PROLOG : Trending topic

541 27 7
                                    

Seoul, 14 maret 2023

"Kwan, lo udah nonton itu belum sih? Yang lagi jadi trending dimana mana?"

Derap sepatu karet yang terdengar sedikit berdecip mengiringi koridor yang ramai dengan banyaknya siswa dan siswi yang melintasinya siang itu. Termasuk Minghao dan Seungkwan. Dua sahabat yang berjalan santai sambil mengemut sebuah lolipop di mulut mereka.

"Hah? Yang mana?", begitu jawab Seungkwan saat pertanyaan pembuka Minghao begitu menarik perhatiannya. Kepalanya menoleh pada sahabat karibnya itu tapi kemudian pandangannya berpendar pada lapangan tengah yang terlihat dari atas sana.

Minghao mengeluarkan lolipop rasa ceri yang tadinya bersarang pada mulutnya. Dia menatap Seungkwan dengan antusias sambil melanjutkan pembicaraannya.

"Itu, loh. Film zombie yang lagi naik daun itu. Aduh gue lupa namanya"

Xu minghao, Science 3 grade 2,  Taekwondo Team

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xu minghao, Science 3 grade 2,  Taekwondo Team

Mungkin bagi sebagian orang film film yang berbau horor action itu sedikit terlalu menantang, tak jarang juga siswa sekolah semacam mereka berdua ini tak mau berurusan dengan film seperti itu karna alasan klasik, yaitu takut.

Masalahnya, Seungkwan dan Minghao adalah tipikal yang selalu ingin terlihat up to date dalam hal apapun. Yaaaa, walaupun sebenarnya hal itu hanya pantas ditujukan untuk Seungkwan, tapi terkadang Minghao yang lebih diam terbawa sifat ambisius si si sosialita.

"Zombie? Waaahh! Sepertinya menarik. Lo udah nonton?"

Boo Seungkwan, Science 3 Grade 2, Musical Drama Team

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boo Seungkwan, Science 3 Grade 2, Musical Drama Team

"Belum, lah. Kemarin di TV itu dibahas dan kayaknya seru kalo gue nontonnya sama lo deh, kwan"

Seungkwan terkekeh melihat sahabatnya yang tak ada takut takutnya pada sesuatu itu. Dia tau maksud terselubung Minghao sejak awal membuka pembicaraan tentang berita hangat yang terjadi belakangan. Setiap Minghao melakukannya pasti ujungnya dia akan mengajak Seungkwan untuk mengikuti atau mendatangi apa yang dia ceritakan.

Satu hal yang Minghao tidak tau. Jika pembicaraan mereka itu mengenai restoran baru atau pameran buku di pinggir Seoul, mungkin tak ada waktu untuk si pria gembil untuk berpikir dua kali. Tapi mohon maaf, trending topic kawannya itu agak membuat sedikit darahnya mendesir. Bisa dibilang, dia sedikit takut.

"Sama gue? Hahaha. Kenapa sama gue? Lo bisa nonton sendiri kalo penasaran"

Tawa renyah Seungkwan seketika membelah percakapan mereka. Itu sebetulnya alibi supaya image seorang Boo Seungkwan tidak hancur di depan sahabatnya sendiri hanya perkara dia takut untuk menonton makhluk aneh yang menggigit brutal orang orang secara membabi buta itu misalnya.

Minghao sedikit melayangkan protes. Dia merajuk pada Seungkwan karena memang sejak awal dia sengaja menceritakan itu semua agar dia bisa pergi keluar malam hari untuk menonton dengan Seungkwan. Orang tuanya hanya percaya pada Seungkwan untuk urusan main dan jalan keluar rumah.

"Ayolah, kwan. Gue yang bayarin, deh". Itu bujukannya yang kesekian kali setelah rajukan tak jelas Minghao layangkan di samping sahabat kecilnya itu. Namun, hanya decakan dan penolakan yang dia dapatkan.

"Ck. Gue lagi ga pengen nonton yang begitu. Lagian bioskop kan jauh dari sini"

"Kita bisa naik mobil gue deh nanti gue cari akal biar bisa bawa mobil itu, ya?"

"Ck. Engga ah, hao. Lo ga inget kita bakal ada pekan ujian minggu depan? Kalo akhir minggu kita jalan, nanti bisa bisa ujian pertamanya jadi buyar"

Alasan, dan alasan. Sepanjang koridor itu hanya terdengar dua siswa itu saling melayangkan kemauan mereka masing masing. Tapi sepertinya Minghao masih menginginkannya.

"Gue bakal traktir sepanjang ujian. Gimana?"

Seungkwan tiba tiba tak membalas dengan protes. Ada terbersit pikirannya yang tertarik dengan penawaran Minghao terakhir itu. Kalau dia pikir pikir lagi, itu menguntungkan untuk Seungkwan. Makan gratis dan melewatkan makanan katering sekolah yang membosankan seminggu itu bukan dibilang biasa kan? Luar biasa.

Masalahnya......... Ya tetep aja gengsi.

"Haduh penawaran bagus"

"Makanya mau aja ya? Kita berangkat Jumat, deh"

"Bukannya Jumat itu lo ada latihan?"

Minghao menunjukkan cengirannya. Dia terlihat akan mengatasi masalah satu itu dengan mudah.

"Gampang, nanti gue izin sama— Aduh!!"

Seseorang tiba tiba menyenggol pundak Minghao dan menghentikan pergerakannya di koridor. Lolipop yang tinggal sedikit miliknya juga jatuh dan pecah di lantai. Entah itu karna kesalahannya tidak fokus berjalan, atau memang orang itu tidak berhati hati sampai menabrak dirinya. Tapi Minghao dan Seungkwan terpaksa minta maaf karna ternyata yang bertabrakan dengan mereka adalah seorang guru yang memakai jas putih panjang laboratorium.

"Maaf, saem kami tidak sengaja"

"Maaf, saem. Maaf"

Keduanya saling membungkuk berkali kali dan menunduk. Mereka enggan untuk menatap guru itu karna takut terkena semprotan omelan jika berani untuk berujar hal pembelaan atau semacamnya. Guru itu masih disana, dia berdiri di depan Minghao dan Seungkwan.

"Kalian ini kalau mengobrol jangan sambil berjalan. Bersihkan permen itu. Bisa lengket nanti"

Minghao tau itu ditujukan untuknya. Dan tanpa berpikir, setelahnya dia berjongkok dan memunguti beberapa bagian lolipop yang pecah dan tangkainya. Sambil Minghao memungut kekacauan itu, Guru yang tadi berjalan menjauh.

Namun, Minghao jadi terpaku karna dia melihat sesuatu yang aneh saat sedang berjongkok. Lamunannya itu buyar ketika Seungkwan menegurnya dan ikut berjongkok bersamanya.

"Lo gapapa?"

Minghao tidak menjawab. Dia malah menoleh ke belakang, mencari keberadaan guru tadi yang ternyata masih terlihat punggungnya dari tempat dia berjongkok.

"Kwan, lo tau guru itu?"

"Yang tadi? Gue belom pernah liat sih, tapi katanya ada guru biologi baru untuk kelas 3"

"Kelas 3?"

"Iya. Tapi itu baru rumor. Kalo bener mungkin itu tadi orangnya. Keliatannya galak deh, hadeh. Nasib kita gimana nanti."

Minghao terdiam lagi. Masih mengikuti pandangan matanya untuk melihat sang guru sampai beliau menghilang karna berbelok di ujung koridor.

"Masa tadi gue liat darah"

Seungkwan membuka matanya lebar lebar. Badannya dia condongkan ke depan, mendekat pada Minghao sambil berujar berbisik. Entah untuk apa bisikan itu tapi sepertinya Minghao terlihat tak main main di mata Seungkwan.

"Darah? Dimana?"

Maunya Minghao menjawab, tapi jadinya dia memilih diam sambil berpikir matang matang. Suara rajukan Seungkwan yang terus mengoceh di telinganya dia jadikan backsound music untuk pikirannya yang sedang melakukan sesi tanya jawab.

"Tadi itu saus tomat atau darah ya di celana saem?"

— TO THE STORY —

hai haiii.. aku titip prolog cerita dulu ya.. agustus 2023 akan aku start penulisan book ini...

SEVENTEEN : Hide 'n SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang