5

470 40 2
                                    

Setelah selesai menghubungi rumah, Reana segera mengambil tasnya dan berjalan keluar dari cafe, memasuki mobilnya dan bergegas pergi.

Tak membutuhkan waktu lama untuk ia sampai di rumah, memasukan mobilnya ke garasi dan berjalan memasuki rumah.

Klekk...

HAP!

Tiba - tiba saja ia mendapatkan pelukan setelah membuka pintu rumah.

"Mommyyyyy" itu Ari, sepertinya dia menungguku.

"Kenapa hmm?"

"Mommy dari mana aja sih! Tadi Ari cariin tau!"

"Maaf, mommy ada urusan sebentar"

"MOMMYY!!! KUCINGNYA KOK NGEJAR RIO TERUS SIHHHH!!!"

Terlihat Rio yang tengah berlari menghampiri Reana, bersembunyi di balik punggung tegap sang mommy.

"MOMMYY!!"

HAP!!

Tiba - tiba saja pemuda itu menaiki Punggung Reana menghindari kucing yang berusaha untuk mencakarnya.

Sedangkan Reana yang menerima serangan mendadak dari Rio berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya.

"MEONGGGG!!!"

"MOMM!!!"

Reana yang merasa lelah pun membawa Rio yang berada di gendongannya ke sofa, sedangkan Ari mengikuti sang Mommy di sampingnya.

"MEONGGG!!" Kucing putih itu terus mengeong seraya terus mengejar Rio yang berada di gendongan Reana.

"MOMM!!" Teriak Rio seraya mengencangkan pelukannya di leher Reana, dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang mommy.

'hahhh, apa yang dia lakukan sampai kucing itu terus mengejarnya!?'

Reana duduk di sofa dengan Rio yang masih di gendongannya, hingga kucing yang sedari tadi berlari mengejar Rio melompat pangkuannya mencoba mencakar wajah dan lengan Rio yang berada di leher Reana.

"MEONGG!!!" Ngeong si kucing seraya mengulurkan tangannya mencoba mencakar Rio namun sayang, sebelum ia berhasil mencakar Rio tangannya terlebih dahulu di tangkap oleh Reana.

"Ada apa denganmu, kenapa sedari tadi kau mengejarnya hmm?" Ucap Reana seraya mencoba menenangkan kucing putih itu dengan mengelus lembut bulu lebatnya.

Si kucing ya merasa nyaman pun mengubah posisinya, menyamankan diri di pangkuan Reana dan memejamkan mata.

'emang semudah itu nenangin kucing?' Batin Reana, menaikan satu alisnya pertanda bingung.

"Mommmm" terdengar rengekan dari belakang punggung Reana yang tak lain ialah Rio.

"Mommmm...... Tangan sama kaki Rio perihh..... Huaaaaa" ya! dia merengek karena tangan dan kakinya tercakar kucing.

"Hahhh"

Reana berdiri membawa kucing putih itu di gendongannya, meninggalkan Rio di sofa yang terus menangis.

Reana berjalan menghampiri salah satu pelayan.

"Taro dia di kandang" ucapnya lalu pergi setelah menyerahkan kucing itu.

Ia berjalan mengambil kotak P3K untuk mengobati Rio.

*Mau tanya dong, ada yang tau kepanjangan dari P3K ga?

Reana berjalan menghampiri Rio yang tengah duduk di sofa, menahan tangis.

"Mommmmm" rengeknya lagi ketika melihat Reana menghampirinya.

"Hmm" dehem Reana lalu berjalan duduk di sisi Rio, mengobati lukanya secara perlahan.

"Perih bilang" ucap Reana tanpa mengalihkan atensinya dari tangan Rio.

Reana terus mengobati luka Rio, dari yang di tangan sampai di kaki pemuda tersebut dengan telaten.

"Udah, masuk ke kamar tidur" ucap Reana seraya membereskan kotak P3K.

"Mommm gendonggg....." Rengek Rio.

"Apa sih, cuma di cakar kucing aja nangis" cibir Ari seraya memutar bola matanya malas.

"Heh, enak aja sembarangan ngomong!!! Nih ya gue kasih tau, di cakar kucing tuh rasanya nyutttt - nyutttt sakit tau gak!!!" Ucap Rio marah.

"Ngga usah ribut, masuk ke kamar masing - masing" ucap Reana tak terbantahkan.

"Ya mommm!!!!"

'gini amat hidup'

* WOYYY!!! JANGAN LUPA VOTEEEE!!!!!!

APA? SIAPA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang