2

823 69 5
                                    

Di ruangan yang luas, terlihat seorang wanita yang tengah duduk di kursi kebesarannya, mengerjakan tugas yang tak ada selesainya.

Ia terlihat begitu fokus akan apa yang ia kerjakan.

Ting....

"Nyonya!"

"Ya"

"Suami anda saat ini baru saja pulang, tidakkah anda ingin bertemu?"

"Suami? Ya sepertinya aku akan bertemu nanti, setelah semua kertas - kertas ini selesai"

"Semangat nyonya......."

"Terserah"

--------------------------------------------------

Saat ini Reana tengah berjalan di lorong kantor, melewati ruangan demi ruangan dan jam gantung yang menunjukan pukul 15.00 WIB.

Waktu yang pas untuk Reana bertemu dengan suaminya sekarang.

Keluar dari gedung dan berjalan ke arah mobil mewahnya berada.

Menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, bersenandung ria mengikuti alunan musik yang ada.

Kendaraan yang terus melaju, memasuki kawasan rumah yang begitu mewah.

Reana menempatkan mobilnya di garasi, keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah.

Satu hal yang ia pikirkan setelah membuka pintu rumah.

'kenapa sepi?'

Ia berjalan menelusuri rumah, hingga ia berhenti di sebuah ruangan yang terlihat kacau.

'Aaaa.... Sekarang aku tau kenapa rumah terlihat sepi di banding biasanya'

Reana berjalan memasuki ruangan kotor itu, yang tak lain ialah dapur.

Terlihat seorang pria yang tengah berkutat dengan oven, remaja yang sibuk mengaduk adonan dan seorang anak yang tengah menghias kue.

'mereka benar - benar imut saat ini'

Ia berjalan pelan mendekati pria yang tengah sibuk dengan oven.

Menelusupkan tangannya ke pinggang sang pria, meletakan dagunya di pundak si pria.

Reana dapat merasakan bahwa pria yang tengah ia peluk itu merasa tegang.

"Lagi buat apa hmm?" Lirihnya.

"Buat apa aja"

Reana yang mendengar hal itu sontak terkekeh pelan, melepaskan pelukannya dan mengusap surai si pria pelan.

Kini ia beralih pada remaja yang tengah berkutat dengan adonan.

Berjalan mendekat, mengusap surai remaja tersebut. Yang membuat si remaja tampak terkejut akan hal itu.

Si remaja membalikan badannya berhadapan dengan Reana.

"Mamah..."

"Kenapa?"

"Mamah, kok pulangnya cepet sih.... Kan kejutannya jadi gagal!"

"Kejutan?" Reana mengangkat alisnya bingung.

'kejutan apa yang tengah mereka maksud?'

"Kau benar - benar menghancurkannya.." ucap Alfarizi yang tiba - tiba saja memeluk Reana.

"Ya!! Mommy benar - benar mengacaukan kejutan kali ini!" Ucap si kecil yang tiba - tiba saja berada di sampingnya.

"Kejutan apa hmm?" Tanya Reana seraya membalas pelukan Alfarizi.

"Tuh kan mamah lupa... Kan hari ini mamah ulang tahun" ucap si bungsu.

"Hmm? Mamah benar - benar lupa akan hal itu"

"Bagaimana kalau kalian selesaikan kue nya, dan kita makan bersama?"
Tanya Reana.

"SETUJUUUU"

....................

....................

Kini Reana dan keluarga kecilnya tengah menyantap kue buatan mereka.

"Mah - mah, kue yang Ari hias bagus ngga?" Tanya Ari antusias.

"Bagus.."

"Rasanya gimana mah enak gak?" Tanya Rio

"Enak..."

"Mah - mah sini deh Ari suapin" ucap Ari seraya mengulurkan tangannya ke mulut Reana, namun sayangnya itu terlalu susah untuknya karena ada Rio di samping Reana yang membuat kue itu bukan masuk ke mulut Reana tapi jatuh ke baju Rio.

"ARI! Lo yang bener dong, kena baju Abang kan jadinya!"

"Sini Lo! GANTIANNN" Teriak Rio seraya mengejar Ari yang sudah berlari kesana kemari menghindari sang abang.

"Kamu pulang jam berapa hmm? Kok ngga ngabarin" tanya Reana kepada sang suami, menghiraukan teriakan kedua bersaudara yang masih saja berlarian.

"Tadi siang... Sengaja ngga ngabarin kan mau buat surprise"

"Gitu? Nakal ya kamu" ucap Reana gemas.

Mereka pun berpelukan layaknya Teletubbies, hingga terdengar suara membahana yang dapat merusak gendang telinga.

"MAMAH PELUKAN KOK NGGA NGAJAK - NGAJAK!!" teriak Ari dan Rio secara bersamaan.

Mereka berdua pun berlari kearah kedua orang yang tengah berpelukan, memeluk mereka layaknya tak ada hari esok.

(⁠@⁠_⁠@)

Malam yang gelap, di temani bulan dan bintang yang membantu menyinari kegelapan.

Saat ini Reana tengah berada di kamarnya, bersama Alfarizi di sisinya.

Reana tengah Rebahan, dengan Rizi yang terus memeluknya dari samping menyandarkan kepalanya di dada Reana, menikmati usapan lembut di surai hitam legam miliknya.

TING...

"Nyonya, ada misi yang harus anda kerjakan mulai besok!"

"Apa?"

"Apanya?"

"Misinya.."

"Ooh misi... Ya nda tau kok tanya saya.."

"Lo ngapain malem - malem ngomong kalo besok ada misi, sedangkan Lo sendiri ngga tau apa misinya"

"Ya, kepengen aja nyonya"

"Anjing Lo!"

"Kok kasar sih nyonya! I jadi ngga like deh sama you"

"Sakarepmu"

APA? SIAPA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang