"Ngapain?"
Jessica sontak langsung menolehkan wajahnya ke sumber suara. Itu Bayu yang lagi jalan ke arah kulkas.
"Motong sayur."
"Bisa?"
"Em.. gua butuh bantuan lu. Sebentar kok." Bayu tersenyum kecil menanggapinya.
"Gua bisa bantu apa?"
"Lu bisa gantiin gua motong bawang merah? Mata gua udah perih banget ini." Jessica menunjuk kedua bola matanya yang sudah memerah dan berair.
"Bisa! Apa sih yang gua gak bisa?" Bayu langsung mengambil alih pisau dan beberapa bawang merah di tangan Jessica.
'Yang gua gak bisa itu cuma dapetin hati lu, Jes.'
Jessica tersenyum simpul. "Makasih ya, Bay?"
"Yaelah gausah bilang makasih. Ini mah kecil.." Jessica tersenyum kecil.
"Bukan cuma tentang makasih soal potong bawang, Bay." Bayu menghentikan aktivitasnya sejenak sambil menunggu Jessica melanjutkan ucapannya.
"Tapi juga tentang semua nya,"
"Semua rasa nyaman yang lu kasih ke gua saat gua berada di dekat lu." Bayu makin dibuat diam.
"Jes?"
"Hng?"
"Maksudnya apa?"
Jessica tersenyum kecil sambil berjalan ke arah rak dapur di belakangnya. "Gua.. gua ada rasa sama lu."
Jessica kembali mendekati Bayu setelah nampan kecil sudah ia bawa dari rak dapur. "Maaf, nggak seharusnya gua bilang ini di sini, Bay. Tapi, kalo nggak sekarang. Kapan lagi?" Jessica menundukkan kepalanya sambil menatap kedua kakinya.
"Denger denger lu juga bakal balik ke kota asal lu, kan? Jadi, mungkin untuk kali ini gua nggak akan nyesel bilang ini ke lu."
Bayu menatap lekat gadis di sampingnya. Jessica tertunduk lesu. Ia paham apa yang dirasakan oleh gadis cantik di sampingnya itu.
"Gua salah, ya? Maaf"
"Jes, lu bener. Lu nggak salah." Jessica memberanikan diri mengangkat kepalanya dan menatap wajah Bayu.
"Jujur aja. Gua pun sama. Gua ada rasa sama lu. Tapi gua pendam semua nya. Gua terlalu takut buat bilang ini ke lu. Maaf, gua sepengecut itu, ya?"
"Nggak! Siapa bilang?" Jessica dengan sigap menyela kalimat Bayu.
"Kamu bukan pengecut, kamu laki laki baik." Bayu tersenyum
"Kamu juga wanita baik yang pantesnya jadi pacar aku." Jessica tertawa lepas.
"Ada ada aja! Berarti kamu juga pantesnya jadi pacar aku, dong?"
"Emang kamu mau sama aku?" Jessica mengangguk cepat.
"Yakin?"
"Iya."
"Pacaran nih?"
"He'em."
"Nggak telat kan ini?"
"Nggak ada telat telat."
"APA INI?!"
Jessica dan Bayu sontak menoleh ke arah pintu dapur. Disana ada Dharma, Widya, tidak lupa dengan Chandra yang tengah menenteng handuk juga Azura yang masih mengenakan baju tidur.
"Ngobrolnya aku-kamu an, nih??" Widya senyum jahil.
"Pacaran lu berdua?" Chandra tidak habis pikir.
"Omaygat! Kalian jadian?" Azura jingkrak jingkrak hampir kayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Day's With You (✔)
Teen Fiction"Kalau Bandung tempat kita bertemu, Jakarta tempat kita mengukir kisah, masih ada Yogyakarta yang menjadi ending dari kisah kita." "Nggak bisa bayangin kalo 365 hari ini berlalu tanpa kamu, terimakasih dan sampai jumpa" "Lu Aya? Dwinandra Ashifazura...