12 - Distance

312 34 0
                                    

Malam itu, ia tidak bisa tidur karena jujur.. Firasatnya tidak enak.

"Kenapa Hanbin belum pulang ya?"

Ia merogoh ponselnya dan mengontak Hanbin bingung. Sebab.. Hanbin mengatakan kalau ia tidak keluar terlalu lama dan akan langsung pulang setelah menemani adiknya ke rumah Gunwook. Lah sekarang?

Feeling uneasy about the situation. Ia memutuskan untuk mencari angin di luar.

Ia mengambil mantel tebalnya dan berjalan keluar dari kamarnya, memasuki lift untuk turun, hingga ia sampai ke lantai dasar.

"Eh Matthew? Sudah malam, ga tidur?" tanya seorang pria paruh baya yang tengah bertugas untuk menjaga koridor saat itu. Matthew hanya tersenyum kepada dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Kalau dia bisa tidur, ia tidak akan memutuskan untuk keluar dan jalan-jalan menikmati suasana malam.

Kondisi di sana malam itu sangatlah sepi. Tidak seperti hari-hari sebelumnya di mana masih terdengar suara kendaraan berlalu lalang meski samar. Bahkan saking sepinya, Matthew dapat mendengar deru nafasnya sendiri.

Mendongakkan kepalanya setelah keluar dari gedung asrama. Ia mendapati langit yang hitam. Tidak nampak pula bulan yang biasanya menyinari langit setiap malam.

Bahkan, ia merasa ia dapat melihat sekumpulan kabut tebal yang sekiranya menutupi langit di malam itu saking gelapnya. Beruntung masih ada beberapa penerangan di seisi kiri dan kanan jalan. Ia menjadi tidak takut dengan kegelapan ini.

Berjalan menyusuri taman, ia pun mendudukkan dirinya di bangku kayu yang sepi di pinggir taman. Menarik nafasnya dalam-dalam, merasakan angin yang dingin itu masuk menusuk paru-parunya. Membuatnya merasa kalau seluruh tubuhnya tetiba terserang oleh sejuk yang menyengat.

Tersentak dengan betapa mengigilnya malam itu--meski di tengah musim panas--ia hanya terkekeh dan menetralkan nafasnya. Sebelum.. Ia merasa kalau ia mendengar suara, bukan mobil seperti dugaannya, tapi mirip seperti teriakan, samar jauh di balik gedung.

Apakah itu suara manusia? Atau yang lainnya?

Bulu kuduknya berdiri ngeri. Menatap ke arah belakang gedung dengan saksama. Menyipitkan matanya hingga setipis garis. Setakut-takutnya dirinya, ia masih kepo mengenai apa yang terjadi di belakang sana. Karena jujur, setelah dipikir-pikir, teriakan itu terdengar seperti suara orang yang ia kenal.

Akhirnya, setelah mengumpulkan segala tekad, kekuatan, dan keberanian, Matthew memutuskan untuk berlarian kecil menyusuri taman itu guna memperhatikan lebih jelas apa yang terjadi di balik sana.

Akibat lari yang cukup cepat dan sunyi karena tidak ingin menciptakan bising. Matthew mendapati dirinya sedikit kewalahan, sehingga matanya mencari pohon terdekat dan lekas menyenderkan badannya untuk menetralkan diri, hitung-hitung sekalian menyiapkan mental terhadap apa yang akan ia saksi kan. Meski begitu, ia masih bisa mendengar suara misterius itu dengan jelas. Loud and clear.

Itu Hao hyung dan Hanbin!

Menguping segala pembicaraan mereka yang.. sangat privat.

Tapi karena tempatnya berdiri merupakan satu-satunya posisi terdekat sebelum ketahuan oleh dua insan yang sedang beradu di sana, Matthew menjadi tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan di belakang sana. Tapi satu hal yang ia tahu. Saat ini. Hanbin dan Zhang Hao tengah berargumen. Dan argumen tersebut adalah argumen pertama sekaligus terparah yang bisa terjadi di antara mereka berdua.

Tidak tahan untuk lanjut mendengarkan pembicaraan mereka. Matthew memutuskan untuk berlari menjauhi lokasi. Ia berlari kacau dan lekas kembali ke dalam kamarnya.

My Other Half [HAOBIN/ BINHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang