"Ya, baiklah. Saya tidak akan memilih nya." Fax mengangguk memasang ekspresi penuh keyakinan agar Berlin percaya.
Di sisi lain Fax merasa sangat bersalah karna telah membohongi Berlin, sedangkan Berlin terlanjur memasang senyuman lebar untuk Fax. Dia percaya begitu saja sebab Fax merupakan orang kepercayaan nya selama kurang lebih 9 tahun.
Namun kali ini, Fax mengharuskan dirinya tuk berbohong agar Berlin tak memiliki banyak pikiran. Apalagi, dia baru saja siuman dari pingsannya yang panjang.
Selama tengah malam Fax terus merasakan satu tangannya itu di genggam erat, seerat mungkin sampai Fax berpikiran jika Berlin ini tidak tidur meski tengah menutup matanya. "Bu Direktur?" ia memanggil tuk memastikan dan tebakan Fax benar, Berlin memang belum tertidur.
"Ng?" balas Berlin masih setengah suara.
"Anda tidak bisa tidur? Hm?" suara Fax terdengar lembut di tengah kesunyian malam, membuat Berlin tertarik nan merubah posisi tidurnya menjadi miring ke hadapan Fax. Fax tentu paham apa yang sedang Berlin inginkan.
"Ya, tidurlah." Tanpa permintaan apapun, Fax mengangguk mulai mengusap punggung Berlin hingga Berlin mencapai titik terlelapnya. Fax merasakan kebahagiaan yang luar biasa sebelum tantangan selanjutnya ia rasakan.
30 menit setelah Berlin tertidur, ruangan di datangi oleh 3 orang polisi bersenjata. Fax sudah tidak terkejut lagi dengan apa tujuan mereka mendatangi dirinya. Mau tak mau Fax menerima keadaan, kenyataan dan fakta. Mungkin bagi Tuhan, inilah yang terbaik sebelum Fax menunjukkan seluruh keahlian nya.
Keesokan harinya, Berlin benar-benar panik mencari Fax. Sedangkan beberapa perawat yang berjaga berusaha untuk membicarakan hal semalam dengan baik. Namun Berlin tetap saja tak terima hingga ia di berikan sebuah secarik kertas yang sangat amat kenal dengan gaya tulisan tangan tersebut.
Bu Direktur. Maaf. Ada saatnya saya menunjukkan kepada anda. Dan saya harap anda tidak kecewa. - Fax
Merasa sangat bersalah karna telah merepotkan Fax, Berlin menangis lagi berkata pada dirinya sendiri jika,
Di saat itulah ku merasa benci dengan waktu tidur. Aku benci memasuki alam mimpi yang membuat waktu tidur ku menjadi lebih panjang lagi. Dan aku benci di saat kau pergi untuk ku, Fax. Aku tidak mungkin diam saja kali ini. - Berlin
°°°
[ Prison ] - 10.14.
Zack datang setelah mengetahui berita yang tersebar melalui Televisi dan internet. Zack yang awalnya mengira hal itu tidak akan terjadi, malah sungguh terjadi pada Fax. Akhirnya Zack memutus untuk mengunjungi Fax di kantor polisi dan sungguh terkejut ketika ia melihat keadaan tubuh Fax yang makin parah dari kondisi sebelumnya.
"Siapa yang membuat tangan mu patah seperti itu?"
"Orang-orang di penjara," tunduk Fax menghela nafas panjang.
"Hei kau kan-"
"Jika aku melakukannya, mereka akan semakin yakin bahwa berita yang disiarkan itu benar dan mereka makin yakin bahwa aku adalah pelaku atas kondisi Bu Direktur saat ini. Jadi, aku diam saja biarkan mereka puas." pungkas Fax tak berdaya.
Zack sampai menggeleng kepala seraya memegang kerutan dahinya. Semua karna perubahan Fax secara drastis, "Hngh... baiklah jika itu pilihan mu. Aku hanya merasa kasihan. Kau juga mau saja di manfaatkan ya."
Fax langsung mendongak, "Maksudmu?"
"Kau benar-benar sedang melindungi Bu Direktur, kau bahkan juga meminta teman setim mu untuk menjaga nya. Aku tidak pernah melihat ketua Gengster ku ini melakukan hal yang sangat ekstrim. Apalagi sampai mengorbankan dirinya sendiri demi seorang wanita." terang Zack bertanggapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Behind Me [HIATUS]
Romance"Ini bukan tentang perselingkuhan tetapi dibanding suamiku, aku lebih memilih sekertaris ku."