14 (b) | Fourteen (21+)

98.9K 724 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thomas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thomas ... janganhhh ... arghhhh!" Vella yang terus mengucapakan permohonannya tiba-tiba mengeluarkan jeritannya yang begitu menyiksa.

"Aahh .... Thomasshh ... janganhh!" Vella kembali memohon dengan air mata berlinang. Kedua tangannya bahkan turut menggenggam tangan Thomas, memintanya untuk segera mencabut jari-jarinya yang tengah bermain di dalam kewanitaannya.

Vella belum terbiasa dengan permainan Thomas yang kasar, "Thomasshh ..."

"Kenapa kau menangis, Sayang?" Thomas mengabaikan pemintaan Vella dengan senyum sinis. Dilihatnya wajah Vella yang memerah dan dipenuhi air mata. Matanya bengkak. Lalu diciumnya bibir Vella yang tiada henti mengeluarkan tangis tergugu itu dengan intim.

Thomas menekan bibirnya dan memaksa Vella untuk ikut membalas ciumannya.

"Balas ciumanku."

Thomas menuntun bibir Vella dengan melilitkan lidahnya semakin dalam. Lalu dicabutnya jari-jemarinya dari kemaluan Vella, dan beralih dengan mengusap lembut rambut Vella.

Thomas memperdalam ciumannya dan lagi-lagi ini menjadi yang pertama kali bagi Thomas melakukannya dengan lembut, sementara bagi Vella, Thomas adalah yang pertama untuknya. Pertama untuk segalanya.

"Thomas ..."

Thomas baru melepaskan ciumannya setelah Vella benar-benar berhenti menangis. Dihapusnya jejak tangis di pipi Vella dengan kedua ibu jarinya. Setelah itu barulah Thomas meraih pergelangan tangan Vella, dan menarik tubuhnya agar kembali duduk.

"Kau seharusnya senang bisa tinggal di rumah ini denganku." Ucap Thomas dengan kepercayaan diri penuh. Tangannya bahkan tak luput merapikan rambut Vella yang sedikit berantakan dan bagian lain pada tubuh Vella yang sensitif.

"Aku mau pulang. Pulang!" Vella menepis tangan Thomas dan kembali merengek.

Vella ingin menangis lagi jika mengingat ibunya. Vella merindukan sosok lembut yang selalu memanjakannya. Vella tidak pernah diperlakukan rendah seperti yang Thomas lakukan kepadanya.

MY SEXY VELLA (24+) : ROMANSA GELAP | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang