(39.)

1.7K 164 24
                                    

.
.
.

Yang seharusnya gue ke cafe sore hari, sepulang dari Mang Ayem gue langsung mandi, siap siap dan berangkat ke cafe. Katanya hari ini cafe bakal rame, jadi kalo gue bantu bantu kan lumayan.

Dengan kaos putih, baggy jeans, kemeja item sebagai outer, dan sneakers, gue pergi ke cafenya Mimi. Abang gue bilang nunggu jemputan, tapi bakal lama. Ada ojek lagian.

Perjalanan dari rumah ke cafe membutuhkan waktu sekitar 30 menit kalo lancar, kalo ga lancar yang bisa 45-60 menit. Untung siang ini jalanan ga begitu macet, dan gue naik ojek motor, sehingga bisa nyelip nyelip.

"Makasih pak..."

"Sama sama, mbak. Marii"

Gue mengangguk ramah ke bapak ojeknya sebelum melenggang masuk ke cafe.

Wow, asli cafenya Mimi bagus banget, nuasanya casual + warm gitu. Enak banget buat ngopi malem malem sambil nugas.

Ini pertama kali gue ke cafe punya Mimi, btw. Beberapa kali gue diajak ke sini tapi sering bentrok sama kegiatan gue. Kadang waktu pengen ke sini, malah Miminya yang ga ada kerjaan di cafe.

Emang sih cafenya Mimi sekarang rame banget, tapi nuansa hangatnya ga ilang. Kayak, disini ada banyak pengunjung tapi tetep ga berisik gitu, nyaman lah pokoknya.

Gue ngeliat Mimi yang sibuk di kasir, karna bingung cara nyamperin Mimi, gue memilih buat ikut ngantri. Untungnya antrian tingga 2 orang, ga akan lama lah.

"Selamat datang di Yoon's Cafe, bisa diban-- Adekk?!" Gue auto nyengir karna berhasil ngagetin Mimi.

"Ngapain kesini jam segini?? Bentar minggir dulu, Nak, ada yang mau pesen." Gue nengok ke belakang dan bener aja. Ada mas mas yang ngantri di belakang gue.

"Selamat datang di Yoon's cafe, bisa dibantu pesanannya, kak?"

"Ice coffee latte with coffee jelly sama cheesecake nya 1."

"Saya ulangi, ice coffee latte with coffee jelly 1, cheesecake 1. Totalnya 43 ribu, atas nama?"

"Ten Lee." Si mas Ten itu kemudian scanning barcode pembayaran. Dan pembayaran pun selesai.

"Ditunggu pesanannya, kak. Terima kasih."

Seperginya Mas mas itu, gue balik lagi ke depan Mimi mumpung belum ada yang pesen.

"Aku mau bantu, Mii."

"Bantu anter makanan mau?" Tawar Mimi.

"Mauu"

"Ya udah sana ke dapur, bilang aja disuruh Mimi. Minta apron ke yang namanya Lino dan bantu dia."

"Okaii"

...

Di dapur tadi gue langsung ketemu sama yang namanya Lino. Gue kira abang abang biasa gituuu. Taunya pangeran tampan dan rupawan. Asli Kak Lino ganteng banget coii.

"Eri, dari sini kamu tinggal teriakin namanya aja, nanti orangnya ngambil sendiri. Okay?" Kak Lino ngajarin gue. Gila, padahal kerjaan dia masih banyak tapi dengan telaten ngajarin gue. Ga banyak sih, cuma ngasih tau SOP dasar buat melayani customer.

"Atas nama Ten Lee!!" Teriak Kak Lino. Gue nengok ke Kak Lino yang lebih tinggi dari gue. Aduh, ganteng banget.

Tiba tiba aja dia nengok membuat kita berdua adu tatap.

"Kenapa?"

"Engga-- Eh itu, Mas Ten Lee nya" Gue nunjuk mas yang tadi antri dibelakang gue, Mas Ten Lee.

"Atas nama Ten ya? Makasih." Dia ngambil nampan berisi pesanannya dan pergi. Namun sebelum pergi dia senyum ke gue. Iya, ke gue.

Double kill banget hari ini. Udah ngeliat Kak Lino, disenyumin cogan random macem Mas Ten Lee. Kayanya gue besok mau bantu Mimi lagi deh.

Brothersss² [Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang