Our Home...?

179 23 11
                                    

Sehari setelah Iori pergi, media dapat dikendalikan. Tentu karena pernyataan dari Iori yang bertutur kata pada awak media bahwa dialah yang memaksa Riku untuk membuat kontrak. 

Yang dimana, Riku tidak menontonnya.

Dan karena kontrak itu sudah habis, dia mengumumkan untuk hiatus dulu sebagai artis. Dia tau konsekuensi karena pasca pernyataannya itu, reputasi nya turun secara drastis karena mengecewakan para fans.

Tapi itu juga tidak luput dari fans yang setia yang masih beranggapan bahwa dia diperas oleh Riku untuk mengatakan hal itu. Bahkan mereka belum berhenti menyerang Riku meski Iori sudah memberi pernyataan.

Untung saja Riku tak pernah membuka media dalam ponselnya karena jarang sekali menggunakannya. Hari-hari yang dia habiskan dengan membaca buku sungguh terasa menyenangkan karena bisa bersembunyi dari awak media.

Seperti hari ini Riku yang hanya melakukan aktivitas biasanya, bangun dan memasak sarapan. 

"...hari ini terlihat cerah ya!" seru nya dengan tersenyum, membuka hordeng

"Ah! Awan birunya terlihat indah! Sepertinya hari ini takkan hujan... enaknya sambil menyantap panekuk- hmm..."

Dia melihat sepiring pancake didepannya, dan... sepiring lagi. Dirinya terdiam sejenak sebelum tersenyum lagi.

"Hehehe! Cerobohnya aku! Pasti aku lapar, jadinya bikin 2 porsi!"

Dia pun duduk di meja makan, sendirian. Dan menyantap dengan riangnya.

"Itadakimasu! Biarlah... mungkin kalau aku gendut bakal kelihatan lebih imut..." 

Sungguh sepi dan sunyi saat dia makan sendiri. Mengingat ayah dan kakak kembarnya berada diluar negri dan jarang pulang karena sibuk. 

Satu-satunya hal yang membuatnya tidak kesepian selama ini adalah, keberadaan Iori yang juga sibuk dengan pekerjaan namun dapat kembali kerumah dan menemaninya. Dan sekarang itu sudah tidak memungkinkan lagi. 

Meski dia tidak mau menangis. Karena apa yang harus ditangisi? Tujuan mereka tercapai. Sesuai janji Iori sudah mengembalikan rumah ini sepenuhnya pada Riku. Riku berhasil mengambil kembali rumah ini tanpa ikut campur ayah dan kakaknya.

Seharusnya dia senang, tapi terasa tidak. Memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini, dia kembali menjadi guru online, tanpa mengubah marga nya sebagai Izumi sekarang. 

Apa yang membuatnya ragu?

Riku sendiri masih belum yakin mengapa hati nya masih ada bersama Iori. Yang dipikiran Riku sekarang dia dianggap seseorang brengsek yang tiba-tiba meninggalkan rumah tanpa penjelasan. Perpisahannya dengan Iori begitu berbekas, tak ingin dilupakan.

"Ahh! Sudahlah, aku belanja bulanan dulu aja..." keluh Riku saat dia langsung berdiri dan cepat-cepat mencuci alat makan. 

Berjalan seperti biasa dekat pemukiman penuh, karena dia betul-betul harus berjalan jauh ke supermarket. Dia akhir-akhir terbiasa diantar jemput oleh Iori dan tidak begitu dipikirkan. Tapi sekarang, mungkin dia harus berlangganan taksi lagi, apalagi harganya mahal.

Memakai pakaian tertutup, megenakan topi, kacamata dan masker supaya tidak menarik perhatian. Apalagi dengan berita panas yang sedang berjalan membuatnya lebih buruk. Asalkan Riku menutup telinga atas apa yang mereka gosipkan, semuanya beres.

Pulang-pulang membawa belanjaan cukup berat tapi dia bawa saja, sebelum masuk taksi. Itu sebelum dia dihentikan oleh seseorang.

"Belanja bulanan ya? Berat kan? Sini ku bantu!" ucap seseorang yang membuat Riku 100% waspada hingga perasaan kesal itu muncul lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang