Sekolah

5 6 1
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu, Citra bersama Sergio selalu meminta Aulia membawa tas milik mereka ke dalam kelas, bahkan membelikan makanan dengan uang saku Aulia, Rani dan Siska hanya melihat dari kejauhan karena tidak ada yang berani melawan, Aulia hanya pasrah mendapatkan perlakuan seperti itu.

Pada saat jam istirahat Aulia tanpa sengaja melihat Citra dan Sergio hendak meminta uang secara kasar dengan menjambak rambut seorang perempuan, Aulia tidak jera dengan ancaman yang diberikan oleh mereka berdua, lalu Aulia segera menghampiri mereka bertiga.

"Citra, lepaskan anak itu!" bentak Aulia dengan perasaan cemas.

"Wah, wah ada pahlawan kesiangan." Citra melepaskan perempuan tersebut dan menghampiri Aulia.

"Coba kamu ulangi lagi apa yang kamu ucapkan?" tanya Citra dengan menguap di depan Aulia.

"A-aku."

Plak ... Plak ... Plak

Beberapa kali tangan Citra mendarat di pipi Aulia hingga memerah tetapi semua orang di kelas hanya bisa melihat tanpa ada satu pun orang yang mampu memberikan bantuan, seketika Aulia menangis dan pergi dari kelas tetapi Citra bersama Sergio mengikuti Aulia dari arah belakang hingga sampai di depan gudang kosong.

"Aulia jika kamu ingin kamu menginginkanku untuk mengembalikan uang perempuan tadi, tolong ambilkan buku milikku di gudang itu!"

Dengan perasaan ingin menolong orang lain membuat Aulia begitu cepat masuk ke dalam gudang tanpa tahu kalau hal itu hanya omong kosong dari Citra, tiba-tiba pintu gudang di kunci dari luar dan mereka berdua meninggalkan Aulia sendirian di dalam gudang kosong yang gelap dan berdebu, beberapa kali Aulia berteriak untuk meminta pertolongan.

Tolong ... tolong ... tolong

Dari kejauhan terlihat Rani yang memberanikan diri untuk bisa mengeluarkan Aulia dari gudang kosong, ia rela berbohong kepada salah satu satpam dengan berdalih untuk mengambil buku tua di gudang kosong tersebut, Rani segera bergegas menuju pintu gudang kosong tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Sergio sedang mengawasi Aulia dari depan gudang.

"Aulia, makanya kamu jangan sok menjadi pahlawan kesiangan!"

"Aku mohon Sergio, lepaskan aku!"
Sergio meninggalkan Aulia begitu saja, kesempatan itu digunakan Rani untuk membuka pintu gudang kosong, awalnya Rani kesulitan karena kunci yang diberikan sangat banyak hingga salah satu kunci dapat membuka pintu gudang tersebut, Aulia tidak menyangka kalau Rani nekat membahayakan dirinya sendiri untuk menolong.

"Mengapa kamu menolong aku? apa kamu tidak takut dengan mereka berdua?"

"Apapun yang terjadi, aku akan melindungi kamu,"

Mendengar hal tersebut membuat Aulia terharu hingga menangis, baginya untuk pertama kalinya ada seseorang yang mau menolong, Rani segera mengajak Aulia untuk masuk ke dalam kelas dengan perasaan cemas. Setibanya di kelas, sontak membuat Citra dan Sergio begitu terkejut melihat keberadaan Aulia.

"Kalian dari mana saja?" tanya seorang guru sambil meletakkan buku di meja.

"Kami dari kamar mandi pak,"

Guru tersebut mempersilahkan mereka berdua duduk ke tempat semula, walaupun hati Citra sangat kesal tetapi ia tetap menghormati gurunya tersebut dan menunggu hingga pelajaran selesai.

Selama pelajaran berlangsung, Citra beberapa kali melotot sambil mengepalkan tangan ke arah Aulia dan Rani.

Tring ... Tring ... Tring

Bel pulang sekolah berbunyi, setelah bersalaman dengan guru Rani segera menarik tangan Aulia untuk segera berlari tetapi dari arah belakang Citra bersama Sergio mengejar mereka berdua hingga aksi kejar-kejaran tidak dapat terhindarkan.

Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang