10.05
Sungguh pemandangan yang aneh saat melihat kedua lelaki yang dulunya teman namun sekarang menjadi musuh itu berada di satu meja yang sama
Mereka saling bertatapan dengan tajam tanpa sepatah katapun, bahkan hembusan angin rasanya bisa mereka dengar
Heeseung dan Jeno, mereka rela berada dalam satu meja hanya demi gadis cantik yang entah kenapa belum terlihat
"Saya nggak lupa sama perjanjiannya jen" ujar Heeseung sambil melipat tangan di depan dada
Jeno menyipitkan mata "saya juga nggak lupa"
"Gini aja deh.. kamu kasih motor saya balik dan karena saya baik hati saya bakal turutin apa mau kamu seperti perjanjian kita kemarin, apa tuh? jadi supir kamu selama sebulan kan? ready"
"Plus turutin semua kemauan saya, jangan lupa"
Heeseung mendecak "kamu punya banyak uang, kamu bisa beli semuanya"
"Kamu juga punya banyak uang, kamu bisa beliin buat saya" balas Jeno tidak mau kalah
"Maaf aku telat, kalian udah lama?" tanya sebuah suara yang mengalihkan atensi keduanya
Heeseung dan Jeno sama sama terpana, padahal kemarin Jeno sudah melihatnya namun ia masih saja menatapnya dengan memuja
Tidak salah Heeseung menempatkan gadis itu di tahta ke 2 wanita tercantik setelah ibunya, karena kecantikan gadis di depannya ini memang tidak di ragukan lagi
Karina
"Lagi ngobrolin apa sih? serius banget?"
Heeseung dan Jeno saling berpandangan kemudian menunjukkan senyum terbaiknya di depan Karina
"Lagi ngomongin... Oh basket kemarin" jawab Heeseung sambil memukul lengan Jeno untuk memberikan kode kepada lelaki itu
"Haha iya nih, eh bentar saya ke dalem ambil daftar menu dulu" tutur Jeno kemudian beranjak memasuki kafe, meninggalkan Heeseung dan Karina
Karina lempar senyuman lebar ke arah Heeseung "apa kabar hee?"
"Saya ngambek"
Kalimat Heeseung membuat Karina terdiam, tiba tiba merasa bersalah namun tak tau tentang hal apa "maaf hee, cuman.. bisa kamu kasih tau salah aku sampe bikin kamu ngambek?"
"Kamu pikir jeno doang yang kangen sama kamu? saya juga kangen, tapi kamu malah nemuin jeno duluan"
Karina terkekeh puas, ternyata Heeseung cemburu karena ia menemui Jeno terlebih dahulu ketimbang dirinya "nggak gitu hee, kemarin aku nyariin kamu tapi kamu nya lagi foto foto ya udah deh aku nggak mau ganggu kamu"
Heeseung membalas senyuman Karina, di dalam hati ia memang iri namun setelah mendapat penjelasan dari Karina ia sedikit lega
Heeseung juga sengaja ingin Karina berbicara panjang karena ia ingin mendengar suara yang sudah lama ia rindukan
Tak lama setelah itu Jeno kembali dengan buku menu dan sebuah note "tulis aja pesenan kalian di situ nanti saya bawa ke dalem"
Karina mengambil alih pulpen dan note dari Jeno kemudian menulis sambil sesekali melihat ke arah buku menu. Heeseung dan Jeno saling bertukar pandangan
Mereka tidak ragu dengan menu yang di sajikan kafe tersebut karena kafe ini yang dulu sering di kunjungi mereka ber 3 namun mereka berdua ragu tentang apa yang di tulis Karina, apakah gadis itu masih mengingat menu kesukaan keduanya
Setelah selesai Karina berikan note tersebut ke arah Heeseung dan Jeno, keduanya kembali bertukar pandangan saat menu yang di tulis Karina benar benar menu yang biasa keduanya pesan
Jungwon berikan sebuah bucket kepada Jay, bucket bunga yang cantik hingga Jay tidak berhenti memandangnya "congratulation" ucap Jungwon dengan senyum manis
Jay acak rambut Jungwon dengan gemas "makasih sayang, btw hari ini kamu free?"
Jungwon mengangguk ribut "aku free hari ini, aku sengaja kosongin jadwal biar bisa main bareng kakak!"
"Oke kalo gitu, mau jalan jalan ke timezone?" ajak Jay sambil melempar senyum ke arah Jungwon, mendengar itu Jungwon langsung bersemangat "mauu ayoo!"
Jay gandeng Jungwon ke mobil kemudian membawanya ke jalan menuju mall, selama perjalanan mereka hanya diam namun pikirannya sudah menerawang tentang kegiatan mereka nanti setelah sampai di timezone, senyum keduanya tetap merekah walaupun tak ada percakapan
Hingga mereka sampai di basement mall, setelah membuka pintu untuk Jungwon mereka berdua langsung berjalan ke pintu masuk, saat masih berada di basement tadi Jay seperti melihat siluet seseorang yang tidak asing namun Jay merasa ia salah lihat jadi ia biarkan saja
Jay berikan sebuah kartu tanpa limit kepada Jungwon "kalau mau isi pake ini aja"
"Ishh kakak aku kan punyaa"
"Hari ini kakak yang traktir, uang punya kamu di tabung aja" ujar Jay sambil memberikan kartunya "gih isi sepuas kamu"
"Makasih kakak, aku isi dulu yaa"
Jay pandangi dengan senyuman lebar Jungwon yang berlari kecil ke arah loket untuk mengisi kartu, saat tak sengaja mengedarkan pandangan Jay kembali melihat siluet seorang lelaki yang tampak familiar sebelum punggung lelaki itu hilang di tengah keramaian
"Kakak aku udah, ayo main" ajak Jungwon sambil menggandeng tangan Jay ke area bermain, dengan senang hati Jay ikuti kemanapun Jungwon ingin pergi tentunya dengan senyuman lebar
Hari ini waktu tak terasa sudah mulai sore, Jay dan juga Jungwon sudah merasa lesu karena belum mengisi perut sedari siang tadi, akhirnya Jay mengajak Jungwon ke sebuah restoran yang tak jauh dari timezone
Jay dudukkan diri di sebuah meja yang berada di tengah karena kebetulan hanya meja itu yang tersisa, sesaat setelah mendudukkan diri Jay kembali bertemu dengan siluet itu
Jay pandangi seorang lelaki yang duduk tak jauh darinya, entah merasa atau kebetulan lelaki itu menoleh ke arah Jay
"Kak hee" gumam Jay sambil terus menatap Heeseung yang tampaknya juga terkejut namun lelaki itu kembali menunjukkan ekspresi biasa sambil tersenyum tipis
Jay yang melihat itu memutar bola mata kemudian memicingkan mata ke arah Heeseung dan gadis cantik yang duduk di depan lelaki itu "sok sokan godain gua padahal punya cewe"