Halooo! Jangan lupa komen dan vote, dear :*
💫💫💫
Trang!
Ting!
Byurr!
"Ada apa sih, Jen? Heboh amat," tanya Mark yang penasaran saat datang ke dapur. Dia tidak tahu apa yang sedang adiknya itu lakukan hingga membuat heboh pagi-pagi begini.
"BUSET DAH JENO! INI DAPUR KOK BISA BERUBAH JADI GUDANG?! INI KENAPA ALAT MASAK ADA DI LANTAI SEMUA?!" Pekik Mark terkejut.
"Tadi ada kecoa terbang makanya aku panik. Santai aja, nanti juga aku beresin," jawab Jeno tanpa melihat Mark sama sekali. Ia hanya fokus dengan masakan yang sedang dibuatnya.
"Tumben banget bikin bekel, buat siapa?" Tanya Mark lagi sambil tangannya berusaha mencomot sosis panggang yang ada di piring. "Aww! Sakit anjir," protes Mark saat tangannya dipukul oleh Jeno.
"Makanya jangan asal ambil. Itu buat Renjun. Bang Mark kalau mau panggang sendiri sana. Aku mau ke kampusnya hari ini sekalian pergi ketemu Papah."
Mark dengan mata mendelik akhirnya menjauh dari sosis panggang tersebut. "Renjun gimana kuliahnya? Aman?" Tanyanya sambil mengupas apel.
"Lumayan. Dia sempet shock gitu sih sama tugas-tugasnya tapi dia cepet adaptasinya kok."
Mark mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baguslah. Haechan juga gitu. Ada untungnya juga Haechan sama Renjun kuliah di kampus yang sama, jadinya mereka gak terlalu ngerasa sendiri."
"Tapi mereka ribut banget, Bang. Aku pusing kalau kebetulan ngejemput mereka berdua dari kampus," keluh Jeno pada Abangnya.
"Udah dari dulunya begitu, Jen. Mau gimana lagi?" Tanya Mark sambil mengendikkan bahu. Jeno hanya mengangguk saja lalu tersenyum bangga melihat kotak makan siang untuk Renjun sudah terlihat begitu rapi.
"Aku udah selesai masaknya, Bang Mark pergi sana. Aku mau beresin dapurnya," usir Jeno sambil menyimpan alat-alat masak yang berjatuhan. Mark lagi-lagi hanya mendelikkan mata dan pergi.
"Nanti kalau pulang sekalian beliin Abang kebab sama es krim, Jen."
"Iya, duitnya mana?"
"Pakai duit kamu dulu nanti Abang ganti."
"Hmm..." Gumam Jeno malas.
💫💫💫
"Njun, mau pesen apa?" Tanya Haechan begitu mereka sampai kantin. Haechan memang selalu ikut makan siang di kantin fakultas kedokteran karena menurutnya makanan di sana enak-enak semua.
"Beliin gue lemon tea aja, deh."
"Gak makan, Njun?" Tanya Haechan.
"Makan tapi nanti Kak Jeno yang bawa makannya ke sini."
"Oh gitu, oke deh. Bentar ya, gue pesenin dulu." Haechan pun pergi dari sana. Renjun mengeluarkan ponselnya sebelum tiba-tiba matanya ditutup oleh seseorang.
"Tebak ini siapa?" Tanya seseorang di belakang tubuhnya.
Renjun tersenyum lalu menjawab, "Pasangan hidup aku~" katanya dan membuat orang yang ingin mengejutkannya itu tertawa kecil.
"Bisa aja. Ini makan siang buat kesayangan aku yang rajin banget," kata Jeno sambil menaruh paper bag di atas meja. Ia kemudian duduk di sebelah Renjun dan memperhatikan kekasihnya itu.
"Kenapa gitu banget ngeliatinnya?" Tanya Renjun bingung.
"Kamu ada mata panda. Semalem begadang, ya?"
"Iya tapi gak lama kok. Aku soalnya gak mau lanjut ngerjain pagi-pagi makanya begadang, deh. Kak Jeno jadi ketemu Papah hari ini?"
"Jadi dong. Nanti aku jemput kamu, ya? Kamu pulang sekitar jam empat bukan?"
"Iya, Kak. Tapi aku mau ke toko buku dulu ya nanti? Ada yang mau aku beli."
Rambut Renjun diacak pelan oleh Jeno. "Iya, Sayang. Ya udah kalau gitu, aku gak bisa terlalu lama di sini, aku pergi dulu, ya. Semoga kamu suka makanannya."
"Pasti suka! Kak Jeno 'kan udah buatin ini dengan sepenuh hati, hehehe," jawab Renjun sambil tersenyum lebar.
"Iya dong biar kamu semangat belajarnya. Titip salam buat Haechan," ucap Jeno lalu mencubit pipi Renjun.
"Siap, Kak. Hati-hati di jalan, jangan ngebut," kata Renjun memperingati. Jeno mengacungkan jempolnya lalu pergi dari sana.
"Barusan Pak Jeno, Njun?" Tanya Haechan yang baru saja datang. Biarpun bisa dibilang mereka sudah lulus sekolah lumayan lama, tapi kebiasaan Haechan menyebut calon adik iparnya itu masih tetap saja menggunakan embel-embel "Pak".
"Iya, Chan. Mari kita unboxing! Kira-kira Kak Jeno bawain apa, ya..." ucap Renjun tak sabar saat mengeluarkan kotak makan siangnya. Di atas kotak bekal tersebut juga Jeno ternyata menempelkan secarik sticky notes.
"Pak Jeno lucu banget sumpah! Gue iri," ucap Haechan saat membacanya. "Tapi Kak Mark juga perhatian sama gue dalam bentuk lain, sih. Gue gajadi iri sama elu. Makan buruan Njun bekelnya sebelum gue ambil."
"Mau gue hajar?" Tanya Renjun sambil memperlihatkan kepalan tangan kanannya yang mungil. Haechan tertawa lalu menatap senang makanannya yang telah datang.
"Selamat makan!"
💫💫💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Love U, Pak Jeno! || NoRen
FanfictionHanya kisah singkat Nakamoto Renjun yang berusaha mendekati Guru Biologinya. ••• "Okay Renjun, apa yang ingin kamu tanyakan?" "Uhmm... Saya hanya mau tanya, Bapak itu beneran guru Biologi bukan, sih?" "Menurut kamu? Lagian untuk apa saya mengajar ji...