Teman

4 6 0
                                    

“Ibu, aku minta izin untuk tinggal sementara ke rumah Aulia,” pinta Rani kepada Ibu dengan perasaan cemas.

“Terserah.” Ibu menatap Rani dengan tatapan sinis.

Rani pun merapikan semua baju-bajunya ke dalam tas, tiba-tiba pria paruh baya muncul dengan keadaan mabuk, sontak hal tersebut membuat Aulia dan Rani terkejut karena melihat kejadian tersebut, Ibu yang tidak kuat melihat kondisi suaminya segera pergi dengan kondisi menangis tanpa memedulikan kondisi Rani, sebelum keluar dari pintu kamar Ibu mengucapkan kalimat yang tidak ingin Rani dengar.

“Aku sudah lelah menutupi semua kelakuanmu, mulai sekarang kita cerai!”

“Aku juga sudah tidak butuh wanita jalang, dasar bedebah!”

Sontak hal tersebut membuat Rani makin yakin dengan keputusan keluar dari rumahnya untuk tinggal sementara waktu di rumah Aulia, Aulia segera mengajak Rani untuk segera pergi dari tempat itu karena ayah Rani hendak memukul apa saja yang dilihat menggunakan botol minuman keras yang dipegangnya.

Di dalam perjalanan, Rani tidak henti-hentinya menangis dan menyalahkan sikap ayah yang selalu saja bertengkar dengan ibu, hal yang membuat hati Rani makin teriris adalah ketika mengetahui ayahnya mabuk-mabukan.

“Kamu yang kuat, aku yakin kamu bisa melewati ini semua,” ucap Aulia dengan perasaan sedih karena kembali teringat dengan sikap Ibu.
Sesampainya di rumah, Aulia meminta Rani memilih kamar sesuka hatinya, Rani melihat-lihat setiap kamar hingga memilih satu ruangan yang berada di sebelah kamar Aulia, dia ingin sekali bisa lebih dekat dengan Aulia.

Aulia begitu senang karena sekarang tidak merasa sendirian di rumah dan ada teman untuk diajak berbicara,
Aulia melihat Rani begitu asyik membersihkan kamar maupun sekeliling rumah, padahal Aulia maupun pembantu di rumah itu sudah memberi tahukan agar Rani tidak perlu membersihkan dan membiarkan pembantunya saja tetapi Rani tidak ingin merepotkan orang lain, bahkan merasa bersyukur karena sudah diberikan izin oleh Aulia.

Pada malam hari, Aulia dan Rani belajar bersama hingga melakukan video call bersama dengan Siska, Siska merasa senang melihat Rani begitu bahagia, dalam hatinya juga ingin seperti Rani tetapi dia tidak bisa meninggalkan ibu dan adiknya, Rani sejak sampai di rumah Aulia tidak menemukan keberadaan ayah Aulia hingga dia menoleh ke segala arah, hal itu membuat Aulia kebingungan.

“Rani, mengapa kamu seperti orang yang kebingungan? Apakah kamu sedang mencari sesuatu?”

“Aku tidak enak jika tinggal sementara di sini tetapi belum izin ke ayah kamu,”

“Ayahku sedang ke Bandung, lalu kamu juga sudah mendapat izin untuk tinggal di sini,”

Di satu sisi, Siska mulai merebahkan tubuh ke atas kasur dengan selimut berwarna pink, lalu ia terbayang tinggal di rumah Aulia, Siska teringat impian saat dirinya masih di sekolah dasar kalau ia ingin mempunyai rumah mewah dan sebuah taman bunga, tiba-tiba Siska terkejut karena keberadaan sang Adik sambil membawa boneka kesayangannya, Siska pun menerima kenyataan yang ada dan bersyukur dengan apa yang dimilikinya.

Pagi pun tiba, Rani pergi ke taman sambil menghirup udara yang begitu segar tetapi ia masih penasaran keberadaan ayah Aulia, Rani pun menghampiri pak Tono yang sedang asyik menyeruput secangkir kopi, awalnya Rani merasa ragu untuk bertanya karena merasa lancang mencari tahu kondisi keluarga Aulia, apalagi Rani sekarang tinggal di rumah Aulia.

“Mohon maaf pak kalau aku lancang, dari kemarin belum bertemu ayah Aulia, apakah bapak tahu di mana ayah Aulia berada?” tanya Rani dengan tubuh bergemetaran.

“Untuk seminggu kedepannya, Tuan pergi dinas ke luar kota dan Non Rani tidak perlu risau karena Tuan sudah mengizinkan Non Rani untuk tinggal di sini,”

Mendengar hal tersebut membuat Rani menjadi tenang tetapi makin yakin kalau Aulia begitu senang ketika ayahnya pergi keluar kota karena ia tidak lagi diperlakukan kasar oleh ayahnya.

Rani pun mengajak Aulia untuk berangkat ke sekolah, terlihat Aulia sudah menyiapkan bekal untuk mereka berdua, sontak hal tersebut membuat Rani terkejut karena Aulia begitu perhatian kepada dirinya.

“Kamu bisa masak?” tanya Rani dengan tersenyum ke arah Aulia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang