tiga

8.8K 272 6
                                    

"Dek, mau ikut keluar gak?" Tanya Hiero yang sudah berdiri bersandar di pintu kamar Helena.

"Emang mau kemana, Bang?" Helena masih mengacuhkan Hiero, ia fokus pada layar laptop yang menampilkan sebuah drama china.

"Cari reverensi buku buat ujian masuk universitas, nanti gue traktir makan kalo lo mau ikut." Hiero mengeluarkan senjata mujarabnya agar Helena mau ikut keluar menemaninya."

"Gitu, kek, dari tadi. Helena ganti baju dulu."

Benar saja, Helena bangun dari sesi rebahannya, lalu pergi menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.

Hiero melangkah menuju ranjang Helena, membereskan laptop dan beberapa camilan yang sudah kosong isinya. Ia membuang sampah tersebut, lalu beralih menuju meja belajar Helena untuk meletakkan laptop saudarinya. Hiero duduk bersandar pada kursi berjalan, ia meneliti meja belajar Helena. Apa ada barang yang sudah habis dan perlu dibeli oleh saudarinya.

Saudara kembar Helena itu memang seperti Naraka, tanpa menunggu Helena meminta pria muda itu akan membelikannya, mengisi / membelikan barang yang kosong dan diperlukan Helena sudah sering Hiero lakukan.

Helena menuju meja rias untuk mengaplikasikan make up tipis tak lupa ia harus memakai sun screen demi menjaga kulitnya tetap sehat dan terawat. Semprotan minyak ke tubuhnya, meraih sling bag kemudian menghampiri Hiero.

"Ayo, cus berangkat."

Hiero menatao tampilan Helena, kemudian mengangguk setuju, lalu ia pergi keluar diikuti oleh Helena.

Keduanya memasuki mobil, lalu melajukan kendaraan tersebut meninggalkan lingkungan rumah.

"Bang,"

"Hmm."

"Kalo Helena punya pacar, Bang Hiero bakal marah gak?" Helena melempar pertanyaan random ingin melihat reaksi Hiero.

"Tergantung,"

"Tergantung siapa yang bisa jagain lo nanti. Lagian masih bayi gak usah mikirun cowok, Abang udah lebih dari cukup dan segalanya buat lo." Hiero menegaskan kalimatnya. Dirinya sudah lebih dari cukup dan sisa banyak untuk Helena. Kenapa saudarinya harus mencari pria lain jika ia sudah cukup untuk menjaga Helena. Lagipula Naraka, pria yang menjadi papa mereka pasti tak setuju jika anak gadisnya memiliki kekasih.

"Tsk, beda Bang! Helena juga mau lovey-lovey kayak orang-orang. Lagian kalo Bang Hiero punya pacar pasti sibuk sama ceweknya, mana sempat perhatian sama Helena." Helena tak terima dengan larangan Hiero. Hey, ia juga ingin merasakan jatuh cinta di masa putih abu-abu.

"Kenapa enggak sempat, lagian Abang belum ada niatan cari cewek? Udah ayo keluar kita udah sampai." Hiero keluar lebih dulu, menunggu Helena yang masih ribet dengan tampilannya.

Helena menyusuk keluar Hiero, keduanya memasuki mall untuk membeli keperluan Hiero. Memasuki toko buku, Helena memilih berbelok ke rak novel, daripada ia menunggu Hiero di rak buku pelajaran yang membuatnya pusing.

Helena melihat jajaran rak best seller, ia menatap sebuah buku dengan tema reinkarnasi. Cerita dengan tema perpindahan jiwa atau sejenisnya memang sedang ramai dipasaran. Lalu meraih rak paling atas, ia tertarik dengan sampulnya yang berwarna cream, sial kenapa tangannya tak sampai sama sekali.

Hingga sebuah tangan mendahuluinya, Helena berbalik dan menemukan tubuh tegap Regan tengah mengangkat novel yang ia tuju.

"Nih, buat lo. Kasian mana gak sampai rak atas." Kekeh Regan memberi novel yang Helena mau tadi.

"Kalo gak ikhlas gak usah bantuin!"

"Ikhlas kok, kenapa pake gak ikhlas segala. Btw lo sendirian?" Tanya Regan.

The H Twins (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang