くコ:彡
Pening di kepalanya terasa sakit, bias cahaya menusuk pada retina matanya membuat dirinya mau tidak mau terbangun dari tidurnya.
"Shh, kepalaku," desisnya merasakan denyutan di kepalanya.
Saat tangannya mengusap tengkuknya yang nyeri, jari-jarinya terasa basah dan juga sedikit bau anyir.
"Darah?" gumamnya, lalu baru sadar ketika tempat yang ia tempati saat ini sangatlah asing.
Lalu darah pada tengkuknya? apa yang telah terjadi sebelumnya?
"Dimana ini? kenapa suasananya terasa mencekam."
Ruangan gelap dan kotor yang di penuhi dengan benda-benda aneh serta foto-foto banyak orang yang tertempel di dinding secara random, renjun merasa deja vu. Ia seperti pernah melihat hal semacam ini pada film thriller.
"Apa aku masih bermimpi?" rasa panik menggerogoti tubuhnya ketika mengingat kejadian sebelum ia pingsan.
Foto-foto yang tertempel di dinding itu terlihat seram, wajah mereka tercoret dengan tinta warna merah pekat.
Ada satu foto yang wajahnya sangatlah familiar di mata renjun.
"Haechan?"
"Gak mungkin!"
Jantungnya terasa ingin lepas saat ini juga, bergegas renjun bangkit dari tidurnya untuk meninggalkan tempat yang mungkin akan mengancam nyawanya.
Belum sempat ia membuka pintunya suara sirine polisi yang seperti mengepung dirinya.
Brak!
"Jangan bergerak saudara Huang Renjun!"
Renjun mengangkat tangannya ke atas, badannya terasa kaku karena polisi itu menodongkan pistolnya tepat di bagian depan dahinya.
"Ap-apa? menodongkan dengan pistol?"
"Kau bisa jelaskan saat sampai di tempat interograsi." ucapnya lalu mencengkram kedua tangannya untuk di borgol.
Bingung dengan situasi renjun mengikuti dimana polisi itu membawanya.
"Nama Huang Renjun, umur 18 tahun, anak dari Huang Chanyeol dan Huang Wendy. Tersangka atas pembunuhan teman sekelasnya Lee Haechan."
"Cara membunuhmu seperti baru saja pertama kali melakukannya? lalu foto-foto orang lain di sana kau coret-coret dengan tinta darah hewan. Tinta merah darah yang asli hanya pada foto Lee Haechan."
"Apa kau ingin menjadi seorang pembunuh?"
"Aku bukan pembunuhnya!"
"Lalu siapa pembunuhnya? sidik jarimu ada pada pecahan kaca tajam yang kau tusuk pada mata korban."
"A-aku tidak tau," renjun merasa takut tubuhnya bergetar.
"Apa alasanmu membunuh teman sekelasmu Huang Renjun?" lagi pertanyaan yang membuat tubuhnya bergetar ketakutan.
"Aku tidak membunuhnya!"
"Pak, tolong percaya pada saya, saya bukan pelaku pembunuh Haechan. Saya yakin saya telah di jebak." tangis renjun pecah.
Polisi itu mendengus dibuatnya, "ikut aku, kau akan di penjara sementara sebelum bukti sebenarnya muncul."
Renjun menggeleng. "Aku tidak bersalah!"
Pintu ruang interogasi di buka dan beberapa orang dengan tubuh tegap masuk kedalam untuk menyeret tubuh ringkih renjun yang akan di masukkan ke dalam balik jeruji.
Tentu saja renjun memberontak dan berteriak histeris.
Namun hanya sia-sia karena akhirnya tubuhnya di dorong masuk ke dalam ruangan pengap dan sempit itu.
Renjun mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum ia tertidur di dalam ruangan mencekam itu sebagai jebakan untuk dirinya.
Melihat banyaknya darah mengalir di atas lantai putih yang kontras itu membuat renjun tidak bisa untuk tidak berteriak.
"to-uhuk long-" lirih pemuda bernama haechan itu yang terkapar tak berdaya di bawah seseorang ber-hodie mint.
Mata tajam bagai belati itu menatapnya dengan seringai seramnya.
"Gotcha,"
Renjun melotot panik, orang itu berdiri lalu berlari kearahnya. Belum sempat melarikan diri tangannya sudah tertangkap lebih dulu lalu tengkuknya di pukul dengan kencang hingga membuat kesadaran renjun hilang.
TBC
22062023
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemren; Drop Inside
FanfictionDisini renjun hanyalah saksi kekejaman seorang psikopat yang menghabisi korbannya secara sadis di dalam ruangan tak terpakai. Tapi mengapa renjun yang di salahkan? start- 21062023 ©alle