8 - You'll Left Me, Won't You?

401 45 2
                                    

Good news. Aku selesai nulis cerita ini sampai end~ sekarang kalian ada kepastian kalau cerita ini bklan slesai dan ga hiatus ❤❤ stan zb1 smuaa

Congrats on the second win 😭😭❤

Sampe nangis td soalnya khawatir ga menang huhu TT

Ah iya, happy reading all~~
.
.
.
.
.
.
.
.
Pukul 22.45

Malam sudah tiba dan kini grusak-grusuk di area koridor dapat terdengar. Pada akhirnya, mereka berdua telah pulang ke area asrama. Lebih tepatnya menunu ke kamar yang lebih tua.

"Maaf hyung sampai malam begini," Bisiknya tidak berani mengeraskan suaranya di tengah sunyinya koridor malam.

Zhang Hao menggelengkan kepalanya, "Gwenchana.. Hyung pernah pulang jauh lebih larut lagi gara-gara organisasi hahahaha," jawabnya seakan hal itu adalah wajar.

Sang lawan bicara terdiam dan lanjut berjalan hingga sampai ke depan kamar yang mereka tuju.

Mereka pun bertukar ucapan terima kasih karena telah menemani satu sama lain, makan, hingga membelikan kado bersama-sama.

"Jiwoong hyung masih bangun ga?" tanya Hanbin sambil memperhatikan Zhang Hao yang sedang memasukkan pin ruangan mereka. Eh sejak kapan kamarnya berubah menjadi pin?

"Hyung meng-install smart door lock?"

Zhang Hao menganggukkan kepalanya. Justru karena kunci kamar mereka hanya satu yang membuat mereka pada akhirnya meng-install smart door lock...

"Aku sering sekali pulang malam, sehingga terkadang harus menganggu tidur Jiwoong untuk membukakan ku pintu. Jadi akhirnya kita urunan membeli smart door lock demi kesejahteraan bersama."

Meski.. Jiwoong tidak keberatan untuk membukakannya pintu, Zhang Hao tetap merasa tidak enak. Itu mengapa ia bersikeras untuk memasangnya. Hingga keinginannya berhasil dikabulkan belakangan ini.

"0710" bisiknya tetiba.

"Ne?"

Muka Zhang Hao memanas dan lekas menunjuk-nunjuk ganggang pintunya. Password nya Hanbin-ah, yang peka dongggg~

"Barang kali Hanbin mau berkunjung tapi kita lagi mendengarkan musik dan tidak sadar kalau ada yang ketuk pintu.." jelasnya pelan seraya memilin ujung sweaternya.

Dikira Hanbin tidak paham, ia pun berbalik badan dan mendapati dirinya telah didekap oleh yang lebih muda. Kehangatan itu menjalar ke seluruh tubuhnya dan membuatnya tertegun. Tidak dapat bergerak, tidak dapat berpikir, dan tidak dapat memroses apa yang sedang terjadi...

Ah.. Otaknya ngelag lagi.. Selamat Hanbin, kau berhasil membuat si genius ini unresponding.

Zhang Hao menyukainya. Meski ia telah mengenakan sweater yang cukup tebal, kehangatan yang dihasilkan sweaternya tetap kalah dengan pelukan dari Hanbin. Ia rasa, ia dapat tertidur kapan pun dan di mana pun kalau berada di dekapannya. Tidak peduli ketika ia sedang bekerja atau tidak, ia rasa kalau pelukannya seperti sihir baginya untuk tertidur. 

Aku menyukai mu Hanbin-ah..

Sangat..


[ My Other Half ]


Cklek..

Pintu sudah tertutup rapat setelah ia memastikan Hanbin pergi dari koridor lantai kamarnya. Melepas sweaternya, menampilkan kaos berwarna putih yang selalu ia gunakan sebagai dalaman. Digunakan juga supaya jaga-jaga jikalau ia kepanasan, ia dapat langsung mencopot sweaternya tanpa harus menunjukkan tubuhnya. 

My Other Half [HAOBIN/ BINHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang