Jujur demi apapun renjun sempat terpesona oleh pemuda yang baru ia temui ini. Fitur wajahnya sedikit familiar namun ia abaikan.
Bagai pahatan patung yang di buat sesempurna mungkin untuk memikat orang-orang yang melihatnya.
"Siapa namamu cantik? Boleh kita berkenalan?"
"Huh?..."
Sial. Chenle lupa memberikan nama perempuan untuknya.
"Ren– Renata. Namaku Renata tuan."
"Benarkah?"
Apa maksudnya 'benarkah?'
"Kalau begitu Renata, namaku jaemin. Na Jaemin."
"Jaemin? Kau jaemin? Oh shit!"
"Ada apa?" herannya dengan renjun.
Bodoh. Kau mempermalukan diri, renjun.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak tau kalau anda adalah anak tuan besar Na."
"Ya, bukan masalah besar bagiku. Kalau begitu sekarang ikut dengan ku, renata?"
Renjun mengangguk mengikuti langkah tuan mudanya yang entah pergi membawanya kemana.
Mereka berdua memasuki ruangan yang renjun yakini sebuah kamar karena terdapat tempat tidur disana.
Tapi langkah jaemin membawa renjun menuju di sebuah pintu lain.
"Ini kamarku, kau spesial melayani aku sebagai maid pribadi.
– dan disini adalah kamar milikmu." Jaemin membuka pintunya dan terlihatlah ruangan kamar namun tidak seluas milik jaemin.
Renjun hanya berkedip tak percaya. Kamar maid sebagus ini?
"Karena kau sudah tau tugas dan tempatmu. Sekarang pergilah ke dapur dan buatkan sesuatu yang enak untukku."
Perintah pertama untuk renjun sebagai pelayan pribadi jaemin.
Renjun menunduk mengundurkan diri lalu bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan sesuatu yang enak– entah enak seperti maksud jaemin.
"Bukankah dia lucu dan seksi?" kekehnya tersenyum lebar.
Jadi dia kah target ku? Na Jaemin. Chenle sialan kenapa dia tidak bilang kalau targetku setampan ini. Ups!
Bisa-bisanya aku terpesona dengan sesama laki-laki. Apa ini efek samping dari penampilanku yang seperti perempuan?
Brak!
"Awshh...pantatku," ringis renjun.
"Maaf- maaf nona aku tidak sengaja menabrakmu. Kau tidak apa-apa?"
Renjun melirik si pelaku yang menabraknya sampai terjatuh dan menyakiti pantatnya.
Apa dia adik jaemin? Tapi jaemin hanya memiliki seorang kakak bukan adik. Pikir renjun menatap fitur wajah yang ia tebak umurnya lebih muda darinya.
"Saya tidak apa-apa tuan-"
"Jangan memanggilku tuan. Aku bukanlah majikanmu. Panggil aku Andy saja."
"Oh?– oke Andy. Aku baik-baik saja. Kalau begitu aku permisi." Biarlah terlihat tidak sopan, tahu jika ia bukanlah majikannya maka itu tidak terlalu penting untuk renjun.
Yang terpenting adalah. "buatkan sesuatu yang enak untuk tuan muda jaemin." jika tidak mau di pecat di awal bekerja.
Ketukan tujuh kali pada pintu terdengar dari luar kamar seseorang yang asik mengetik di atas keyboard laptopnya.
Jaemin hanya melirik sebentar lalu fokus lagi pada layar laptopnya. Ia tau siapa yang datang berkunjung ke kamarnya.
Kode yang mereka buat– lebih tepatnya jaemin yang membuat kodenya.
"Selamat pagi tuan muda." salam orang tersebut sedikit menunduk.
"Informasi apa yang kau bawa, Andy?"
Senyum kecil terbit di belah bibir pemuda yang bernama Andy. "Ayah dari Lee Haechan di temukan gantung diri hari ini."
Jaemin berdecih. "Akhirnya bajingan itu mati juga. Kenapa tidak sejak awal aku bunuh anaknya jika tau begitu mudahnya membalas si tua bangka itu?"
"Tuan Lee jeongin begitu menyayangi anaknya Lee Haechan. Karena itu adalah satu-satunya yang di tinggalkan oleh istri tercintanya."
"Kisah cinta yang menyedihkan sekaligus menjijikkan. Begitu juga anaknya yang kelewat menyebalkan.
– ayah dan anak itu pantas mati. Karena lebih dahulu bermain-main denganku."
Andy hanya mengangguk menyetujui.
"Bagaimana keadaan bisnis ku? Apa ada yang menganggu lagi?" tanya jaemin serius.
"Untuk saat ini masih dalam zona aman."
TBC
–15072023
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemren; Drop Inside
FanficDisini renjun hanyalah saksi kekejaman seorang psikopat yang menghabisi korbannya secara sadis di dalam ruangan tak terpakai. Tapi mengapa renjun yang di salahkan? start- 21062023 ©alle