1. Awal Mula

123 24 15
                                    

• Happy Reading •

Perkenalkan, namaku Yang Ahyeon, aku baru saja sampai di negara asalku. Selama bertahun-tahun, aku menempuh pendidikan di luar negeri. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk pulang setelah kuliahku selesai. Tidak seperti temanku yang lain, aku tidak disambut oleh keluargaku saat tiba di bandara. Dan aku pun harus pulang sendiri tanpa ada yang menjemputku.

"Ahyeon, kamu dijemput oleh siapa?" tanya Yeji, temanku saat masih tinggal di asrama. Dia sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Yeji selalu membantuku jika ada masalah atau sedang kesusahan.

"Orang tuaku sebentar lagi akan datang, kamu bisa pulang lebih dulu," jawabku dengan banyak kebohongan. Mana mungkin mereka ke sini, pikirku. Tetapi, aku akan mencoba menghubungi ibuku, mungkin saja dia bersedia. Walaupun demikian, aku tidak berharap banyak. Semoga dia sedang berbaik hati kepadaku.

Hubunganku dengan keluargaku bisa dibilang tidak terlalu dekat. Karena ibuku lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan diriku. Hanya ayahku yang tidak pilih kasih. Tetapi, dia sangat jarang berada di rumah. Aku seperti tidak mempunyai seorang ibu.

Aku berjalan kaki di pinggir jalan sambil memandangi hiruk-pikuk keramaian kota. Kutarik koper yang cukup berat itu, dengan satu payung yang berada di tanganku. Rintik hujan mengguyur kota, angin kencang membuat payungku hampir terbang terbawa angin.

Aku mencoba menelepon ibuku, namun wanita itu tidak mengangkatnya. Pasti dia sedang bersenang-senang dengan anak angkatnya, pikirku. Terpaksa aku harus mencari penginapan terdekat. Dari kejauhan, aku melihat sebuah penginapan tua.

Tidak ada waktu lagi, aku sudah sangat mengantuk. Aku pun mendatangi penginapan itu dan memesan sebuah kamar. Hanya ada seorang wanita yang berada di sana. Dia mengantarku tanpa bicara sedikitpun. Ekspresinya yang datar membuat aku sedikit takut.

"Terima kasih," ucapku sambil tersenyum.

"Selamat bersenang-senang," ujarnya dengan senyuman mengerikan.

Aku terkejut melihat wajahnya berubah menjadi sangat mengerikan. Aku memejamkan mataku, lalu membukanya lagi. Wanita itu menghilang, padahal aku tidak mendengar suara langkah kaki.

Sepertinya aku salah memilih penginapan ini. Namun, apa boleh buat, semuanya sudah terjadi. Aku langsung masuk dan mengunci pintu. Jantungku berdegup begitu kencang. Aku kembali terkejut karena kamar ini dipenuhi oleh tanah yang berhamburan.

"Tanah?" Aneh, ini sangat membingungkan. Bergegas aku mengambil sapu di pojok ruangan, lalu membersihkan tanah itu.

Aku memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Saat membuka pintu kamar mandi, tercium bau anyir yang menyeruak.

"Ada apa ini?" Aku mengecek ke seluruh sudut kamar mandi, namun tidak menemukan apapun. Tiba-tiba saja, aku dibuat terkejut dengan air keran yang berubah menjadi warna merah.

Bau anyir yang semakin kuat itu berasal dari keran. Dengan segera, aku berlari menuju tempat tidur dan melindungi diriku dengan selimut. Aku tidak yakin berapa lama aku berada di bawah selimut itu, namun sepertinya matahari sudah mulai terbit.

Setelah beberapa saat, aku mulai merasa kedinginan. Seolah-olah ada sesuatu yang mencolek-colek bahuku. Dengan perlahan, aku membuka mata dan membalikkan badan.

Mysterious IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang