The Best?!

157 20 8
                                    

Satu pekan setelah kejadian yang tidak terduga itu. Mungkin terdengar bodoh dan keterlaluan, namun Iori masih belum bisa melupakannya. Terlalu kepikiran, sampai-sampai dia kurang fokus dalam pekerjaannya.

Bukan uang yang jadi masalah, namun si Tsukumo itu yang bisa buat macam-macam kapan saja. Contohnya, dia tak bisa bilang tidak ketika mengajak Riku jalan-jalan keluar. Riku malah jadi sandera nya tanpa sengaja.

Sungguh dia tak ingin Riku ikut campur, tapi dia juga tak mau memberitahunya masalah ini. Iori tengah dalam mode suami saat ini, dia tak bisa membiarkannya begitu saja. Apalagi kalau tau istrinya rentan terhadap stress.

Meski setelahnya Riku tidak bertanya lebih, namun tetap saja Tsukumo yang membuat mood ziarah Iori hancur sungguh keterlaluan.

Kacau... sialan!

*Byur

"Woaah! Ichi... aku gak tau kau lagi bad mood ato apa, tapi tolong kendalikan tangan mu... mana rambutku udah di set ini..." keluh Yamato, mengelap wajahnya yang basah akibat siraman jus apel dari Iori. 

Tidak sengaja.

Iori melihat padanya skeptis, hingga butuh beberapa waktu kalau dia sudah ceroboh.

"O-oh... maaf Nikaido-san... kukira aku sedang tidak memegang jus...."

"Apaan sih dari tadi? Gak biasanya kau ngelamun ditengah kerjaan... berantem lagi sama bini?"

Iori melemparkan wajah menggeramnya ke arah Yamato, tanda dia salah besar dan mungkin apa kata Yamato juga benar. Bisa jadi berantem kalau misalkan begini terus. Sekali lagi Iori menenangkan diri, menarik nafas dalam-dalam.

Sengaja meletakkan jus nya, dan memesan sesuatu untuk dimakan. Setidaknya makanan mungkin bisa membuatnya lupa sesaat. Dan Yamato pas-pasan memesan makanan untuknya dan bagian Iori.

Tapi surai raven itu kembali lagi memikirkan permasalahan tempo hari. Mungkin membeturkan kepalanya lebih baik, tapi dia tidak mau kalau sampai amnesia.

Pesanan soba datang, kenapa Iori gak makan bento? Hari ini istrinya lagi mengajar online pagi-pagi jadi tak sempat bikin bento.

"2 Soba siap! Terimakasih sudah langganan!"

Suara yang familiar, sudah tentu karena itu Yaotome Gaku yang antar. Kerja sambilan dia jadi tukang soba di kedai kakeknya. Meski dia gak ngaku kalau dia seorang aktor. 

Mumpung dirinya lagi liburan dan balik ke Jepang, terbebas dari malaikat palsu itu yang ngototnya minta ampun. 

"Siip, makasih ye Yao- ekhem, kang soba!" seru Yamato dan si pengantar pun ninggalin studio. "Itu orang, bisa-bisanya aja gak ketahuan ya..."

"Yuk makan Ichi!"

Sudahlah, kan kumakan aja soba dingin ini....

Pas pulang, minta Riku-san buat bikin makanan manis deh, gitu aja...

Mikirin dia masak sambil bersenandung lagu, imut juga- Ekhem! maksudku... Buat pengalihan pikiran sementara...

Yamato melihat kearah Iori dengan gengsi menaikkan alisnya. Mikir kenapa dia senyam-senyum begitu kayak orang aneh? Sudahlah dia juga makan dulu sebelum kerjaan selanjutnya.

*

======

Back in home

======

*

Rasanya betul-betul seperti berada di tengah hutan adem penuh dengan nuansa natural. Hanya melihat Riku yang dengan bahagianya menyiapkan makanan membuat Iori berbungah.

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang