14.

1K 100 38
                                    

Jeno menarik pinggang Lucy hingga merapat. Kedua alis Karina menukik nampak bingung dengan kehadiran laki-laki itu, sementara Jihoon menatap Jeno tak percaya.

"Gue pacarnya. Lee Jeno." Ucap laki-laki itu percaya diri dengan tangan yang terulur namun tak mendapat sambutan membuatnya menarik kembali tangannya.

Jeno tersenyum menatap Jihoon dan Karina bergantian.

"Kamu ga kenapa-kenapa? Kita pindah tempat aja, ya?" Ucapnya lembut pada gadis dalam rangkulannya. Lucy mengangguk sekali dan langsung pergi tanpa mengkhawatirkan dirinya tengah berhadapan dengan atasannya di tempat magang.

"Ji,"

"Aku ada urusan." Jihoon memotong ucapan Karina, dan berjalan pergi begitu saja.

Dengan jari-jari yang saling bertautan, Jeno memboyong Lucy ke sebuah cafe lain yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari tempat semula dengan berjalan kaki.

Setelah tiba, Lucy menoleh lagi ke belakang entah memastikan apa. Ia kemudian duduk berhadapan dengan Jeno, Lucy tersenyum kecil dan membalas tatapan pria di hadapannya.

"Thanks...?"

Jeno tersadar setelah beberapa saat tenggelam dalam dunianya. "Ah, Lee Jeno!" Lucy mengangguk kecil. "Lucy!"

"Lu~cy? Gue udah kenal lo siapa ko." Tutur Jeno, membuat Lucy menatap penuh padanya.

"Gue kating lo di kampus. Tapi lo ga bakal tau gue sih, soalnya gue cuti cukup lama." Jelasnya.

Kini Lucy memutuskan pandangan mereka dan menoleh ke arah lain, "Sekali lagi, terima kasih udah nyelamatin gue dari situasi tadi."

Jeno tersenyum juga sedikit terkekeh pelan. "Ternyata, lo ngga se-dingin seperti yang orang lain omongin,"

"Ehm sorry, karena lo emang cukup sering jadi perbincangan di fk gue. Dalam hal baik lho, ya." Jelas Jeno lagi karena tak ingin wanita itu salah paham.

Lucy mengangguk menanggapinya dan mereka melanjutkan obrolan. "Jadi, lo senior gue di kampus? Manggilnya kak,"

"Panggil nama aja!" Tukas Jeno.

"Tadi lo mention kata cuti, boleh tau karena apa?" Tanya Lucy.

Jeno mengedikkan bahunya, lalu bersandar pada kursi yang ia duduki. "Can I say, due to an unintentional accident?" Balasnya dengan mengerahkan seluruh pandangannya pada Lucy.

"Sorry to hear that."

"Mau pesan apa?" Jeno terduduk tegap kembali.

"Kayanya ga perlu, Jeno. Gue ga bisa lama."

"Lo mau pergi? Perlu diantar?"

"Thank you. Tapi ga apa-apa, gue sendiri aja." Lucy berdiri setelah berpamitan, dan mulai meninggalkan cafe tersebut.

"You're confusing me." Lee Jeno.

Sudah pukul 9 malam, Lucy tengah berjalan santai untuk pulang, itu juga karena jarak dirinya sudah dekat dengan rumah.

Suara ribut dari mesin kenalpot motor terdengar beradu saling bersahutan dari jarak yang cukup jauh dan suaranya itu kini terasa semakin mendekat di pendengarannya. Lucy menoleh saat merasa suara bising itu seperti mendatanginya dari belakang.

"Aaaaaaa ... " Lucy terhempas sampai terduduk sambil menutup telinga dan matanya saat kedua motor besar itu mendekat dan menyerempet dirinya.

Tak berselang lama sebuah mobil hitam juga melaju kencang seperti ingin menghampiri tubuhnya, Lucy hanya terdiam menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

My Little Sister S2 || Haruto TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang