Baca cepat di Karyakarsa ya, link ada di bio
Selamat Membaca
"Fi, bisa, kan temeni aku shopping?" Pinta Keira saat mereka tengah terhubung melalui panggilan telepon. Keira yang suntuk memilih untuk menghabiskan waktu ke mall, apalagi Bagas sejak pagi sudah pergi. Izinnya ingin menemani Lala berenang. Keira tidak keberatan, bahkan ia mengizinkannya dengan senang hati.
"Mau ikut?" Tawar Bagas setelah mereka sarapan bersama.
"Enggak."
"Mau nitip apa?" Keira menatap Bagas dan menggeleng, ia tidak ada keinginan apapun dan pastinya Bagas akan menghabiskan waktu yang lama bersama anaknya. "Yaudah aku pergi."
Dan setelah kejadian itu Keira dirundung rasa bosan. "Iya, tapi sebentar ya. Soalnya aku mau main sama Malik." Keira tersenyum mengangguk, tidak apa-apa jika sebentar yang penting jiwa bosannya bisa dialihkan.
Sekarang disinilah mereka berada, dimana Keira kegirangan saat mencium aroma khas mall, apalagi dari depan sudah banyak promo yang menarik.
"Aku mau menghabiskan uangnya Bagas. Biar dia tahu rasa." Keira tersenyum cerah dengan memamerkan beberapa kartu yang diberikan Bagas. Sejak menikah memang Bagas memberikan beberapa kartu, ada yang debit, ada yang kredit. Dimana kartu debitnya selalu diisi dengan nominal yang cukup besar.
"Jangan gitu ah, Kei. Itu namanya boros." Nasihat Alfi, bagaimanapun mencari uang di zaman sekarang sangatlah susah masa harus dihamburkan di jalan yang salah. "Nggak papa, kamu boleh ambil yang kamu mau. Aku lebih ridho uang ini kita habiskan dari pada dihabiskan oleh selingkuhannya."
Alfi tak bergeming, sedikit banyak Keira sudah bercerita akan kisahnya. Dimana Alfi menangkap jika masalah ini tak semuanya salah Bagas.
"Kei... Bagaskan nggak selingkuh." Alfi harus bisa menyadarkan ibu hamil satu ini agar tidak mengikuti egonya. "Nggak selingkuh tapi punya anak. Ya sama aja."
"Beda dong."
"Sama, intinya Bagas salah telah melakukan sex bebas. Apalagi membuahkan hasil." Jawab Keira lugas, ia berjalan meninggalkan Alfi menuju bagian baju. Keira berpikir tak salah ia berbelanja baju, apalagi beberapa bulan ke depan pasti perutnya membesar dan itu pasti membutuhkan baju baru.
Keira memilih beberapa tunik yang bisa ia kenakan, tak lupa ia juga memilih baju santai untuk di rumah. "Nggak salah kamu beli ini semua, Kei?" Alfi menatap tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Keira membawa dua tas belanjaan yang berisi keperluan hamilnya.
"Yoi, aku sudah beli perlengkapan buat beberapa bulan ke depan. Persiapan." Keira menatap ke arah Alfi yang tengah membawa dua potong baju. "Beli itu semua?"
Alfi menggeleng, ia masih bingung harus membeli yang mana diantara dua baju ini. Apalagi harganya yang bisa terbilang mahal. "Bingung aku, menurutmu mana yang bagus?"
Alfi memperlihatkan bajunya satu per satu dan Keira yang akan memilih. "Semuanya bagus."
"Kei, satu Kei."
Keira bingung, ia merasa semuanya bagus dan cocok untuk Alfi. "Yaudah beli semuanya, kan aku yang bayar." Ucap Keira santai.
Alfi jelas menolak ucapan Keira. "Nggak, aku maunya satu aja."
"Yaudah tinggal pilih." Keira yang cuek memilih untuk berjalan ke arah pakaian dalam wanita, mungkin ukuran payudaranya akan meningkat seiring kehamilannya jadi ia membutuhkan pakaian dalam lagi.
***
Setelah menikah Bagas hanya ingin fokus ke pekerjaan dan rumah tangganya. Dimana Bagas tidak ada sedikitpun niat untuk berkhianat, sungguh. Hubungannya dengan sang mantan juga sudah ia selesaikan baik-baik. Tidak ada drama yang berkepanjangan, karena mereka memutuskan hubungan baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Itu ✔ (Tamat di Karyakarsa)
Ficção Geral"Nggak ada perempuan yang baik yang mau sama pasangan orang!" Teriak Keira menatap sengit ke arah Bagas. "Kei!" Teriak Bagas membalas teriakan Keira. Disini Bagas yang salah, bukan perempuan kecil yang tengah ia gandeng bahkan perempuan kecil itu s...