0.4

4.6K 548 172
                                    

Disebuah mansion mewah milik Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disebuah mansion mewah milik Jihoon.

Haruto yang tengah terduduk sejak beberapa jam lalu itu hanya berdiam diri sambil terus memutar-mutar gelasnya yang berisikan cairan soda. Niat hati, ia dengan Seojoon ingin menyambut kedatangan si pemilik mansion yang akhirnya kembali juga.

Dirinya masih terpikirkan akan sosok perempuan yang saat siang tadi memperkenalkan dirinya secara gamblang sebagai Lucy.

Flashback on.

Lunar Corporation.

Dengan tubuh yang masih berkeringat dingin, Haruto mulai membuka mulutnya untuk berbicara kepada Lucy yang kini tepat berhadapan dengannya. Sementara Lucy nampak tenang dan hanya acuh melihat reaksi aneh dari lelaki yang tak lain adalah bos-nya itu.

Karena tadi sudah dilakukan interview oleh asistennya, jadi saat ini tugas Haruto hanyalah memberitahukan posisi dan hal apa saja yang harus dilakukannya.

"Ehm ... Untuk kamu Luna. Ah maaf, maksud saya LU-CY." Ucapnya dengan susah payah. Percayalah ini masih sangat sulit diterima olehnya. Sebuah ekstensi yang sangat nyata telah terpampang di pelupuk matanya tapi dengan nama juga pribadi yang berbeda.

Lucy tetap tak bergeming, ia hanya menatap datar lelaki itu dan mendengarkan penuturan yang diucapkan setelahnya.

"Kamu ... Akan saya tempatkan untuk menjadi sekertaris sementara."

Penjelasanya itu sedikit membuat Lucy bingung.

"Bukankah itu akan melenceng dari jurusan saya, Pak?" Jawabnya dengan nada datar juga terkesan dingin. Bukan nada penolakan atau bantahan yang ia lontarkan.

"Oh itu .. karena perusahaan ini masih terbilang baru, dan kami juga belum bisa menemukan orang yang tepat untuk diposisi tersebut. Saya juga sudah menyebutkan sebelumnya bahwa itu hanya posisi sementara." Jelas Haruto.

Ya ... Lucy adalah orang yang malas jika harus mempermasalahkan suatu hal, oleh karenanya ia hanya mengangguk tak ingin memperpanjangnya.

"Setelah ini Sharon akan membimbing kamu untuk mempelajari hal-hal dasar yang harus kamu pahami." Ujar Haruto lagi dengan mata yang masih menatap lekat-lekat perempuan muda dihadapannya.

"Baik." Lucy menjawab singkat dan memutuskan kontak mata mereka.

Setelah melakukan tugasnya, dan juga Lucy yang sudah meninggalkan ruangan tersebut, Haruto cepat-cepat menarik nafasnya dalam-dalam sambil mengendurkan dasinya yang seakan mencekik, juga ia melepas satu kancing bagian atas kemeja hitam yang dikenakannya.

Perasaannya sungguh tidak dapat diungkapkan. Seolah ada yang membangkitkan dirinya, rasanya seperti akhir halaman dari sebuah cerita yang sudah tamat itu diusung kembali, tapi entah untuk memulai lembaran baru atau meneruskan kisah didalamnya yang belum usai. Ingin sekali rasanya ia meraih gadis itu dan membawanya menghambur dalam dekapan lalu berteriak sekencang mungkin mengatakan jika dirinya sangat rindu.

My Little Sister S2 || Haruto TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang