Hai! Jangan lupa komen dan vote biar rame lagi lapaknya 💕
💫💫💫
"Semua berkas yang diperluin udah dibawa semua?" Cek Jeno saat Renjun masuk ke mobil. Renjun menoleh kemudian menganggukkan kepala.
"Aman!" Serunya percaya diri. Tapi tidak dengan tangan dan matanya yang otomatis membuka kembali tas yang dibawa untuk mengecek berkas yang diperlukan.
"Katanya aman tapi kok dicek lagi, Sayang?" Tanya Jeno jahil dan berhasil membuat dirinya mendapat tamparan kecil di paha.
"Aish, aku 'kan cuma mau memastikan aja," elak Renjun kemudian malah cemberut.
Jeno tertawa lalu mengusak surai halus kekasihnya. "Iya, iyaa... Jangan cemberut gitu dong, kode minta dicium, hm?"
Mendengar itu langsung terpasang ekspresi julid di wajah Renjun. "Dih, apaan? Ngga ya, sorry. Oh iya Kak Jeno, semalem Haechan sama Yangyang ribut banget di grup chat."
"Kenapa lagi mereka?" Sambil bertanya, Jeno mulai menyalakan mesin mobil. Jeno juga sebenarnya lumayan tidak ingin tahu jika mendengar dua sahabat Renjun itu ribut. Karena menurutnya, tidak pernah ada persoalan penting yang patut diributkan. Pasti hanya masalah-masalah sepele saja.
"Haechan nuduh Yangyang ngambil kaos favoritnya pas kemarin kita pesta piyama. Terus Yangyang udah berulang kali bilang kalau dia gak ngambil tapi Haechan masih gak percaya juga. Eh tahunya, kaos yang sering dipakai Haechan itu udah dijadiin keset sama Mamahnya, hahaha," ucap Renjun lalu tertawa. Ia kemudian melanjutkan ceritanya lagi, "Habisnya kaos favoritnya itu emang udah jelek dan longgar sih, Kak. Jadi wajar aja sama Mamahnya dijadiin keset."
Jeno yang sebelumnya ikut tertawa akhirnya bersuara. "Tapi emang kaos yang udah longgar tuh lebih nyaman dipakai, 'kan? Aku juga masih nyimpen beberapa kaos yang kayak gitu di rumah. Cuma gak tahu sih masih ada atau ngga di rumah."
"Kayaknya udah dibuang sama Mamah Taeyong, sih," jawab Renjun lalu cekikikan. Membayangkan bagaimana jika cerewetnya Taeyong keluar.
"Udah sampai, Sayang. Aku tunggu di sekitar sini, ya. Nanti chat aja kalau udah keluar ruangannya," ucap Jeno kemudian mengecup kening Renjun. "Semangat, ya. Kamu pasti bisa ngerjain setiap soal dengan mudah," ucapnya lagi.
"Makasih, Sayang! Kedokteran, tunggu aku!" Jawab Renjun sambil mengepalkan tangan. "Aku turun dulu ya, Kak. Nanti aku chat kalau udah selesai."
Jeno mengangguk dan tersenyum. "Iya. Sebentar, aku bukain dulu pintunya." Jeno segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Renjun.
"Silahkan turun, Pangeran Kecil," ujar Jeno sembari membungkukkan tubuhnya.
Renjun tertawa sambil menepuk pundak Jeno. "Kak Jeno ngapain, sih? Ada-ada aja, deh. Aku pergi dulu ya, Kak. Wish me luck!"
"Do your best, Injunie."
💫💫💫
Hampir 3 bulan berlalu semenjak Renjun dan teman-teman seperjuangannya melaksanakan ujian masuk perguruan tinggi. Dan kini saatnya mereka melihat hasilnya.
Semua teman dekat Renjun, seperti Haechan, Yangyang, Shotaro, Eric, Hyunjin, dan lainnya berkumpul di kediaman Nakamoto.
"Gua deg-degan banget, anjir!" Seru Hyunjin heboh dan memegangi dadanya untuk merasakan jantungnya yang berdebar kencang.
Eric mengangguk. "Gua juga! Masalahnya gua males ikut lagi tahun depan kalau semisal gagal. Kalau semisal gua gagal, gua mau buka usaha aja dah."
"Mau usaha apa lu? Jualan sama si Shuhua di festival sekolah aja hampir gak laku karena gelud mulu anjay," jawab Hyunjin.
"Sialan," balas Eric lalu berdecih. "Ya gua jangan sampai buka usaha bareng si Shua lah, gitu aja kok repot," tambah Eric lagi.
"Penyebab gak laku tuh bukan dari gue, ya. Maaf-maaf aja nih," sahut orang yang dari tadi namanya disebut.
"Yaelah berantem mulu lu berdua, gak bisa apa sehari aja tenang gitu? Lihat tuh Renjun, yang biasanya petakilan juga hari ini bisa kalem," sahut Yangyang sambil menunjuk Renjun yang sedang fokus berdiam diri menatap layar laptopnya.
"Sans sih, gua udah yakin bakal lolos," jawab Hyunjin pede.
Haechan yang mendengar itu langsung tertawa kencang. "Kalau sampai lu gak lolos, gue ketawain, ya."
"Kalem guys, bentar lagi udah mau masuk waktunya. Ayo kita siapin mental!" Ajak Shotaro saat melihat jam di dinding sudah hampir menunjukkan waktu pengumuman.
Mereka semua langsung sibuk dengan gawai maupun laptopnya. Semuanya memasang muka serius sekalipun itu Hyunjin yang sebelumnya dengan percaya diri mengatakan dirinya akan lolos. Tidak terdengar suara bising apapun kecuali suara detak jam saja. Sampai akhirnya teriakan Renjun memecah keheningan di sana.
"GUE LOLOS DI KEDOKTERAN! AAAAAAAA BUNDAAA!" Teriak Renjun dan berlari menghampiri Winwin sambil berjingkrak-jingkrak.
"YES! GUA KATA JUGA APA?! GUA LOLOS DI TEKNIK SIPIL! CALON ANAK TEKNIK NIH, BOS!" Seru Hyunjin bangga lalu melempar ponselnya sembarangan. Setelah teriakan kedua orang tersebut, maka disusul oleh teriakan dari yang lainnya dan mereka pun saling berpelukan. Karena meskipun terlihat seperti anak yang tidak bisa diatur, mereka semua adalah anak-anak dengan potensi yang luar biasa.
"Waduh, ada apa, nih? Kayaknya ada banyak kabar menggembirakan, ya?" Tanya seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"KAK JENO! AKU LOLOS KE JURUSAN IMPIAN AKU!" Seru Renjun bahagia dan langsung berlari memeluk Jeno.
"Oh, ya? Selamat, Sayang," kata Jeno tulus kemudian mengecup pipi Renjun singkat. "Kalian juga lolos semua, 'kan?" Tanya Jeno pada yang lain. Pertanyaannya itu mendapat anggukan antusias dari semuanya.
"Bagus, kalau gitu ayo kita rayain lolosnya kalian semua. Kalian boleh pesan apa aja sekarang biar nanti saya yang bayar," ucap Jeno lalu tersenyum.
"Seriusan Pak?!" Tanya Eric dengan mata berbinar.
"Serius. Silahkan pesan aja sekarang, nanti kasih total biayanya ke saya."
"ASIK! TERIMA KASIH PAK JENO!" Ujar semuanya kompak.
Renjun yang melihat itu tersenyum bahagia juga. "Kamu mau apa, Sayang?" Tanya Jeno pada kekasihnya.
"Mau... Kamu," bisik Renjun nakal dengan sedikit berjinjit. Jeno tersenyum dan mencubit kecil hidung Renjun.
"Anak kecil sekolah dulu yang bener sana. Aku beliin pizza favorit kamu, ya?"
"Hahaha, iyaaa... Jangan lupa beliin makanan Puppy," pinta Renjun.
"Siap, Sayang. Mohon ditunggu pesanannya."
Renjun mengangguk dan tersenyum. Dirinya benar-benar bahagia hari ini. Dunia baru akan segera menyambutnya dan perjuangan cintanya dengan Jeno masih akan terus berlanjut. Perjuangannya selama ini mendekati Jeno membuahkan hasil yang sangat manis dan semoga ia dapat mempertahankan hal itu hingga selamanya.
💫💫💫
Hah, apa nih datang-datang langsung end?
Hahaha, halooo semuanya! Makasih banyakk yaaa udah mau baca buku pertama akuuu ini di akun yang baru ❤️ to be honest aku ga nyangka kalau emang banyak yang minat sama tema buku ini dan aku juga tau pasti kerasa banget sama kalian mungkin ada beberapa alur yang ga konsisten, maaf yaaa~ efek jauhh banget jeda updatenya jadi kek begitu, deh...
Aku sengaja menamatkan buku ini biar ga makin ngalor ngidul... Makasih banyak pembacaku tersayang dari berbagai daerah 🎉❤️ Tunggu karya aku berikutnya yang rencananya bakal dipublish gatau kapan~
Aku nanti update lagi buat bonus chapternya jam 9-an yaaa!
-Auva✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U, Pak Jeno! || NoRen
FanfictionHanya kisah singkat Nakamoto Renjun yang berusaha mendekati Guru Biologinya. ••• "Okay Renjun, apa yang ingin kamu tanyakan?" "Uhmm... Saya hanya mau tanya, Bapak itu beneran guru Biologi bukan, sih?" "Menurut kamu? Lagian untuk apa saya mengajar ji...