BAB 2

5.4K 176 19
                                    

*Ck. Sialan tu ustadz.

Kini, Ali menuju ke ruangan Ustadz Jefri. Ruangan itu bernuansa rumah Jawa kuno, dengan interior yang senada, letak ruangan Ustadz Jefri ini berada dibelakang lobby yang membentuk lorong-lorong dan terbagi menjadi 4 ruangan, salah satunya ruangan ust Jefri.

*bisa bayanginnya khannn🙂

Ali disambut beberapa santri juga beberapa karyawan di resepsionis, salah satu karyawan bertanya kepada Ali.

"Waalaikumsalam wr.wb." ucap karyawan tersebut, dengan mendirikan tubuhnya.

"Oh, Assalamualaikum" yang di jawab Ali dengan cengiran kudanya, merasa canggung. Ia walaupun terlihat sangat liar diluar, namun ketika seseorang berbuat baik padanya ia akan menyegani hanya saja ia tertutup oleh sifat gengsi nya yang luar biasa besarnya.

"Kamu santri baru ya?" Tanya karyawan memakai baju serba putih tersebut. Yang di angguki oleh Ali.

"Iya, anak baru. Itu si ustadz Jefri apalah itu dimana ruangan nya?" Jawab ketua Ali, Ali menaruh tangannya pada meja resepsionis.

"Oh udah ada janji sama ust Jefri sebelumnya?"

"Udah"

"Baik mari saya antar"

Kemudian Resepsionis itu mengantarkan Ali menuju ruangan Ust Jefri.

***

"Eh itu santri baru ya?" Ucap salah satu santri yang berada di resepsionis tadi. Yang di angguki teman resepsionis lainnya.

"Gila, pakaiannya sama ye ma sama aku dulu, waktu pertama kali masuk. Anak geng mana ya kira kira"

"Beda tuh, dia lebih keren tinggi, gede juga tuh dada bidangnya" ucap santri yang memiliki badan lebih mungil. Sambil menatap belakang punggung Ali yang makin lama hilang.

"Enak aja, nih liat gede gini. Kamu aja sampe bilang ah pelan pelan" ucap santri yang memiliki postur tubuh yang lebih tinggi itu, sambil memamerkan ototnya, dan diakhiri kedipan mata.

"Apasih kamu tuh hih" pipi merah pun menghiasi wajah pria mungil tadi.

Dan berakhir pria yang lebih tinggi tadi mencubit hidung teman kecilnya itu.

*mereka adalah Tio yang memiliki postur tubuhnya yang lebih tinggi juga lengkuk tubuh yang sebelas duabelas sama dengan Ali, sedangkan yang satunya Dio yang berbanding terbalik dengan Tio, ia cowo tapi bertubuh lebih mungil tidak kurus namun terbentuk, apalagi bentuk bagian belakang bawah yang selalu menjadi bantal dan tempat bertengger Tio junior selagi mereka 'tidur'.

*Upssshhh, jangan bagi tau santri lainya juga yah. Termasuk Ali. HAHAHAHAHA

***

"Assalamualaikum" resepsionis tadi memberi salam dan mengetuk pintu, setelah mendapat aba aba dari dalam ruangan itu. Kemudian mereka membuka pintu tersebut dan memperlihatkan seseorang tampak sibuk dengan berkas berkas di mejanya, ust Jefri.

"Waalaikumsalam, ada perlu apa kemari ust Izan?" Tanya ust Jefri dengan senyuman manis menyambut mereka berdua.

"Ini ust, Ada santri baru ingin bertemu sama ustadz, katanya sudah ada janji" ucap resepsionis tadi yang ternyata bernama ust Izan yang memang sedang bertugas sebagai resepsionis.

"Ah iya betul, sini Ali silahkan duduk" yang akhirnya dituruti oleh Ali , dan kemudian itu menduduki kursi yang berada tepat didepan ust Jefri yang hanya terhalang oleh meja.

"Kalo begitu saya pamit keluar dulu ya tadz, nak Ali, Assalamualaikum" final Ust Izan.

"Waalaikumsalam" ucap kompak mereka berdua, Ust Jefri dan Ali.

***

"Baik, saya mengundang anda kemari nak Ali, hanya ingin meluruskan kejadian tadi sebelum sholat dhuhur" ucap Ust Jefri mengawali percakapan diantara mereka berdua.

Deg /, Ali hanya bisa menatap menatap mata ust Jefri yang sebenarnya didalam hatinya ia berdegup sangat kencang. Karna ini adalah kali pertamanya ia di intograsi oleh orang dan berada dalam ruangan yang sunyi. Namun anehnya ia malah tidak memberontak dan hanya diam dalam duduknya.

"Ali, Bapak paham akan hal ini. Namun bapak hanya berpesan. Hanya saja, kamu dapat mengkondisikan diri kamu sendiri selama dalam lingkungan pesantren. Pesantren juga memiliki aturan yang harus ditaati oleh setiap orang yang berada dalam lingkungan pesantren ini. Mengerti-???" Ucap Ust Jefri yang diajak bicara pun hanya menatap datar.

"Kenapa Lo takut kelepasan buka mulut di bawah kontol gua?" Ucap Ali yang tiba tiba muncul, yang berakhir.

"Iya"

#bersambung

*Waduh begimaneee nih😭kok bisa ustadz malah ngomong IYA

Ajarin Ngaji Pak Ustadz [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang