Mobil terus berjalan kearah kerajaan, memasuki kerbang besar secara cepat.
Reana turun dari mobil mendahului kedua putranya, berjalan dengan kesal.
Terus berjalan hingga ia sampai di kamarnya, merebahkan diri dikasur.
Menatap langit - langit kamar yang berwarna kan putih, membayangkan bagai mana nasib kedua putranya yang lain.
Dia tak bisa berhenti memikirkan mereka, namun ia juga tak bisa menemui mereka dan meninggalkan yang lain.
Dia harus bisa mendampingi Rayen dan Razer yang sudah ia tinggal bertahun - tahun, menemani mereka hingga mereka bisa menemukan kebahagiaan mereka sendiri.
~~~~~~~~~~~
Waktu terus berlalu, semuanya perlahan berubah.
Begitupun dengan Reana, ia terus memperhatikan anak - anaknya. Melihat mereka yang sibuk dengan urusan masing - masing.
Razer yang tengah disibukan dengan urusan kerajaan, dan Rayen yang harus pergi ke suatu wilayah untuk bisnisnya.
Reana berjalan keluar dari taman, berjalan menyusuri lorong yang panjang hingga berhenti di sebuah pintu yang besar.
Membuka pintu itu, terlihat seorang pemuda yang terduduk di kursi kerja. Menelungkupkan kepalanya.
Reana berjalan kearah kursi yang ada di sudut ruangan, membiarkan pemuda tersebut, terus diam hingga pemuda tersebut menyadari keberadaannya.
Reana menatap pemuda yang baru saja terbangun dari tidurnya, begitupun si pemuda.
Ia terbangun, dan membalas tatapan Reana. Berjalan menghampiri Reana dan duduk di sampingnya, memeluk Reana erat dan memejamkan mata.
"Mah, apa yang harus aku lakukan?"
"Aku mencintai mereka berdua"
"Aku tak ingin kehilangan mereka berdua mah"
"Mah, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya secara berturut - turut, menatap Reana dengan mata yang berkaca - kaca.
Reana terdiam, menatap sang anak, dan membalas pelukannya.
Mencium keningnya seraya berkata.
"Pilih salah satu, jangan egois"
Razer terus menangis dalam pelukan Reana, meluapkan segala perasaan yang telah menumpuk dalam hatinya.
Reana keluar dari ruangan Razer, ia berniat untuk menyambut kepulangan putra keduanya.
Berdiri di ambang pintu, menatap mobil yang melaju dan terparkir di hadapannya.
Sebuah kaki keluar dari mobil, hingga tak lama Rayen keluar dan berlari menghampiri Reana, Memeluknya dengan erat.
"Mah, aku merindukanmu"
"Begitupun aku" saut Reana.
Mereka terus berpelukan, hingga tak lama mereka masuk kedalam istana.
Reana menyuruh Rayen untuk mandi.
"Rayen, mandilah. Dan temui ibu di taman nanti"
Rayen mengangguki permintaan sang ibu, ia berjalan meninggalkan Reana. Sedangkan Reana pergi ke taman, untuk menunggu Rayen.
Reana terus menunggu hingga tak lama seorang pelayan datang membawa cemilan, lalu di susul oleh Rayen yang menunjukan wajah cerahnya.
"Duduklah" Rayen menurut, ia duduk di samping sang ibu.
Ia menghadap Reana dengan wajah yang cerah, memegang tangannya dengan erat.
Reana tau, putranya ini pasti tengah bahagia dan tengah Ingin bercerita.
"Mah.... Kau tau?" Tanya Rayen.
Reana mendatarkan wajahnya, kenapa anaknya menjadi bodoh?
"Tidak"
"Mamah kenapa sih? Masa begitu saja tidak tau" ucap Rayen mencebikkan bibirnya.
"bagaimana mamah tau jika kau belum bercerita?"
"ah, maafkan aku"
"Beginiiii"
"Yaa??"
"Akuuuu"
"Kamuu??"
"Akusedangjatuhcinta" ucap Rayen cepat.
"Ya?"
"Coba ulangi, kau berbicara begitu cepat Rayen"
"Mahh, aku malu..."
"Kau ingin bercerita, tapi kau berbicara begitu cepat hingga aju tak bisa mendengarnya dengan jelas Rayen"
"Baiklah - baiklah, aku sedang jatuh cinta mah..."
"Dengan?"
"Anak dari teman Bisnisku"
"Benarkah?"
"Ya!!"
"Ceritakan"
"Kau tau mah, waktu aku pergi ke negri sebelah. Aku menemukan rekan bisnis, tak lama setelah aku mengenal dengannya, dia mengenalkan ku dengan anaknya. Dan mamah tau? Dia sangat maniss, dan aku menyukainya. Tak lama kami saling bertemu, dan sebelum aku pulang untuk bertemu dengan mu..." Rayen berhenti berbicara dan menarik nafas.
Dia menatap Reana berbinar, dan menggenggam lengannya semakin erat. Memejamkan matanya seraya mengucapkan.
"Dannn, akumemintanyamenjadikekasihku"
"Ya?! Kau memintanya menjadi kekasihmu? Dia menerima mu?"
"Mah, kau meremehkan ku? Tentu dia menerima ku!! Mamah sendiri yang bilang bukan? 'Kau meragukan gen ku? Semua anak ku itu tampan!! Enak saja!' begitu kata mamah pada pesta itu"
"Ya - ya, kau benar"
"Kau mencintainya?" tanya Reana.
Reana menatap Rayen serius, Rayen pun sama. Ia juga menatap Reana Serius, dan berkata.
"Sangat"
Voteeeeeee
KAMU SEDANG MEMBACA
APA? SIAPA?
FantasyMenjadi seorang ibu? ___________ _____________ Menjadi seorang ibu itu bukanlah sesuatu yang ia pikirkan saat ini, namun bangun di tempat yang asing dengan dua human yang bergantung padanya tentu membuatnya terkejut. Dan jangan lupakan, seorang pria...