*BRAKKK...
Ali yang selesai bermain Basket bersama teman temannya, ia masuk kedalam ruangan Jeff. Jeff yang kaget kedatangan Ali tidak berkutip.
Ali mendekat.
"Kamu, ya kamu."Ali semakin mendekatkan dirinya pada Jeff.
"Alasan apa yang buat kamu menjauh dari ku ha?"Ali mencengkram pundak Jeff lumayan kencang.
"Seminggu kamu campakin aku, apa itu hal yang mudah?"Ali melepaskan cengkeramannya dan melemaskan kepalanya kepundak Jeff.
"Kenapa?" Tanyanya sayu."Aku tidak tau harus berbuat apa, namun tidak sebaiknya kamu kesini dalam keadaan seperti ini"
Ali menduselkan kepalanya ke tengkuk Jeff dan melingkarkan tangannya ke punggung Jeff.
Jeff sedikit menolak perlakuan Ali, apalah dayanya. Kekuatan Ali lebih besar.
"Berhentilah bersikap konyol seperti anak kecil Al"Ali mendongakkan kepalanya.
"Ya memang aku seorang anak kecil yang sedang bermanja pada tempat berpulangnya, kamu rumah yang ku punya! Apa tidak boleh??""Bersikaplah lebih dewasa, aku tidak bisa melakukan ini"
"Apa menurutmu tentang ku?"
"Kamu?"
Ali mengangguk."Hanya anak kecil"
Ali memeluk erat Jeff, semakin Jeff menolak semakin Ali peluk erat Jeff.
***
*Allahu Akbar Allahu Akbar
Sudah 15 menit lamanya Ali memeluk Jeff. Hingga tak terasa Adzan Magrib berkumandang.
Jeff mengajak Ali untuk ke Masjid dan mengaji bersama.
Ali yang tidak ada pengalaman mengaji pun sudah dipastikannya tertatih-tatih dalam membaca huruf bersambung itu.
Jeff sangat telaten untuk membenarkan pelafalannya, Ali sedikit uring iringan karna dia sudah mencoba beberapa kali namun masih saja tetap tidak bisa, sampai bosan dibuatnya.
Jeff menatap sendu lelaki dihadapannya.
"Berlatihlah, sampai aku membuka hati" gumam Jeff yang tidak terlalu jelas didengar Ali.Ali memberhentikan bacaannya.
"Hah?""Gapapa, lanjut"
Disisi lain.
Semua orang tampak riwih menghadiri sebuah acara
"Hei, nih" sembari merogoh saku celananya.
"Apa ?"
"Pakein" ucap Tio menundukkan tubuhnya mendekat dan berhadapan langsung dengan Dio.
Dio melihat sekitar, dan mencerna perkataan Tio.
"Ah? Eumm""Pakein aja, keburu makin banyak yang Dateng"
Dio yang digituin makin panik, muka panas dan ga fokus.
Dio membuka dasi yang ia pakai.
"Ini lihat perhatikan baik baik, agar bisa sendiri nantinya"Dio memulai memakaikan dasi nya sendiri sebagai contoh dan menjelaskan secara rinci agar terciptanya dasi yang rapi dan benar.
Sedangkan yang sedang diajari untuk memakai dasi hanya diam dan menatap manik manik mata sang lelaki mungil itu.
"Ishhh jangan liatin Mulu, lu ngapain ih"
"Hehe lucu aja ngeliat nya"
Dio berdecak dan memulai kembali mengajarinya lagi, namun orang orang semakin banyak di dalam aula tersebut sehingga makin panik si Dio.
"Kalo dibilangin di ajarin tuh yang bener, jangan malah diem doang. Biar mandiri udah gede juga"
Tio mendengar kata terakhir Dio auto melihat selangkangannya.
"Ih dasar mesummm"Tio tertawa pelan, menepuk pucuk kepalanya dan duduk di sebelah Dio, dan berakhir Dio kembali memasangkan dasinya Tio, Tio tersenyum kemenangan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#end
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajarin Ngaji Pak Ustadz [END]
RomanceKisah seorang berandalan yang dimasukkan kedalam pesantren oleh bapaknya. 🔊 mengandung cerita homophobic, agama, dimohon kebijakan para pembaca🙏🏻