lima

7.1K 214 8
                                    

Helena dan Hiero memasuki rumah dan sudah menemukan dua koper besar, yang bisa di tebak itu adalah milik kedua orang tuanya.

"Loh, Mama sama Papa mau kemana?" Tanya Helena saat melihat Linka yang berjalan kesana kemari sejak tadi.

"Papa sama Mama harus mengunjungi Kakek dan Nenek sekaligus buat handle cabang yang ada di sana." Naraka menghampiri kedua putra dan putrinya.

"Lama?" Tanya Hiero.

"Dua bulan paling cepat."

"Lama banget, nanti kalo Helena kangen gimana?" Helena mendekat kearah Naraka dan memeluk Papanya.

Naraka mengusap surai Helena dengan penuh kasih, malaikat kecilnya setelah Linka dan cinta keduanya.

"Nanti kita bisa video call, kamu gak perlu risau. Lagian ada abang di sini buat jagain kamu." Naraka mencoba memberi pengertian pada putrinya.

"Kenapa Mama harus ikut? Biasanya Papa juga sendiri perginya." Keluh Helena, meski ia dan Linka sering ribut, ia tetap menyayangi Mamanya itu.

"Kenapa? Kamu takut kangen sama omelan Mama?" Linka ikut mengusap kepala Helena. Putri kecilnya yang sekarang sudah beranjak besar. Putri kecilnya yang selalu menjadi bahan overthinkingnya karna takut Helena salah pergaulan.

"Mama, ih. Helena gak kangen sama omelan Mama, ya! Helena kangen sama masakan Mama nanti." Helena menyangkal ejekan Mamanya.

"Bilang aja kamu emang anak Mama yang paling manja, gak usah gengsi." Linka tertawa melihat putrinya yang sekarang sudah merah dan sebentar lagi pasti akan merajuk.

"Udah merah telinganya, tuh, Mah." Hiero ikut mengompori.

"Abang!" Helena melepas pelukan Naraka dan berlari kearah Hiero, ia ingin memukul kembarannya itu. Terjadilah insiden kejar-kejaran di ruang tamu.

Linka melangkah mendekati Naraka, pria itu yang mengerti menarik istrinya mendekap hangat bahu cinta pertamanya. Keduanya menatap anak kembar mereka yang tengah berkejar-kejaran.

"Kita pasti merindukan suara berisik mereka." Gumam Linka.

"Mereka emang ngeselin tapi kita tetap menyayangi mereka." Balas Naraka.

***

Ruang tunggu bandara, keluarga kecil itu tengah mengantar orang tuanya untuk bertolak pergi jauh.

"Kalian harus jaga diri dengan baik, jangan sampai telat makan, jangan sampai teledor, kalau ada apa-apa segera hubungi Mama/Papa. Abang juga jaga Helena dengan baik. Jaga kesehatan kalian, Mama menyayangi kalian." Linka memberi pesan pada kedua putra putrinya. Setelah itu memeluk dan mencium dahi keduanya.

"Baik, Mah. Tenang aja, Hiero pasti jagain Helena."

"Jaga diri, Papa gak mau denger kalian kenapa-kenapa. Terutama kamu Helena," pesan Naraka, laku memeluk keduanya.

"Kalau udah sampai jangan lupa telpon Helena. Helena bakal kangen Papa sama Mama." Helena sudah berkaca-kaca, ia ingin menangi sekarang.

Linka yang melihat mata putrinya memerah, tangannya terulur menarik putrinya dalam pelukannya sekali lagi.

"Jangan nangis, Mama gak suka lihat kamu nangis. Jaga diri, ya. Mama sayang banget sama kamu."

"Maa..." Suara Helena sudah parau mencoba menahan tangis.

"Hei, Papa sama Mama gak akan lama. Jadi jangan sedih, kita bakal sering-sering telfon kalian." Linka kembali memberi ketenangan.

The H Twins (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang