"Deketin cewek harus gimana dulu, Ra?" Azura membelalakkan matanya lebar lebar.
"Sakit, lo? Coba gua cek!"
"..."
"Wahh... ketempelan setan lu, ya?"
"Ck, serius elah!"
"Tell me, Dhar! Lu lagi suka sama siapa?"
"Kepo"
"Ck, gak asik lu!"
Azura sekarang lagi duduk di kursi taman bareng Dharma. Dia kaget tiba tiba Dharma telpon dia pagi pagi buat ngajak ketemuan di taman deket komplek perumahannya.
Ternyata cuma buat dengerin curhatannya. Azura sampe bingung, ternyata jamet modelan kayak si Dharma bisa kepengen curhat juga.
"Gimana perasaan lu kalo cowok yang lu suka cuek sama lu, Ra?" Azura mengernyitkan dahinya.
"Gua..."
"Gua malah makin suka! Itu jadi tantangan seru tersendiri buat gua. Dengan gitu, gua jadi makin pengen tahu dia itu orangnya gimana, sifat aslinya gimana, apa yang bisa bikin dia luluh sama gua. Banyak deh!"
Dharma manggut manggut. Azura bener juga pikirnya.
"Napa sih lu? Lagi suka sama cewek?" Dharma ngangguk.
"Udah pdkt?" Dharma geleng geleng.
"Ceilah. Kenapa nggak pdkt an?"
"Jangankan pdkt an, Ra. Lihat gua napas aja dia emosi melulu." Azura menepuk nepuk pelan bahu Dharma. Jiwa sadboy nya ternyata telah kembali setelah sekian lamanya pergi.
Azura ngebetulin posisi duduknya jadi ngehadap Dharma sempurna.
"Cari tahu apa yang dia suka. Dengan gitu mungkin si 'dia' lama lama jadi berubah pikiran sama lu. Maybe.."
"Lagian lu sih, jadi orang mukanya kayak muka orang orang yang lagi ngajak perang dunia!"
Dharma mencibir malas. Bisa bisanya wajah tampan miliknya di ejek begitu saja.
"Btw, lu sama Chandra gimana?"
Azura tatap muka Dharma. Tengil-able nya kelihatan banget. Padahal jelas jelas Dharma pasang muka biasa aja waktu itu.
"Ya nggak gimana gimana. Emang harus gimana?"
"Yaa.. kali aja lu berdua pacaran gitu." Azura geleng geleng kepala.
"Nggak bakalan bisa."
"Kenapa? Padahal lu sedeket itu sama Chandra. Masa nggak bisa?"
"Lu nggak tahu apa apa, Dhar"
"Cukup gua, Aska, sama tuhan aja yang tahu alsannya kenapa." Mendengarnya membuat Dharma jadi nggak mau tahu lebih.
Hening sejenak. Setelahnya Azura kembali membuka percakapan mereka.
"Lu abis lulus SMA mau lanjut kemana?" Dharma tampak berpikir.
"Nggak tahu, pusing."
"Kepala lu minta di tebas kali."
"Iya kayaknya."
"Butuh bantuan nggak? Gua siap, Dhar. Apa sih yang nggak buat lu?"
"Aww, so sweet banget sih lu, Ra."
•☆•☆•
"Asomasow..asomasow..asomasow emeresker, emeresker, emeresker ,eh masken asken asken atchu, chu enesken esken atchu, de i might. I might kill my ex, not the best idea. Hi--"
"Bangsat!" Chandra lempar bantal sofa ke arah Bayu.
Bayu meringis. "Bangun juga lu. Pasti gara gara golden voice gua ya?"
"Golden voice matamu! Berisik banget anjir. Lu nggak ada kerjaan lain?" Bayu geleng geleng.
Bayu petik gitarnya kembali. Menikmati merdunya nada indah yang di ciptakan oleh alat musik itu. Tidak peduli dengan Chandra yang sudah mencak mencak dan hampir melempar kembali bantal sofa nya namun tidak jadi.
"Nggak ada rencana kumpul kumpul sama yang lain, Chan? Sebelum pada mencar mencar kuliah."
"Sebenernya ada. Cuma gua gatau mereka pada bisa apa nggak."
"Yaudah gampang, nanti aja."
"Lu udah ada niatan kuliah kemana?"
"Masih bingung gua, Bay. Lu?"
Bayu letakkan alat musik itu tepat di sampingnya.
"Kemungkinan besar gua balik ke kota asal gua dan lanjutin pendidikan di sana." Chandra diam.
Sedikit sedih. Tapi di sisi lain dia juga seneng kalo sohibnya ini bisa balik ke kota asalnya setelah sekian lamanya.
Gimana nggak sedih? 12 tahun mereka haha hihi bareng dari SD sampe sekarang mereka mau lulus SMA. Susah seneng di terjang sama sama bareng Dharma juga.
"Gua bakalan jadi sohib lu yang paling cepet ngerasain kangen kalo lu balik ke kota asal lu, Bay." Chandra tepuk pelan bahu Bayu.
"Thanks, gua juga pasti bakalan gitu, Chan."
Chandra duduk di samping Dharma. Muka bantal nya begitu ketara di tambaj rambutnya yang masih acak acakan.
"Selama 12 tahun lamanya lu tinggal di sini, ada sesiapa yang lu taksir, Bay?" Chandra buka suara.
Bayu menoleh hanya untuk mendapati Chandra yang tengah mencoba gitar miliknya.
"Ada"
Chandra langsung duduk rapi.
"Siapa?" Tanya Chandra dengan mata berbinar binar. Jarang bisa tahu kalau Bayu lagi suka sama cewek
"Ntar juga lu tahu" Chandra kecewa.
"Kasih clue aja deh.. biar gua yang tebak."
"Satu aja tapi." Chandra ngangguk semangat.
"Dia cewek."
"Goblok!"
..
Hai.. sorry guys pendek bgt huehue. Jarang up juga ya? Hehe. Tampol Nana aja sini. Kalo gitu Nana pamit yaa...
Byee!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day's With You (✔)
Teen Fiction"Kalau Bandung tempat kita bertemu, Jakarta tempat kita mengukir kisah, masih ada Yogyakarta yang menjadi ending dari kisah kita." "Nggak bisa bayangin kalo 365 hari ini berlalu tanpa kamu, terimakasih dan sampai jumpa" "Lu Aya? Dwinandra Ashifazura...