharusnya ter-asah. Cover by : pinterest