16 (a) | Sixteen

56.1K 647 2
                                    

Vella tidak bisa berhenti untuk berdoa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vella tidak bisa berhenti untuk berdoa. Vella takut jika sewaktu-waktu Thomas berhasil mengejarnya. Bagaimanapun juga, Vella sempat melihat luapan emosi di mata lelaki itu.

Thomas marah dan jujur saja, Vella takut dengan akibat yang ditimbulkan atas kemarahan lelaki itu.

"Nona sudah aman." kata sang supir sambil memandangi wajah pucat Vella dari kaca spion.

Vella membalas tatapan pria paruh baya itu dengan perasaan yang masih diliputi rasa cemas.

"Sebentar lagi kita sampai, Nona."

Apa yang dikatakan supir itu benar. Saat Vella menoleh keluar jendela, dia terkejut mendapati mobil yang dia tumpangi tiba-tiba melaju semakin pelan. Vella akhirnya bisa tersenyum lega saat mobilnya sampai di depan rumahnya.

Terima kasih, Tuhan! Vella benar-benar bersyukur dan tidak percaya bahwa dia telah sampai di rumahnya dengan selamat.

Vella buru-buru keluar dari dalam mobil. Lalu berlari menghampiri Albert, pelayan yang bertugas menjaga rumah agar segera membayar tagihan taksinya.

"Nona?" Albert terkejut dengan penampilan Vella.

Tiga hari disekap oleh Thomas seperti satu tahun untuk Vella.

"Kunci semua pintu! Jangan biarkan siapapun masuk rumah ini! Tidak ada yang boleh, kecuali aku sendiri yang membolehkannya masuk!" Vella memberikan perintah absolutnya kepada Albert.

"Ba ... baik, Nona." Albert menganggukkan kepalanya dengan sedikit tergagap karena baru kali ini melihat Vella seperti itu.

Setelah puas dengan jawaban Albert, Vella berlari ke dalam dengan perasaan yang masih diliputi rasa takut.

"Ibu!" Saat berhasil memasuki ruang tamu, Vella berteriak memanggil ibunya.

Vella mengedarkan pandangannya ke sekeliling sampai pelayan rumah tangganya, Maya keluar dari dalam dapur.

"Nona Vella? Nona sudah pulang?" Tanya Maya sambil berlari kecil menghampiri Vella.

"Ibu ada dimana?!" Vella mengabaikan kekhawatiran Maya dengan terus mencari keberadaan ibunya.

"Nyonya Sarah dan Tuan Besar ada di ruang kerja." Maya menjawab pertanyaan Vella dengan pasti.

"Ayah sudah pulang?!" Vella benar-benar bersyukur karena kedua orang tuanya berada dekat dengannya.

Mengabaikan tanda tanya besar di wajah Maya, Vella kembali berlari menuju ke ruang kerja ayahnya. Baru saja akan meraih gagang pintu, tiba-tiba lengannya ditahan oleh seseorang.

Vella menoleh. Rona ceria di pipinya telah pudar menjadi pucat. Senyumnya hilang bersamaan dengan dilihatnya sosok yang telah menghalangi langkahnya adalah orang yang sama yang menjadi penyebab utama dari seluruh penderitaannya selama ini.

Vella yang sempat ingin mengeluarkan teriakannya tiba-tiba dibungkam dan diseret menjauhi pintu.

MY SEXY VELLA (24+) : ROMANSA GELAP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang