***
Selama sarapan, suasana di meja makan sangatlah canggung. Tak ada yang membuka suara di antara suami-istri ini, hanya terdengar suara alat makan yang menyentuh piring saja.Jongseong sedang memakan nasi gorengnya dengan lahap sambil berpikir mencari topik yang cocok untuk mengajak istrinya mengobrol. Sedangkan Ningning terlihat sedang menenangkan diri dan berusaha melupakan insiden memalukan yang terjadi tadi di kamar.
Jongseong berdehem membuat Ningning tanpa sadar menoleh kearah suaminya. "Ning, kamu malam ini sibuk tidak?"
"Tidak sibuk, malam ini aku tidak ada kegiatan apapun kok, kak."
"Bagaimana kalau malam ini kita makan di luar? Yah, anggap saja sebagai pengenalan di antara kita berdua dan perayaan seminggu perkawinan juga."
"Boleh saja, kak. Nanti kita mau makan dimana?"
"Oke, akan aku kabarin dan jemput kamu, jangan lupa dandan yang cantik ya."
Selesai makan, Jongseong bangkit dari duduknya. Ia merapikan sedikit pakaiannya, tentu saja di bantu Ningning dengan memasangkan dasi di kerah kemeja putih yang dikenakan sang suami.
Memastikan semua sudah rapi, Jongseong mencium dahi Ningning dan mengelus pelan pucuk kepala istrinya.
Perlakuan Jongseong barusan, tentu saja membuat Ningning terdiam beberapa saat.
Karena ini pertama kalinya Jongseong mencium dahinya.
"Aku berangkat kerja dulu ya."
Setelah mengatakan itu, Jongseong beranjak pergi sambil membawa tas kerjanya, meninggalkan Ningning yang masih saja terpaku di depan meja makan.
Sekitar semenit kepergian Jongseong, Ningning baru sadar bahwa Jongseong telah mencium dahi dan mengelus pelan kepalanya. Ia merasakan kedua pipinya memerah dan jantungnya berpacu sangat kencang.
***
Park Jongseong, pria dewasa yang berperawakan tegas dengan wajah tampan tengah fokus memeriksa berkas-berkas yang perlu dirinya tanda tangani.Jongseong menarik pelan kacamata yang masih bertengger di pangkal hidungnya, lalu meletakkan kacamata di atas meja kerja. Jongseong memijit dahinya yang tiba-tiba saja pusing sambil menutup matanya. Ia lelah sekali hari ini. Sangat-sangat lelah.
"Permisi tuan Park, maaf menganggu kegiatan anda. Saya mau menyerahkan pembukuan keuangan ulang perusahaan yang diberikan divisi 1." Ucap sekretaris Kim atau lebih tepatnya Kim Chaewon.
"Mengapa diberikan pada saya? Berikan saja pada bagian keuangan perusahaan?"
"Kepala divisi 1, Lee Heeseung mengatakan bahwa tugas ini harus diperiksa langsung sendiri oleh tuan Park."
Jongseong meraih telepon intercom, lalu dengan sedikit kasar ia menekan tombol-tombol itu untuk menghubungi kepala divisi 1.
"Halo, disini kepala divisi 1, Lee Heeseung. Ada yang bisa di bantu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Blue
Fanfic"Bisakah kita melihat pernikahan ini sebagai sebuah anugerah, Park Ningning?"- Park Jongseong.