15

151 9 1
                                    

"kita bertemu lain kali ya sayang" ucap Reana seraya mengedipkan matanya, lalu pergi dari mansion itu.

"Sepertinya aku mempunyai rencana untuk mengusir kebosanan ku" batin Reana, seraya tersenyum miring.

"Theo"

"Nyonya!!!! Kau memanggilku!!! AAAAAAA, KU KIRA KAU MELUPAKAN AKUUUU" Teriak Theo senang.

"Sedihnya dalam hatiii, punya nyonya pikunannn~"

"Diamlah Theo"

"Baiklah - baiklah, jadii. Ada apakah gerangan nyonya yang telah melupakan saya berbulan - bulan ini memanggil~"

"Sepertinya aku punya rencana untuk mengisi hari - hariku The"

"Benarkah? Apa itu?"

"Sepertinya aku tertarik untuk, bermain musik?"

"Musik?"

"Yaaa"

"Terserah nyonya saja, TAPI!!! Kenapa tadi memanggilnya saya?"

"Ya? Siapa? Yang tadi? Ya~ begitulahh"

"Nyonya berniat selingkuh?"

"Emm?? Kenapa tidak?"

"Aihhh, kenapa nyonyaku ini begitu mengerikan~"

"Kau tau semuanya tentangku Theo"

"Tentu nyonyaku~"

Senyum miring terpasang jelas di wajah Reana, tampak begitu jelas rasa semangat di wajah cantik yang bersinar itu.

=============


Di pagi hari yang mendung, istana di gemparkan oleh sang pangeran kedua yang pulang ke kerajaan tanpa kabar.

Membuat semua pelayan berlarian kesana kemari untuk menyiapkan penyambutan, karena sang pangeran yang lama tak pulang.

"Sepertinya memang lebih baik aku menggunakan teleportasi tadi, lihat? Sekarang aku malah harus melihat keributan di cuaca yang mendung ini" gerutu Rayen dalam hati.

"Halo putraku, WAHHH. Ada angin dari mana ini hingga putra kedua ku, yang tampan nan rupawan ini tau jalan pulang. Emm????" Ucap Reana menyinggung sang anak yang lama tak pulang.

"Ya ampunnn, mamah ku yang paling ku sayang dan paling ku rinduuu~"

"Anak mu ini baru saja pulang dari perjalanan jauh tauu~"

"Tak baik untuk menanyakan hal seperti ituu, lebih baik kita makan siang bukan????  Lihat, sebentar lagi adalah jam makan siang. Jadi, ibundaku yang paling ku sayang dan ku cintaaaaa. Ayo kita makannn" ucap Rayen merayu dengan senyum konyolnya, mendorong Reana untuk berjalan ke arah ruang makan.

Reana hanya menatap Rayen malas, menghela nafas untuk ke sekian kalinya.

Makan siang telah selesai, kini Reana tengah berada di rumah kaca bersama putra keduanya.

Ia hanya memandang sang anak yang tangah tersenyum konyol, dengan tangan yang menopang dagunya. Reana bertanya dengan santai.

"Jadi anakku yang baru ingat jalan menuju rumah, ada apakah gerangan yang membuat mu lupa dengan ibu emm???"

"Yaampun ibuu, kenapa kau masih membahas itu? Ayolahh, aku sedang bahagia kau tauu"

"Benarkah? Apa yang membuatmu bahagia?" Tanya Reana dengan alis yang terangkat

Dengan malu - malu Rayen menjawab pertanyaan sang ibunda.
"Begini buu, waktu aku bekerja di luar sana. Aku di kenalkan dengan anak dari rekan bisnis ku, kau tau!!!! Gadis itu sangatlah cantik, dan aku menyukainya~"

"Jadi?"

"Buu, aku ingin melamar Diaa"

"Jadi kau pulang hanya untuk itu?" Ucap Reana marah.

"T-tidak buu, tentu saja tidak. Aku juga pulang  karena aku merindukan ibu, Kakak dan adik" balas Rayen gugup.

"Begitu?"

"YA TENTU!!!" Balas Rayen cepat.

Reana yang mendengar sauttan dari sang anak hanya bis menghela nafas, mengangguk anggukkan kepala dan berkata.

"Kenalkan pada ibu, baru ibu akan restui"

"BENARKAH????"

"TERIMA KASIH BUUUU" ucap Rayen senang.

"Ternyata pulang cuma karena ada maunya"

"Yang sabar nyonya, ini emang masa - masa rawan jatuh cinta"

"Huhh"

======================

Di malam yang dingin, di depan sebuah danau yang indah dengan sinar rembulan. Reana tengah terduduk, memandang danau yang memukau Mata.

"Mah" panggil seorang pemuda.

Reana yang mendengar panggilan itu sontak mengalihkan atensinya, menatap pemuda yang baru saja datang. Dengan tersenyum manis, Reana mengarahkan sang pemuda untuk duduk di sampingnya.

"Mamah kok belum tidur sih? Ini udah malem tau" tanya sang pemuda.

"Iya, mamah belum tidur. Belum mengantuk" saut Reana seraya memandang danau.

"Mah"

"Hmm?"

"Aku pengen deh, nanti. Waktu aku udah bawa gadis yang aku suka ke depan mamah, dan mamah ngerestuin. Aku pengin satu Minggu setelah itu aku langsung di nikahin!!!!" Ucapnya semangat.

"Kamu gila? Satu Minggu? Yang bener aja!!!" Ucap Reana marah.

"Ihh mamahhh"

"Yang ada itu, tunangan dulu. Baru nikah, tunangan pun harus nunggu beberapa saat kamu tau? Kita harus ngadain pesta untuk setiap acaranya, ngga bisa segampang itu" omel Reana

"Iya dehh" sautnya dengan tampang masam.

"Mahh"

"Ya?"

"Nanti kalo aku udah nikah, aku bakal kasih cucu yang Baaaanyak banget buat mamah" ucapnya dengan senyum yang teramat lebar.

Reana yang mendengarnya sontak tertawa lirih, memandang sang putra dengan senyum manisnya.

"Iya dehhh, apapun untuk putra mamah. Sehat - sehat yah anak mamah" ucap Reana dengan sendu, menatap netra sang putra dengan Lamat.

"Kamu, udah dewasa ya"

Voteeeeeee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

APA? SIAPA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang