Oke deh, aku ga jadi ngambek... pokoknya revisi aku up. Mau turun mau naik, terserah ☺️
Kembali lagi di GAML (GUS ARVAN MY LOVE)
Minimal habis baca vote ✅️
°
°
°
°
°Pagi yang cerah. Hari Ahad yang membosankan. Sepasang kekasih tengah duduk di tepi ranjang menikmati suasana luar lewat jendela.
"Syifa?"
"Nggih A?"
"Acara resepsi nikah masih 2 minggu lagi,"
"Nggih leres, terus?"
"Kamu mau ikut saya ngisi kajian tidak?" Tawar Arvan
"Dimana?" Tanya Syifa antusias. Cukuplah daripada dia tidak melakukan hal apapun. Sekalian jalan-jalan ke luar kota. Pikirnya.
"Pasuruan=>Semarang=>Aceh." Jawahnya. Melongo dia. Dari jawa timur, pindah ke tengah lalu ke Sabang. Tapi ini gratis.
"Dalam waktu berapa hari?"
"Empat" Buset empat. Dalam waktu yang singkat, dengan 3 tempat yang jaraknya saling berjauhan.
"Besok kamu juga begitu. Sebagai seorang da'i kita harus terima konsekuensinya. Tapi bagaimana pun, selama tetap di jalan Allah maka nikmati." Tutur sang empu.
"Aku? Juga dakwah? Ilmu setipis tisu bagi 3² juga." Balas Syifa. Lupa ternyata kalau menikah dengan orang alim, berarti siap menjadi alim.
"Terus kita berangkat kapan?" Tanya Syifa agar bisa bersiap
"Nanti sore"
PLAK
"Sii aa mah. Kalau nanti sore kenapa baru bilang sekarang!" Syifa segera menuju lemari, mengambil koper dan memasukkan 6 stel baju miliknya dan tiga jubah berwarna hitam, maroon dan putih. Serta kaos oblong beserta sarung untuk Arvan.
"Nduk? Assalamu'alaikum" Bu Nyai Salma berdiri di pintu rumah mereka. Entah membawa apa. Sepertinya kue dalam toples berbentuk lingkaran.
"Nggih mi? Sekedap" Ia lalu berlari menuruni anak tangga. Layaknya kilat. Tiba-tiba sampai di permukaan tanah.
"Monggo masuk, mi" Syifa tersenyum mempersilahkan sang Umi masuk. Nampak di tangan beliau ada kue cantik yang enak.
"Tidak, umi disini saja. Cuma mau memberi kue ini. Kalian kan mau pergi jauh. Nah, ini untuk kalian" sang Umi menyodorkan kue itu. Kue nastar. Buatan Bu Nyai Salma. Masakan Bu Nyai Salma adalah khas baginya. Sangat enak.
"Yaudah umi pamit. Masih ada kelas soalnya." Syifa tersenyum lalu mengangguk. Meraih tangan Ibu mertuanya dan menjawab salam "atos atos nggih mi." Sang Umi mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ARVAN MY LOVE
Ficção Adolescente[END] "Jadi Bu Nyai mudah, iya kan susahnya saya sensor" Kata Syifa "Kalau ikhlas karena Allah, semua pasti enjoy." Sahut Arvan. Syifa dan Gus Arvan terpaksa menikah sebelum waktu yang ditentukan. Sebuah insiden terjadi tak terduga. Yang menyebabk...