Aulia Badri

15 8 4
                                    

"Duh, sakit banget." Seorang perempuan dengan memakai bando berwarna hijau dan pita berwarna merah sambil berusaha berdiri.

"Maaf tidak sengaja." Seorang laki-laki berusaha membantunya berdiri.

"Beraninya kamu membuat baju kesayanganku kotor, lepaskan tanganmu!" bentak perempuan tersebut.

"Sebagai gantinya kamu sudah menabrak ku, kamu berikan aku uang atau aku hajar!" ancam perempuan tersebut.

"Citra, yuk kita pergi saja," ajak Sergio dengan perasaan cemas.

"Yuk Sergio! aku juga muak melihat sampah seperti dia," ejek Citra dengan perasaan kesal.

Sontak hal tersebut membuat laki-laki tersebut segera memberikan semua uang saku kepada Citra, lalu Citra segera meninggalkan anak laki-laki tersebut bersama sahabatnya.

Beberapa saat kemudian, Citra duduk di pinggir taman sambil menyeruput jus apel, Citra memiliki perawakan : Tubuh berwana sawo matang, ramping, tubuh badan 160 cm, rambut pendek berwarna hitam coklat dan mata berwarna hitam, sahabatnya memiliki perawakan yang mirip seperti Citra tetapi Sergio memiliki rambut yang panjang.

Pada satu sisi, terlihat seorang perempuan memiliki perawakan : Tubuh berwana putih, ramping, tubuh badan 170 cm, rambut panjang berwarna pirang keemasan dan mata berwarna biru.

Aulia mulai menelusuri setiap lorong kelas penuh bahagia karena untuk pertama kalinya bisa memilih sekolah sesuai apa yang diinginkannya di Queen School.

Setelah di dalam kelas, orang-orang yang berada di kelas begitu sinis memandang perempuan tersebut hingga Citra bersama Sergio datang membuat heboh satu kelas karena Citra ingin berkuasa dan membuat mereka semua mau menuruti keinginannya.

"Siapa kamu yang berani memerintah kami?" tanya seorang laki-laki dengan berdiri dari tempat duduknya.

"Aku Bunga Citra Permadya dan sahabatku Sergio Rahma, kami akan menjadi penguasa di kelas ini." Citra dengan tersenyum menyeringai.

Tidak lama kemudian, Citra dan Sergio memberikan isyarat kepada para laki-laki di kelasnya untuk melawan mereka berdua.

Para laki-laki secara bergantian maju untuk melawan Citra maupun Sergio, para perempuan di kelas Aulia melihat kejadian tersebut dengan penuh tawa, bahkan ada yang bertepuk tangan.

Bruk ... Plak ... Gruk

Tidak disangka para laki-laki di kelas Aulia mengalami kekalahan telak dari Citra maupun Sergio, lalu Citra memberi tahukan bahwa mereka berdua ahli dalam bela diri dan berpengalaman dalam bertarung, hal tersebut membuat satu kelas terkejut hingga mereka mau tidak mau menuruti keinginan Citra karena takut melawan mereka berdua.

Hari pertama di sekolah, Citra maupun Sergio membuat ulah dengan mempermalukan siswi pendiam, terlihat ada seorang siswa segera melaporkan kejadian tersebut kepada seorang guru tetapi guru tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.

Semua orang tahu bahwa ayah Citra merupakan kepala Sekolah yang peraturan kalau perilaku bullying boleh dilakukan di Queen School asalkan mengikuti pembayaran tambahan, hal itu membuat Queen School menjadi tempat kekerasan tetapi sampai saat ini ayah Citra berhasil menyembunyikan semua kebusukan yang terjadi di Queen School.

Aulia beberapa kali mencoba untuk berteman dengan teman-teman kelasnya tetapi mereka tidak mau berteman karena perbedaan dari segi warna kulit, akhirnya Aulia hanya diam sambil memperhatikan guru yang menjelaskan mengenai peraturan maupun letak di sekolah, guru tersebut sadar bahwa Aulia diasingkan dan meminta kepada mereka semua untuk tidak mendiamkan Aulia.

Kring ... Kring ... Kring

Pada saat jam istirahat, Aulia pergi ke kantin sendirian karena tidak ada satu pun teman yang mau bersama dengannya, pikiran Aulia makin bingung karena sikap teman di kelasnya tersebut, bahkan terlintas di pikirannya ingin pindah ke sekolah lain untuk bisa mendapatkan teman, tiba-tiba Aulia menabrak seseorang.

Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang