dua

8 3 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


happy reading!!!

●●●


Rasi memoleskan bibirnya dengan liptint merah muda sebagai opsi terakhir, berkaca sekali lagi untuk memastikan penampilannya lalu mengangguk setelah merasa tidak ada yang kurang. Mengambil tote bag yang berisi laptop tak lupa ia mengecek jurnal yang ia kerjakan kemarin.

Memilih untuk makan di luar karna di rumah hanya ada roti tawar dan Rasi tak mau itu. Motor matic putihnya yang telah ia panaskan sudah bersiap di depan namun siluet seseorang di luar pagar menarik perhatiannya.

Rasi menghampiri dengan raut wajah datar, membuka pelan pagar rumahnya seketika aroma mint menguar di sekelilingnya.

"Ngapain? Lupa yang aku bilang tadi malam?" tanya Rasi bersedekap dada di depan Jehan yang masih duduk di atas motornya. Laki laki itu mengenakan kaos hitam di padu jaket kulit berwarna senada dengan tatanan rambut yang berantakan hampir saja membuat Rasi refleks ingin memeluk Jehan.

"Beneran selama tiga hari?" Jehan balik bertanya ingin memastikan meski ia tahu ucapan Rasi tadi malam sangatlah jelas ia dengar hanya saja Jehan sulit untuk melakukannya.

Perihal Jehan yang berkelahi di Club semalam, Rasi malah mendiamkannya meski masih peduli untuk mengobati luka Jehan. Gadis itu tak menjawab jika Jehan mengajaknya bicara hingga akhirnya Rasi memberinya hukuman, selama tiga hari diinya tidak boleh menjemput atau Jehan simpulkan Rasi ingin break.

Iya, break. Tidak boleh menghubunginya, tidak ada yang namanya jalan berdua, meski sering bertemu tidak boleh menegur. Bisa dibayangkan bagaimana gilanya Jehan untuk melakukan hukuman itu. Sempat protes karena bagaimanapun juga Jehan memukul Evan sebab laki laki itu mengusik kekasihnya. Namun tidak ingin hukumannya ditambah Jehan menurut saja walau rasanya sangat berat.

"Mau ditambah 4 hari?" tanya Rasi yang terdengar seperti ancaman buat Jehan.

Laki laki menghela nafas kasar menahan diri untuk tidak menarik Rasi ke dalam rumah lalu menguncinya. Sungguh, Jehan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkontak fisik dengan gadis itu.

"Satu pelukan untuk hari ini?" pinta Jehan terdengar memohon di dalamnya. Rasi diam sesaat membalas tatapan sang kekasih lalu menggeleng pelan.

"Nggak ada. Tanggung sendiri resiko kamu." ucapnya lalu putar badan untuk mengendarai motor. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi yang artinya satu jam lagi kelasnya akan di mulai.

"Pagarnya tolong dikunci ya, Je. Thanks." perintah Rasi sebelum benar benar pergi meninggalkan Jehan.

Jehan menatap tak percaya jika Rasi benar benar pergi dari hadapannya lalu mengumpat kasar tapi bukan ditujukan untuk Rasi melainkan untuk Jemy karena laki laki itulah Rasi meminta break kepadanya.

JEHANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang