Figuran? 03

29 13 7
                                    

Hamparan rumput hijau sangat cantik di taman yang di penuhi dengan pohon-pohon dan bunga-bunga cantik. Burung bersiul dan berterbangan dengan bebas. Dua gadis duduk bersebelahan dengan dress putih bermotif yang sama. Mereka menikmati ketenangan, keindahan, dan sepoi-sepoi angin yang begitu sejuk menerpa wajah mereka masing-masing.

"Siapa kamu?"

"Gue Ameerta."

"Ameerta Bridgeka." Perempuan berambut panjang dengan potongan layer bercampur dengan poni yang membuatnya terlihat sangat cantik. Dress putih bercorak bunga menambah kesan feminim dalam dirinya.

"Daritadi aku masih belum ngerti. Tolong, jelasin ke aku, Ameerta?"

"Baiklah."

"Gue Ameerta Bridgeka, dan lo Ameerta Zulvanca."

"Lo bisa mikir kalau lo pindah dimensi karena lo pasti menyangka ini seperti dunia novel, tapi ini bukan. Ini nyata."

"Gue terlalu cape sama dunia, jujur dengan adanya pertukaran ini gue seneng. Gue bisa hidup bebas menjadi lo, sementara."

"Maksudnya?"

"Ini takdir, Ameerta. Kita mengalami perpindahan jiwa. Bedanya, sekarang raga lo lagi diambang kematian, karena kecelakaan itu. Dan gue yang akan menggantikan raga lo dengan jiwa gue."

"Begitupun sebaliknya, lo yang akan menggantikan raga gue dengan jiwa lo. Gue cape, dan ini yang gue harapkan. Seengaknya kita sama-sama belum mati, dan bisa jalanin kehidupan lain yang ga akan bisa semua orang coba."

"Jadi aku harus apa?"

"Berlaku seperti gue. Gue tau lo ga sepolos itu. Ameerta, kita itu kembar, gue ngerti lo banget."

"Hah?"

"Cek nakas sebelah tempat tidur, sebelah kanan, urutan kedua dari bawah. Baca semua yang ada di kotak itu."

Setelah itu, semuanya gelap.

*****
Ameerta terkaget. Ia bangun dengan nafas yang tersenggal-senggal. Matanya menangkap ke sekeliling. Ia menghela nafasnya lega.

Sudah 2 hari lamanya Ameerta bagaikan patung tak bernyawa di dalam raga yang baru saja ia kenali ini. Raga dengan nama yang sama sepertinya.

Ia yang tiba-tiba terbangun dengan infus rumah sakit di tangannya, dan dokter bilang, ia hanya mengalami shock ringan akibat kejadian tenggelam sehari setelah Ameerta kembali dari Aussie.

Tapi sejauh ini, Ameerta belum mendapati informasi apapun yang menjadi tujuannya memasuki raga Ameerta. Seakan teringat sesuatu, Ameerta mengambil ponsel yang berada di sebelahnya dan mengetikkan sesuatu.

Benar saja. Namanya heboh di media sosial akibat kecelakaan yang hampir menewaskan dirinya. Dan menurut berita, belum ada kondisi yang meyakinkan mengenai dirinya. Ia menghela nafas sedih. Jujur saja, ini kejadian yang tidak ia duga? Benar-benar tidak menduga bahwa akan mengalami hal konyol yang sulit di nalar oleh manusia. 

Kedua bola mata cantik itu melirik ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 15.06 WIB. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi. Tangannya bertumpu pada wastafel dan ia melihat wajahnya di cermin. Rambut panjang ber-layer berwarna cokelat kehitaman, dengan poni curtain bag, wajah dengan rahang tegas, bulu mata lentik, hidungnya mancung, pipinya sedikit berisi di wajah tirusnya, bola mata berwarna coklat, tegas namun manis sekali.

Cukup lama Ameerta memandang dirinya sendiri di tubuh berbeda. "Semoga ini lebih baik."  Ia menyalakan keran air dan mulai membasuh wajahnya. Sentuhan air dingin menusuk masuk kedalam kulit Ameerta, segar rasanya. 

Figuran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang