(18.)

2.4K 220 14
                                    


"F*ck My Life"

- Aerika

.
.
.

Suara ribut ribut dari luar kamar membawa balik kesadaran gue. Kayanya abis drama sama si cowok mesum itu gue pingsan deh, dan sekarang udah di kamar Mimi sama Papi.

Gue beranjak dari kasur buat keluar kamar, pengen tau ada ribut ribut apa. Seinget gue Mami sama Robert udah diusir, terus sekarang ada apa lagi.

Dengan kepala yang masih pening gue keluar kamar dan jalan menuju ruang keluarga, dimana suara orang adu bacot itu berasal. Makin gue dengerin itu suara Mami sama Mimi.

"Dia anak gue Yoona! Lo ga berhak atur dimana dia harus tinggal!"

"Kamu itu bodoh apa budeg sih? Saya sudah jelaskan kalau mereka semua anak anak saya! Mending kamu pergi sebelum Junho dateng dan seret kamu keluar."

Gue ngeliat Mami sama Mimi berdiri berhadapan dan saling lempar tatapan tajam. Sedangkan semua abang abang gue cuma diem di sekitaran Mimi. Pasti mereka mau misahin juga bingung harus gimana.

"Mimi..." Suara gue mengalihkan perhatian mereka semua, Mimi Yoona langsung jalan nyamperin gue terus meluk gue. Mimi juga ngusap tengkuk gue pelan, rasanya nyaman. Beda banget sama ibu kandung gue yang malah natap sinis kita berdua.

"Udah dramanya? Ayo pulang." Mami mendekat ke arah kita, terus narik tangan gue dengan kasar.

"Ga mauu" Tolak gue. Gue berusaha ngelepasin tangan Mami yang dengan erat megang pergelangan tangan gue. Saking eratnya gue bisa ngerasain kuku panjangnya Mami hampir nembus kulit gue.

"Fan, lepasin Aeri!"

"Mami apaan sih? Eri ga akan kemana mana!" Sentak Bang Ochi yang berhasil lepasin tangan Mami dari tangan gue. Seketika Dino bawa gue mendekat ke dia.

"Emang kurang ajar ya kalian semua! Abis Mami tinggal tata krama kalian ilang semua! Mami ini ibu kandung kalian-"

"Ibu kandung mana yang tega ninggalin anak anaknya demi selingkuhannya? Misahin anaknya dan nyiksa anaknya? Ibu kandung? Persetan ibu kandung, Mi. Aku mending ga punya ibu, kalo ibuku kaya Mami." Serobot Mas Uji yang bikin ruangan ini hening seketika. Ga lama suara tangis Mas Uji kedengeran, gue yang tadinya masih kuat jadi lemah denger Mas Uji nangis. Ini Mas Uji loh, abang gue yang biasanya cuek, sinis, kejam, sekarang dia nangis.

"Aku bisa ngerasa punya ibu waktu ada Mimi Yoona. Ibu kandung? Mami dimana waktu Uji sakit manggil manggil Mami? Mami dimana waktu Bang Gara yang masih SD keserempet motor? Mami dimana waktu kita butuh Mami? Hiks... Uji ga punya ibu sejak Mami sibuk selingkuh." Tangis Mas Uji makin kenceng disusul suara sesenggukan Bang Bram dan juga gue. Dino narik gue kepelukannya sambil nenangin gue.

"Uji, sini sama Mimi..." Mas Uji berbalik dari natap Mami, terus meluk Mimi sambil nangis. Gue juga denger Mas Uji ngomong kalo dia sayang sama Mimi.

Ahh bawang banget keluarga gue.

Plok plok plok

Suara tepuk tangan Mami bikin kita semua kebingungan, iya lah. Ga jelas banget, orang lagi emosi dia malah tepuk tangan, dikira lagi pentas apa?

"Bagus Yoona. Bagus. Ga tau gimana kamu didik anak saya sampe mereka benci saya. Good job." Kata Mami dengan suara yang agak bergetar. Gue ga tau Mami kena mental, tertohok, atau gimana. Tapi gue udah ngerasa cukup sama semua siksaan Mami ke gue. Gue mau hidup bebas disini.

"Fany, ngapain kamu disini?"

Sosok Papi yang baru datang dan masih lengkap dengan setelan baju kerja, masuk ke ruang keluarga bikin suasana makin panas. Gue bisa ngerasain emosi Papi hanya lewat tatapan matanya. Serem kalii.

Brothersss² [Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang