Ryoma berjalan keluar kamar, menghirup segarnya udara di pagi hari. Pandangannya jatuh pada pamannya Lee Yeon yang duduk di tengah-tengah halaman.
"Sedang apa kau disana, paman Yeon?!" Teriak Ryoma dari balkon kamarnya.
Lee Yeon hanya menoleh singkat melihat keponakannya meneriakinya. Entah mengapa pagi ini moodnya sedang tidak secerah biasanya. Ryoma mendengus kesal dengan tingkah acuh pamannya sehingga memutuskan untuk menghampirinya.
"Kau terlihat seperti orang-orang yang sedang putus cinta, paman. Menyedihkan sekali." Ejek Ryoma sembari duduk di sebelah Lee Yeon.
"Aisshh kau bocah 10 tahun tau apa tentang cinta, ha? Lebih baik kau pergi bermain, jangan menggangguku. Aku sedang malas bertingkah denganmu."
Ryoma memutarkan bola mata malas mendengar jawaban pamannya. Ia memilih merebahkan tubuh di samping Yeon yang tengah duduk. Lee Rang melihat dari kejauhan mereka berdua sehingga memutuskan untuk menghampirinya.
"Tak cukup anaknya sekarang induknya yang akan mengganguku." Sindir Lee Yeon yang mengundang tatapan tajam Lee Rang.
Lee Rang memilih duduk di sebelah anaknya yang setia di posisi tidurnya. Ryoma hanya tersenyum menyapa ayahnya. Cukup lama mereka bertiga terdiam hingga celetukan Ryoma mengalihkan perhatian kedua bersaudara itu.
"Paman Yeon, bagaimana rasanya jadi rubah seutuhnya? Paman Koo-Shinjuu mengatakan kalau kau mantan dewa gunung. Gelar yang terdengar seru."
" Kau tidak suka menjadi seorang halfblood?" Tanya Lee Rang datar yang mendapat tatapan sinis dari anaknya.
"Kau berburuk sangka, appa. Aku hanya bertanya tenang saja."
Lee Yeon terdiam cukup lama memikirkan pertanyaan Ryoma. Walau masih kecil, dia anak yang cukup cerdas dan berbakat. Tak heran, ayahnya saja sangat pintar dan juga licik.
"Aihh aku bingung sebenarnya dominanku lebih ke rubah atau duyung. Kalau aku duyung apakah aku akan berubah kalau terkena air? Aihh aku belum belajar berenang. Kau tidak ingin mengajariku berenang, appa?"
Lee Rang mendengus kesal mendengar celotehan anaknya, sentilan di dahi cukup membuat Ryoma mengadu kesakitan.
"Appa mu saja pernah hampir tenggelam, aku ragu dia bisa berenang." Ejek Lee Yeon.
"Liat siapa yang berbicara? Orang yang setiap mandi harus disiapkan air panas oleh bawahannya, cuih." Balas Lee Rang.
"Mengapa hanya eomma ku yang normal di keluarga ini?" Keluh Ryoma melihat kedua orang dewasa di sampingnya saling melempar tatapan maut.
"Ayolah jawab pertanyaanku tadi daripada kau bertengkar dengan appaku." Lanjut Ryoma.
"Biasa saja rasanya, tidak seindah yang dilihat. Sebaiknya kau tidak usah bercita-cita menjadi dewa gunung. Lebih baik kau disini saja membantu eomma mu. Jadi anak baik yang tidak banyak tingkah merepotkan." Jawab Lee Yeon.
"Mendengar jawaban mu membuatku semakin yakin kalau kalian berdua termasuk anak nakal saat dulu."
"Lebih baik kau pergi mandi sekarang, lalu ikut aku menyusul eomma mu." Ucap Lee Rang.
Ryoma bangkit dari posisi nya untuk pergi menuruti appanya, tapi baru dua langkah ia berbalik lagi.
"Kita pergi naik mobil kan, appa?"
"Apa kakimu sudah tidak berfungsi lagi, Lee Ryoma?"
"Salah siapa membangun rumah di atas bukit? Harusnya kalian mengikuti saran bibi Hong-joo untuk membangun rumah di sebelah penginapan Myoyeongak."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Joseon || Fanfic The Nine of Nine Tailed 1938
Fantasi12 tahun setelah kembalinya Lee Yeon ke masa depan meninggalkan banyak kenangan di era 1938. Tahun 1950, 5 tahun setelah kemerdekaan Korea. Lee Yeon pecandu opium menepati permintaan dirinya yang lain untuk menjaga kedamaian orang-orang disekitarny...