Riku berpikir kalau dia jatuh kedalam laut yang dalam.
Terperangkap selamanya, tenggelam lebih dalam tanpa ada yang menariknya ke permukaan.
Saat itulah dia melihat, ada yang mengulurkan tangan. Meski samar-sama dia tidak mengenalinya, namun tangan itu meneriman tangan yang diulur. Meraih tangan yang diulur oleh surai raven.
Seketika maniknya terbuka.
Hanya untuk melihat warna putih disekitarnya. Tidak butuh berapa detik untuknya menyadari, kalau dia berada di rumah sakit.
Benar-benar sial. Dia kambuh waktu itu, malah dihadapan Iori...
Saat ini suaminya- orang itu pasti tidak mau lagi berurusan dengannya. Perasaan bercampur aduk antara lega dan sedih. Dibagi rata, seolah Riku juga meratapi pernikahannya yang begitu sebentar.
Apalagi Iori sampai mengetahui penyakitnya, dan jatuh dihadapannya. Sudahlah, dia tak peduli dengan pria dingin itu.
"Meski aku mengerti dia tengah kecapean... baka Iori!!!" dia mendengus memukul kasur.
Pintu dibuka, menampilkan pria bersurai biru panjang. Terlihat terkejut melihat Riku.
"Riku-kun! Kau sudah sadar! Syukurlah...." ucapnya segera berlari menghampiri
"Banri-san? Bagaimana aku bisa ada disini?" ucap Riku, yang tidak ingat dia dibawa.
"Oh... suamimu yang memberitahu, dia panik karena kau tiba-tiba kesakitan...." Banri tersenyum lembut, dia membantu Riku bangun.
"...oh..." Riku menghela nafas, entah itu lega atau kesal. Setidaknya, dia merasa ada sisa kebaikan dari Iori yang mungkin memang peduli dengannya.
Apa Riku harus berterimakasih?
"Di-dimana dia sekarang?" kenapa aku masih menanyakannya? Bukannya aku sudah memutuskan untuk tidak peduli?
"Ahh... dia tadi ada keperluan mendadak... dia dipanggil oleh bos agensinya..." Banri menjelaskan sedikit sendu.
Riku merasa kesal lagi, apa-apaan? Berarti dia cuma mengantarkan dan seenaknya pulang begitu saja?! Tidak mau meminta maaf atau mengobrol?! Sudahlah, keputusan cerai sudah bula-
"Kau tidak sadarkan diri selama 2 hari loh..." ucapan Banri membuat Riku terkejut.
Dua hari? Berarti serangan asma saat itu memang yang terparah? Dan itu gara-gara Ior-
"Dan Iori-kun selalu berada disisimu dua hari ini... bahkan menolak panggilan dari pekerjaannya..."
Perkataan Banri membuat Riku terbelalak. Jadi dia menunggu Riku? Sulit dipercaya... dia kira, Iori tak akan peduli lagi. Sungguh terkejut mendengar orang sedingin itu bisa berbuat baik.
"Ah, nanti Momo-kun dan yang lain datang berkunjung... tapi sebelumnya..." Banri menyilangkan kedua tangannya, seperti akan memarahi Riku.
"Kau tidak memberitahukan Iori-kun soal penyakitmu yah?" tanya Banri yang membuat Riku meneguk ludah. Yah, dia memang tidak karena... takut ada penolakan...
Banri menghela nafas panjang, "Kau tau? Iori-kun seperti orang kerasukan loh! Dia terus berteriak namamu sampai dibawa kemari... bahkan menangis..."
Riku terkejut lagi. Ah, apa dia merepotkan sekarang? Iori melakukan sejauh itu untuknya... bagaimana Riku harus merespon hal itu kesampingkan hal yang membuatnya kesal dengan suami kontraknya ini.
"...padahal kalian sudah berhubungan semenjak 3 tahun, tapi kenapa tidak? Kau pasti taku Iori-kun membencimu kan?" dan Bulls eye. Meski pikiran Riku membantahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Фанфик"EEEHHh?! Maksudnya, kau dan aku...." Hanya karena dia menemukan surai raven berada didalam rumahnya, hidupnya menjadi berubah 180 derajat. Bagaimana Riku mempertahankan rumahnya agar bisa kembali? Simak yok>.< Fanfic Ioriku~ IDOLISH7 AU~ Teri...