Setelah Citra dan Sergio pergi dari cafe tersebut, terlihat Siska dan Rani mulai menghubungi nomor telepon Aulia tetapi Aulia tidak mengangkatnya, lalu Siska dan Rani dengan perlahan memasuki cafe dengan perasaan yang tidak menentu. Aulia baru membuka handphonenya karena merasa dirinya sudah aman, terlihat beberapa kali panggilan masuk dari Siska yang mencoba menghubunginya, kemudian Aulia melihat keberadaan kedua temannya tersebut di sudut cafe.
“Aulia, kamu tidak apa-apa?” tanya Rani dengan raut wajah yang panik.
“Aku sebelumnya bersembunyi di ruangan karyawan, aku panik karena melihat mereka masuk ke dalam cafe.” Aulia sambil mengelap keringat yang membasahi kening.Siska yang melihatnya juga memeluk tubuh Aulia dan memberikannya semangat, lalu Rani menceritakan bahwa dia pada saat di bangku sekolah dasar mendapatkan perlakuan perundungan dari teman kelasnya tetapi disaat dia memberi tahukan kepada orang tuanya, orang tuanya tidak pernah peduli dan lebih mementingkan pekerjaannya saja, oleh karena itu Rani menjadi pemilih teman karena kejadian tersebut, mereka bertiga berdiam dan saling menatap satu sama lainnya, tiba-tiba Siska berdiri.
“Kita latihan bela diri saja!” teriak Siska dengan bersemangat.
Rani maupun Aulia saling memandangi dan setuju kalau mereka harus mengikuti latihan bela diri, terlebih khusus bagi Aulia yang saat ini selalu saja dipermalukan oleh Citra maupun Sergio.Setelah selesai latihan, Aulia meminta Rani dan Siska untuk menemaninya ke kantor polisi untuk memberikan bukti kejahatan yang dilakukan oleh para petinggi sekolah, pihak kepolisian tanpa menuggu waktu berhasil menangkap para petinggi Queen School beserta ayah Citra karena menutupi kejahatan.
“Jangan bergerak, cepat angkat tangan!” ancam para polisi dengan menodongkan pistol ke arah para petinggi Queen School.
Dalam penyelidikan, para petinggi Queen School maupun ayah Citra saling melindungi hingga interogasi menjadi berbelit-belit, bahkan para petinggi mendatangkan pengacara agar bisa banding dan mengatakan kalau Aulia telah mencemarkan nama baik para petinggi, hal itu sudah diantisipasi oleh Aulia dengan memberikan barang bukti berupa rekaman para petinggi sedang melakukan pemerkosaan, Aulia begitu mudah menyelidiki cctv sekolahnya yang sudah di hapus tetapi terdapat satu rekaman begitu jelas merekam kejadian dan rekaman tersebut tanpa sengaja belum terhapus.
“Aulia, apa yang kamu inginkan?” tanya ayah Citra dengan berbisik.
“Saya hanya ingin membela kebenaran tanpa mengharapkan imbalan.” Aulia meninggalkan ruangan interogasi dengan senyuman.
“Karena dia jabatan yang aku dapatkan menjadi sia-sia, aku pastikan hidupnya akan hancur tanpa tersisa.” Ayah melotot ke arah Aulia dengan tangan memukul meja.
Berita kasus pemerkosaan yang dilakukan para petinggi Queen School tersebar ke seluruh media hingga banyak kecaman dari masyarakat Smile Coun, walaupun begitu pihak Queen School masih bungkam terhadap kasus yang menimpa anak muridnya itu, bahkan jabatan ayah Citra di copot karena kasus tersebut.Keputusan pun sudah ditentukan bahwa para pelaku pemerkosaan mendapatkan hukuman 40 tahun penjara tanpa adanya remisi, lalu hukuman ayah Citra mendapatkan 2 tahun karena menutupi kejahatan, kedua hukuman tersebut sesuai dengan aturan negara Smile Coun.
Sesampainya di rumah, Aulia membuka tas dengan perasaan terkejut karena tanpa sengaja membawa barang-barang Siska, bahkan buku diary nya juga ikut terbawa, awalnya Aulia tidak mau membaca diary tersebut karena rahasia temannya tetapi tanpa sengaja Aulia menjatuhkan diary tersebut hingga terlihat lembaran-lembaran yang menuliskan perjalanan hidup Siska.
Aulia yang penasaran mulai membaca isi diary tersebut hingga selesai, betapa terkejutnya Aulia bahwa Siska merupakan anak broken home, ayah Siska ketahuan sering memesan perempuan malam hingga orang tua Siska memutuskan untuk bercerai.Pada satu sisi lain, Siska baru saja sampai di rumah, terlihat Ibunya yang sedang memasak dan Adiknya sedang bermain boneka.
Siska segera membuka isi tas untuk mengeluarkan buku-buku pelajaran, ia begitu terkejut karena hanya ada buku mata pelajaran tetapi buku diary nya sudah tidak ada, seketika Siska mengingat dan mencoba menghubungi Aulia dengan perasaan cemas tetapi tiba-tiba sang Adik mengajak main boneka tetapi Siska meminta sang Adik untuk menunggu sebentar.
Tuts ... Tuts ... Tuts
“Aulia, kamu lihat buku diary milikku?”
“Iya Siska, diary dan lembaran tugas milik kamu tidak sengaja terbawa ke dalam tasku,”
“Apakah kamu sudah membaca buku diary itu?”
Aulia pun meminta maaf karena saat diary tersebut terjatuh, ia penasaran hingga membaca diary tersebut sampai selesai, hal tersebut membuat Siska terkejut dan meminta Aulia tidak memberi tahukan kepada Rani maupun kepada orang lain sampai ia izinkan untuk menceritakannya, Aulia pun berjanji tidak akan menyampaikan kepada orang lain termasuk Rani.
Tidak lama kemudian sang Adik kembali mengajaknya bermain, Siska merasa tenang karena yakin kalau Aulia dapat dipercaya, lalu Siska menghampiri sang Adik untuk bermain bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam dan Cinta
AcciónSINOPSIS Satu bulan yang lalu. Sesaat Aulia berdiri mematung melihat seseorang yang begitu mirip dikenalnya, dia pun segera menghampiri wanita paruh baya itu. "Ibu," ucap Aulia memanggil wanita paruh baya yang berada di hadapannya. Ketika wanita par...